50. D-DAY (END)

372 45 10
                                    

makasih yang udah baca sampe di sini!!
anw- sok atuh diputar lagu flower roadnya hehe. repeat ya!

──────────

Waktu terlalu cepat berjalan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu terlalu cepat berjalan. Sejeong menatap ke arah para audience. Ia tersenyum, walau semalam ia menangis dengan keras.

Ia meraih mic kemudian tersenyum ke arah kedua Orangtuanya, Jaehyun, Chungha, Joy, dan Ibu Doyoung. Mati-matian ia menahan agar air matanya tidak jatuh lagi.

Ia harus terus tersenyum, agar Doyoung tidak marah.

"Sebelum mulai bernyanyi, aku ingin mengatakan terima kasih untuk orang-orang yang setia mendukungku untuk kembali bernyanyi," ucap Sejeong pelan. Ia menarik nafasnya pelan sebelum melanjutkan, "Aku juga sangat berterima kasih kepada seseorang yang telah membuat lagu ini."

Dilihatnya Ibu Doyoung tersenyum kearahnya dengan air mata yang mengalir deras.

"Aku... aku berharap ia melihat penampilanku hari ini. Aku benar-benar berterima kasih padanya. Kalau bukan karena dia, aku tidak mungkin berdiri lagi di tempat ini," ucap si Gadis Kim. Suaranya bergetar karena berusaha menahan tangis.

Dentingan piano mulai terdengar, disusul oleh petikan suara gitar yang ringan. Sejeong memejamkan matanya sebelum mulai menyanyikan lagu yang dibuatkan khusus oleh Doyoung tersebut.

Sesangiran ge jebeop chumneyo
Dangsinui aneseo saldeon ttae boda

Pikiran Sejeong kini menjelajah pada setiap momennya bersama Doyoung. Pertemuan mereka memang tidak romantis. Bahkan saat itu Sejeong sangat membenci Doyoung. Gadis itu bahkan selalu mengatai Doyoung.

Doyoung itu sok keren, sok benar, dan tidak pernah tersenyum dengan tulus. Itu adalah kesan pertama Sejeong untuk Lelaki Kelinci itu.

Tapi kemarin ia malah menangis seharian. Tidak mau makan. Bahkan ia berpikir untuk tidak mau mengikuti lomba ini.

Hingga kini, Sejeong tetap menanggap Doyoung adalah orang yang jahat. Tentu saja jahat. Ia pergi tanpa pamit, meninggalkan Sejeong yang kini merindukannya.

Sungguh aneh jika membandingkan bagaimana pertama kali mereka bertemu dengan pertemuan terakhir mereka.

Pertemuan mereka sarat akan kebencian. Sejeong yang benci akan sikap Doyoung dan Doyoung yang selalu mengatai Sejeong 'Childish'.

Tapi pertemuan terakhir mereka malah penuh dengan derai tangis. Siapa sangka, Sejeong yang dulunya sangat membenci Doyoung akan menangis sekeras itu begitu si Lelaki Kelinci meninggalkan dunia?

Oh rewind dorukilsurok deo mian
Pogi an haryeo pogihaebeorin
Jeolmgo areumdaun dangsinui gyejeol

(Memutar kembali, semakin aku kembali semakin aku menyesal
Jadi aku akan berusaha untuk tak menyerah)

Aneh, dulu Sejeong sangat membenci Doyoung. Tapi kenapa sekarang ia sangat merindukan Lelaki Kelinci itu? Sejeong rindu wajahnya, suaranya, senyumannya, tawanya, pelukan hangatnya. Sejeong benar-benar merindukan Doyoung.

Doyoung itu suka berbohong dan mengingkari janji. Tapi sialnya Sejeong masih mencintainya. Dan Sejeong selalu memaafkannya.

Jauh di lubuk hatinya, ia benar-benar berharap Doyoung datang ke sini. Melihat dirinya bernyanyi dengan mata yang berkaca-kaca karena terus memikirkan Lelaki Kelinci itu.

Sejeong membenci takdir dan waktu. Ia ingin marah pada Tuhan yang menarik Doyoung dari dekapannya. Di antara semua manusia di Bumi, kenapa Sejeong harus kembali kehilangan seseorang yang sangat berharga baginya?

Hangyeolgachi sideulji anheun
Sarang ttaemunijyo

Usai highnotes itu berhasil dinyanyikannya, Sejeong malah tidak bisa menahan tangisnya. Air mata jatuh begitu saja membasahi wajah cantiknya. Bahkan ia susah untuk melanjutkan nyanyiannya.

Tapi ia harus. Doyoung memintanya untuk terus bernyanyi. Karena mimpi Doyoung adalah mimpi Sejeong juga. Dan Sejeong harus menggapai mimpi mereka. Karena Doyoung....

tidak bisa lagi menggapai mimpinya.

Oh rewind jjarbeun baram gatdeon sigan
Nal pume ango heundeullim eomneun
Hwabuni doeeojun dangsinui sewol

Sejeong memejamkan matanya kuat, berusaha untuk tetap fokus bernyanyi walau sedaritadi pikirannya terus melayang pada saat-saat dimana mereka menghabiskan waktu bersama.

Air mata Sejeong mengalir lebih deras begitu mengingat tidak ada lagi pelukan hangat dari Doyoung. Tidak ada lagi suara merdu yang selalu menjadi candunya. Tidak ada lagi senyuman gummy smile yang selalu membuat Sejeong jatuh cinta.

Tidak ada lagi Kim Doyoung.

Lelaki itu pergi, meninggalkan sejuta kenangan yang berharga. Meninggalkan Sejeong yang terus menangis karenanya.

Yeogil bwa haengbokman namasseunikka
Da naeryeonoko i sonjabayo
Kkotgilman geotge haejulgeyo

Tepukan tangan terdengar meriah. Sejeong membukukkan tubuh memberi hormat kemudian menghapus air matanya. Ia tersenyum ke arah para audience.

Sekalipun Doyoung sudah pergi, Sejeong tahu lelaki itu sekarang tengah tersenyum bangga melihatnya.

setelah ini masih ada bonus chapt kok sama epilog

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

setelah ini masih ada bonus chapt kok sama epilog.

thank you guys, ilysm💚

Your Lie in April - Dojeong [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang