Merengkuh agama-Nya, adalah sebuah impian. Mimpi-mimpi, yang sejak lama diharapkannya mendapatkan restu orang tua. Maka, ketika seorang Aletta Viandra Melviano telah menggenggam semuanya-- restu dan izin kedua orang tuanya, ia tidak lagi menunda.
Ke...
Merengkuh agama-Nya, adalah sebuah impian. Mimpi-mimpi, yang sejak lama diharapkannya mendapatkan restu orang tua. Maka, ketika seorang Aletta Viandra Melviano telah menggenggam semuanya-- restu dan izin kedua orang tuanya, ia tidak lagi menunda.
Keyakinannya semakin tinggi begitu ia menetap di negeri Matador sana. Tanah Alhambra. Sejarahnya, masa lalunya, menandakan bahwa Islam ... pernah berkuasa di masanya. Bahwa Islam ... pernah berjaya dahulu kala.
Namun, keyakinannya runtuh. Seruntuh-runtuhnya begitu ia bertemu dengan Dave Matthew William. Mata cokelatnya ... Aletta benar-benar dibuat goyah hanya karena mata cokelat yang tidak lain hanyalah seorang pengamen, pelayan restoran, pedagang bunga, dan ... seorang peternak. Tawa penuh ejekkannya ... sikap menyebalkannya ... semua yang ada pada dirinya ... membuat keyakinan Aletta terhempas. Begitu jauh. Dan tidak bisa berbuat apapun ketika ia terjebak dalam perbedaan.
"Allah, kenapa Engkau mempertemukan kami di waktu yang salah?"
🍁🍁🍁
Aku percaya, Islam akan menjadikanku lebih baik. Aku percaya, Allah selalu bersama dan melindungiku. Kemudian aku percaya, menjadi seorang Muslim untuk tinggal di negeri minoritas tidak akan menghambat apapun. Sebab sekali lagi, aku percaya Allah selalu bersamaku.
Tetapi, semesta berkata lain. Allah mulai memainkan permainan takdirnya. Dunia seolah sedang membercandaiku. Ketika aku melihat mata cokelatnya. Mata cokelat yang sama ... dalam profesi yang berbeda. Mata cokelat yang mengacaukan segala keyakinanku. Juga mata cokelat ... yang membuatku jatuh sekali lagi.
I know, we can never be together. We are different. "Allah, kenapa Engkau mempertemukan kami di waktu yang salah?" --Aletta Viandra Melviano
***
Seharusnya aku memang tidak mencarinya. Seharusnya aku memang tidak mendekatinya. Seharusnya sudah sejak awal aku tidak berbuat apapun. Ini keegoisanku yang ingin memilikinya.
She is perfect woman. Wanita paling pemberani yang kukenal. Wanita berkuasa sepertinya ... tidak mungkin menginginkan diriku, bukan? Harusnya aku berkaca. Benar-benar memalukan.
Sampai ketika aku mengetahui sesuatu yang benar-benar menghujamku habis. Sebab ternyata ... dia tidak lagi sama seperti dahulu aku mengenalnya. Sebab ternyata ... kami telah berbeda. Perbedaan yang benar-benar tidak bisa diterjang kecuali aku sendiri yang menghapusnya.
Lalu, aku bertanya pada-Nya yang selalu dia agungkan. Pada-Nya yang selalu dia cintai lebih besar dari apapun. Aku bertanya, "Wahai Tuhan yang selalu ia cintai lebih dari apapun, apa keputusanku sudah benar? Apa pilihanku adalah hal benar untuk merengkuh agama-Mu?" --Dave Matthew William
🍁🍁🍁
Face claim :
Aku tidak yakin semuanya akan merasa nyaman dengan masing-masing cast yang aku gunakan untuk cerita ini. Jadi bebas jika kalian memiliki bayangan sendiri untuk masing-masing tokoh. Aku tidak memaksa kalian untuk menggunakan cast yang aku gunakan.
Davika Hoorne as Aletta Viandra Melviano
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Shawn Mendes as Dave Matthew William
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
JANGAN PLAGIAT CERITA INI! CERITA INI DILINDUNGI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA.
🍁🍁🍁
Selamat datang. Senang rasanya bisa menyapa kalian lagi dalam sesuatu yang baru. Karya baru.
Aku tidak mengharapkan apapun, tapi sangat berterima kasih jika kalian menghargai karyaku.
Cerita ini, untuk kalian yang ingin mengetahui bagaimana perjuangan cinta dari insan yang berbeda. Bagaimana cara seorang gadis mempertahankan keyakinannya.
Berkomentarlah dengan baik. Aku yakin kalian ingin dihargai, bukan? Maka hargai aku, lalu aku akan menghargai kalian. Bagaimana?
