Malam menanti senja, rembulan menanti redupnya cahaya sang fajar, dan yang dinanti oleh namja ini ialah pelukan hangat sang istri yang akan siap menyambutnya dengan rantangan tangan yang begitu lebar.
Tak hentinya mengulum senyuman entah apa yang ada mengisi kepalanya, kekehan kecil sesekali lepas dari bibirnya.
Mata yang terfokus pada jalanan kini beralih tatap ketika melihat lambaian tangan dari sang malaikat kecil yang kini tengah bersorak akan kehadirannya yang mendekat dengan mobilnya. Malaikat kecil yang begitu lucu dan mirip dengan sang istri dan dirinya, namja ini mencubit kecil pipi gembil yang mirip bulatan salju yang menggumpal.
"Kita jemput Eomma kerumah nee, katakaan seperti yang Appa minta pada kalian. Arraseo uri Cheonsa?"
"Arraseo appa!!"
Tersenyum dengan hati yang begitu berbunga bunga, ia melanjutkan perjalanannya menuju ke tempat sang istri kini tengah berada.
"Shin Hami, aku akan membuat wajahmu merah seperti tomat. Lihat saja".
——StartLine——
"Kalian semua sama sekali tidak berubah, tetap cerah seperti dulu". Ucapnya membungkuk untuk menyamakan tingginya pada sebatang bunga matahari yang tumbuh tak setinggi bunga yang lain.
"Apa dulu kau bertemu dengan ku hum? Apa kau pernah melihat diriku yang begitu gelap dan hancur dari jendela rumah sakit? Kau melihatnya dari balik jendela seperti aku melihat mu?" Tanyanya seraya mengusap kelopak muda sang bunga dengan lembut, layaknya dihadapannya kini adalah sesosok anak kecil yang begitu ia kasihi.
Angin sore menghembus, membuat gestur sang bunga seakan akan mengangguk, mengiyakan apa yang telah yeoja ini katakan padanya yang tak bersuara.
"Hihi, kalau begitu kita bertemu lagi".
"Ini aku, Shin Hami yang sudah memiliki keluarga kecil ku yang bahagia. Tidak ada lagi kesedihan dalam hidupku dan kini kau melihatnya bukan?". Ia tersenyum, begitu lega hatinya yang ia rasakan.
Dinginnya angin menerpa tubuhnya yang kini berdiri tegak menghadap pada matahari, melihat bagaimana ia tenggelam mengingatkannya pada sebuah kejadian yang tidan bisa ia lupakan seumur hidup.
"Ah astaga.... Dasar Choi". Hami tertawa gemas dengan ingatannya, tersenyum sendu masih dengan maniknya memandang pada hamparan luas yang ia lihat. Memejamkan mata dan menghirup udara itu khidmat, mengingat apa yang pernah terjadi pada saat itu.
"Choi Beomgyu, kau adalah namja hebat bagiku dan hanya untukku".
"Biarpun aku melupakan wajahmu bahkan namamu, tapi perasaan hati ini memang selalu untuk mu..... sayang... Arraseo, geokjonghajima nde??.... jika kau mencintaiku bahkan diriku cacat, maka kenapa aku tidak?hehe...." Hami masih bisa tertawa, ia kini tengah menirukan gaya bicara nya ketika Beomgyu pertama kali melamarnya saat suasan fajar seperti saat ini.
"aku akan tetap mencintaimu walau tangan ini tidak memeluk tubuhku, walau kaki ini tidak bisa berdiri dihadapanku, atau bahkan saat matamu tidak lagi bisa melihat wajaku, telingamu tidak dapat mendengar suaraku, mulutmu tidak bisa menyebut namaku...."
........
"aku akan tetap mencintaimu....sayang...."
KAMU SEDANG MEMBACA
StartLine||Choi Beomgyu(최 범규)//TXT(투모로우바이투게다 ) [COMPLETED]✓
FanfictionStartLine ft.Choi Beomgyu "Walau seluruh dunia telah mengutuk, aku tidak akan berhenti karena mencintaimu adalah pilihanku". Shin Hami, seorang yeoja yang bertemu sang Beruangnya ketika malam berdarah itu. Rasa rindu membuat nya kembali terbayang ak...