Kisah ini akan kumulai dari kisah dari perjalanan hidup oyangku yang bernama David Benjamin Soiendoen. Dia seorang anak muda indonesia bagian timur, buyutku itu berasal dari turunan flores dan sabu menetap di kupang. Ditahun 49 dia mengajukan permohonan menjadi brigardir mobil atau brimob yang singkat cerita, dia diterima dan ditugaskan di makasar berselang satu tahun dia dimutasi dibali untuk mengusir gerombolan yang ada di singaraja. Dalam tugas dia ditempatkan di asrama brimob kompi 5124 denpasar. Singkat cerita, bertemulah dia dengan seseorang noni bali keturunan cina yang bernama Tan Tja Lien dengan panggilan Nyoman Manik tanpa terasa mereka menjalin hubungan saling ketertarikan satu sama lain dengan kata lain gayung bersambut, ternyata hubungan mereka terlarang. Karena nyoman mani sudah dijodohkan dengan pemuda tionghoa jakarta yang bernama Witenwi tinggal di palmerah no 15 dan sudah tukar cincin. Ternyata hubungan mereka tidak sampai disitu, hubungan mereka terus berlanjut sehingga diketahui oleh kakak-kakaknya yang mana kakaknya tidak menyetuji termasuk ayahnya dan nyoman mani ini adalah anak paling bungsu dari tujuh bersaudara. Waktu segera berlalu David tetap memperjuangkan cintanya sehingga dia mengirim surat untuk pujaan hatinya dengan cara layang-layang dari asrama sampai kerumah nyoman mani. Layang-layang itu sengaja diputuskan sampai kerumah nyoman mani, banyak pemuda yang mengejar layang-layang itu termasuk teman daripada David. Setelah layangan itu jatuh persis dibawah jendela kamar tidur nyoman manik ternyata layangan itu disisipkan sebuah surat memang sengaja dibuat. Maka teman daripada david mengetuk jendela kamar nyoman manik dan nyoman manik yang membuka jendelanya. surat itu dibuat dengan tinta darah yang berasal dari darah david itu sendiri. Mengapa bisa? Karena pada jaman itu belum ada bolpoint seperti yang kini kita pakai, hanya punya mata pena. Isi suratnya mengatakan “saya akan perjuangkan kamu sampai mati untuk mencintaimu, saya orang timor berkulit hitam, tidak akan pernah menyerah untuk mendapatkan kamu yang tercinta”. Reaksi nyoman manik setelah membaca surat itu gemetaran karena memcium bau amis ternyata tintanya dari darah david. Nyoman manik terdiam duduk disisi tempat tidurnya dan datang kakak-kakaknya merampas surat itu, dikatakan “apa yang kamu mau harapkan dari pemuda itu? Dia lain dengan kita.” Sejak itu nyoman manik dikurung dan dikunci tidak dapat kemana-mana.