Kini Ia sudah bukan lagi seorang remaja labil yang seenaknya dalam bertindak. Kini semua perbuatannya perlu pertimbangan yang matang dan tanggung jawab yang besar. Sudah cukup menyiksa hukuman yang Ia terima saat ini. Johnny tak masalah jika harus bergelut dengan ARV (Antiretroviral – Obat untuk menghambat pertumbuhan virus HIV) dan secara rutin berkunjung ke rumah sakit untuk check up. Ia tak masalah dengan orang-orang yang memandang aneh kepadanya. Namun, tidak untuk yang satu ini. Johnny menopang kepalanya yang terasa berat dengan kedua tangannya dan terduduk di lantai kamar yang dingin. Dadanya sesak mengingat kejadian beberapa jam yang lalu. Haechan, anak sematang wayangnya bahkan tidak sudi untuk memandang dirinya. Apalagi untuk memanggilnya dengan sebutan "Ayah".
Haechan lagi-lagi pulang dalam keadaan kacau. Johnny sedang duduk di ruang keluarga saat anaknya pulang. Tanpa menyapanya, Haechan bergegas masuk ke dalam kamarnya. Ketika Johnny mencoba mengejar, pintu kamar itu ditutup secara paksa dari dalam, hingga menimbulkan suara yang nyaring. Johnny diam mematung di depan pintu kamar itu. Tak lama, sentuhan lembut memeluk dirinya. Jaehyun memeluk suaminya dengan erat, berusaha menguatkan laki-laki tersayangnya. Sebenarnya, kantung matanya pun tak tahan lagi menahan air mata yang terus memaksa keluar. Tetapi, Ia tak boleh menangis saat ini, "Aku harus kuat!" Ucapnya dalam hati. Ia harus menguatkan hati suaminya yang terlihat kuat, namun sebenarnya sangatlah rapuh. Perlahan Jaehyun menuntun Johnny untuk menenangkan diri di dalam ruangannya.
Setelah mengantar secangkir teh hangat untuk Johnny, Jaehyun menghampiri kamar anak lelaki kesayangannya, sambil membawa sekotak biskuit dan segelas susu hangat. Ketika Ia hendak membuka pintu kamar yang tidak terkunci itu, Ia mendengar suara isakan kecil. Jaehyun berhenti sejenak untuk sekedar menata hatinya.
"Haechanie?" Jaehyun meletakkan nampan yang Ia bawa di atas nakas, kemudian mengusap gundukan selimut yang menutupi tubuh anaknya.
"Haechanie... Kenapa menangis, sayang?" Jaehyun mengusap lembut rambut anaknya. Haechan bangun dari baringannya dengan mata sembab dan langsung memeluk erat tubuh "Didi"-nya. Jaehyun bisa merasakan pundaknya basah oleh air mata anaknya. Ia paham betul, apa yang dirasakan anaknya.
Johnny, suaminya adalah seorang ODHA (Orang yang memiliki HIV/AIDS). Untuk memilih Johnny sebagai pasangan hidupnya, merupakan sebuah keputusan besar penuh konsekuensi dan tanggung jawab sepanjang hidup Jaehyun. Ia bahkan dengan sabar dan telaten merawat Johnny, bersama menjalani rangkaian proses medis supaya tubuhnya tetap terjaga bersih, negatif dari jangkauan virus HIV. Selain itu, untuk mencegah hal terburuk yang mungkin terjadi pada tubuh suaminya, yaitu virus HIV yang berubah menjadi AIDS dan semakin menggerogoti tubuh suaminya.
Sedangkan bagi Jaehyun, Haechan adalah anugrah terindah dari-Nya atas rasa cintanya yang tak ternilai untuk Johnny. Haechan adalah anak biologis Johnny, namun bukan dengan Jaehyun. Lagi pula, Jaehyun tidak mungkin mengadung anak dari Johnny. Walaupun bisa, dampaknya akan lebih buruk karena Jaehyun dan calon bayinya bisa terjangkit virus HIV juga. Haechan adalah anak dari perempuan yang pernah Johnny kencani dalam satu malam. Ia tidak tahu persis siapa perempuan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between The Sun || MarkHyuck NCT
Fanfiction[Complete] Kini Ia sudah bukan lagi seorang remaja labil yang seenaknya dalam bertindak. Kini semua perbuatannya perlu pertimbangan yang matang dan tanggung jawab yang besar. Sudah cukup menyiksa hukuman yang Ia terima saat ini. . Jaehyun tidak aka...