8||_jabatan tangan_

23 7 5
                                    

Kecerdasan Logis Matematis
Kecerdasan dalam angka dan logika.

Langsung aja qoro'a yaqro'u qur'anan
Go go
.
.
.

"Bieobeorin han janui compassion ije dasi chaewa deurereoboja daaaaaa it's the love shot Na nanana nananana Na nanana nananana Na nana...,"

"NAZWA, naz lo dari tadi dikelas? Gue keliling kantin nyariin lo tau nggak! Rese lo!" teriak Ainun yang entah apa,

"NGOMONG APA NUN GUE NGGAK KEDENGERAN?" teriak ku

"Buka dulu headset lo! Gue tau lo pake itu" Ainun merampas kabel dibalik kerudung ku

"Awh, kasar banget sih!"

"Gue nyari lo dikantin, lo malah enak-enak an dengerin musik" ketusnya lalu duduk dikursi sebelahku

"Mianhe, gue tadi ke toilet terus ke sini deh, emang ada apaan?"

"Nggak ada apa-apa kok, gue nyari lo aja" ucapnya lalu bangkit menuju jendela

"Lo betah banget di jendela sih nun" tanya ku

"Lo tau kan gue cantik? Gue mau pamer sama cogan disini, kalo gue jauh lebih cantik dari kembaran gue" ujarnya menoleh ku sekilas

"Lo kan tunggal, siapa kembaran lo?"

"Irene sama IU" katanya

"Siapa mereka?". sebenarnya aku sudah tau yang dimaksud Ainun itu airin sama ayu.

"Lo Nggak tau? Astaga, mereka tinggal korea yang suka muncul di tv sama hp" gerutu nya

"Ouh airin sama ayu, lo panggil nya irene sih bukan Airin terus IU dibaca nya ayu!. Arasso?"

Percuma saja aku menjelaskan nya Ainun malah fokus melihat ketengah lapangan, siapa lagi kalau bukan lihat kakel. Aku memasang kan headset lagi, melanjutkan lagu exo love shot yang sempat terhenti.
Tiba-tiba ada yang menarik nya lagi.

"Naz, nilai matematika kapan di umum-in nya?" tanya sang ketua kelas

"Lo main narik aja sih ketu! Nggak tau gue, lagi pula ada tugas lagi" ketus ku

"Tu.gas lagi?. Kepala gue udah pusing tau nggak"

"Serba salah lo, menurut gue mending pusing tuh kepala, daripada nggak punya kepala kan serem" ujar ku, benarkan? Dari pada nggak punya kepala, mending pusing sekalian.

"Lo kan jago, nah gue gimana?"

"Pikir aja sendiri"


***

Setelah pelajaran terakhir, semua murid berhamburan ke parkiran untuk membawa kendaraan ada pula yang menaiki angkot dan dijemput. Koridor kelas mulai sepi, saat dibelokkan antara ruang guru dengan lab komputer, aku menubruk seseorang.

"Maaf bu, saya tidak sengaja" kata ku sambil merapikan buku yang terjatuh sebagian.

"Nggak papa ko, eh, kamu nazwa kan?" tanya Bu Lenti, mamah nya Gibran. Guru pelajaran PKN di SMA Angkasa ini.

wishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang