7 : Siap sakit hati

508 92 231
                                    

Siap Sakit Hati

"Sebuah keputusan akan selalu memberikan aksi reaksi layaknya hukum alam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sebuah keputusan akan selalu memberikan aksi reaksi layaknya hukum alam."_Ahmad Radar Rantara.

Backstreet Relationshit•

****

"Kenapa emang? Mau jadi pacar gue?" tanya Bian.

"Emang boleh?"

Bella semakin melotot ke arah Bian. Apa yang ada dipikiran cowok itu sekarang? Bella bersumpah, kalau Bian serius dengan ucapannya, dia akan mendorong Bian ke dalam sumur.

Drtt ... Drt ...

Ponsel Bella berdering singkat menampilkan sebuah pesan masuk. Notifikasi itu membuat hati Bella yang tadinya mendung kini kembali menjadi cerah.

"Mer, nyokap lo chat gue, katanya dia udah nunggu selama sejam di depan pagar," ucap Bella memperlihatkan ponselnya.

Meira langsung panik. Bingung dengan situasi sekarang. Dia tidak bisa meninggalkan Bian karena pertanyaannya tadi terasa nanggung, tapi tidak mungkin juga kalau Meira harus membuat mamanya tambah menunggu lama.

"Udah sana balik aja. Kasian nyokap lo udah nunggu lama," Bella mendorong bahu Meira pelan.

"Tapi—" Meira ragu-ragu menoleh pada Bian. Pertanyaan Bian membuatnya penasaran setengah mati.

"Udah, serahin aja sama gue," jawab Bella menyakinkan.

Meira menunduk lesu. "Yaudah, see you next time, Bian."

Bian ikut melambaikan tangannya sebelum kakinya diinjak dengan ganas oleh Bella.

"Eh, Bian!" Meira kembali berjalan mendekat ke arah mereka berdua dengan senyum malu-malu.

"Boleh tanya satu hal, lagi?" tanya Meira.

Bella menatap mereka secara bergantian. Meira terlihat merona dengan kedua tangan saling menggenggam. Sedangkan Bian, cowok itu menganggukkan kepalanya mempersilakan Meira bertanya.

"Tipe cewek idaman Bian seperti apa? Kepo pengen tahu. Biar aku bisa memantaskan diri. Hehehe ...." Meira terkekeh di akhir kalimatnya. Berdiri menunggu jawaban dari Bian.

"Er ...." Bian masih memikirkan kata-kata yang pas. Matanya melirik sekilas pada Bella yang terlihat syok.

"Gue nggak punya tipe khusus. Yang penting bisa buat gue nyaman itu udah cukup," jawab Bian menggaruk tenguknya.

"Dasar fakboy!" cibir Bella berpaling dari Bian.

Meira sudah kembali berlari meninggalkan mereka berdua.

"Cemburu bilang bos," jawab Bian santai.

"Iya gue cemburu. Terus lo mau apa, hah? Mau ribut sama gue?" Bella tidak jadi pergi. Dia kembali berdiri di hadapan Bian sambil berkacak pinggang.

BiBel Backstreet Relationshit [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang