SEE ME - 2

158 29 11
                                    

Soobin kembali terduduk. Firasat asing kembali menguasai dirinya, apalagi saat itu disusul dengan pengumuman tidak mengenakan dari sang supir, "Maaf semuanya, sebelumnya. Busnya mendadak mogok. Mesinnya tiba-tiba tidak bisa dinyalakan lagi."

Ah, masa? Kalau begini Soobin yakin ia akan semakin termakan dengan firasat buruknya. Ia lirik keempat temannya, memastikan semua dalam keadaan baik, "Tenang saja ya, aku janji semua akan baik-baik saja hingga kita sampai." Pemuda itu berucap kala matanya bertemu dengan manik gusar Kai, merapatkan jaketnya sendiri, Soobin mulai menyusul penumpang lain mengangkut tas-tas barang bawaan mereka untuk keluar. Info selanjutnya bahwa akan ada bus pengganti yang akan membawa mereka ke tujuan telah diumumkan.

"Lindungi kepala kalian!" seru Soobin panik begitu keluar dari bus dan mendapati terpaan siraman hujan yang tidak biasa.

"Semuanya tetap berdekatan!" Yeonjun menimpali, mendekap Beomgyu di sisinya lebih erat dan melindungi kepala anak itu dari tiap tetes air hujan yang turun. Beruntung, disana ada sebuah tempat luas untuk berteduh menyerupai halte bis, yang menjadi target para penumpang berkumpul sembari menunggu bus datang.

Dan seperti biasa, tidak akan lengkap rasanya jika tidak mendengar gerutuan dari Beomgyu, "Hyung, jangan menarik-narikku asal, dong. Lihat nih, koperku jadi basah semua!"

Taehyun menatapnya datar, "Jangan salahkan Yeonjun Hyung. Dia hanya ingin melindungimu dari hujan." Menggosok kedua telapak tangannya sendiri, Taehyun melirik koper dua manusia rempong disana, "Lagipula, siapa suruh membawa barang bawaan sebanyak itu."

"Aku kan sudah bilang kalau ini yang namanya bersiap! Aku tidak suka pakai ransel."

"Terserah." Taehyun kini memandang pada tetesan bervolume hujan yang jatuh, kian merasa kedinginan. "Soobin Hyung, apakah masih jauh?"

"Hm, begitulah. Perjalanan kesana harusnya satu jam. Sedangkan kita bahkan baru melakukan perjalanan kurang dari lima belas menit. Menurutmu, baru sampai mana kita?" jelasnya datar, Kai sudah merapat di sisi lengannya mencari kehangatan.

Bahu Taehyun pun dilemaskan, dirinya memang tidak bisa mengelak dari perasaan tak sabar yang menggebu-gebu. Terlebih saat memandang pada genangan darah rusa di tengah jalan sana, perasaan takut dan sendu bercampur aduk menjadi satu. Kang Taehyun pernah tahu sebuah teori tentang semacam foreshadow (pertanda) yang menurutnya justru mengarah kepada pertanda buruk. Di sisi lain, pemandangan itu malah membuatnya membulatkan satu tekad sejak awal. Aku bisa. Aku pasti melakukannya.

*

*

"Nah, malam ini kita disini saja, ya."

Sebuah penginapan.

Soobin menggaruk tengkuk tidak enak, "Jujur saja, aku jadi merasa tidak enak karena semua ini. Maafkan aku." Mereka sudah di dalam penginapan itu, semuanya saling mengedarkan pandangan ke sekeliling bangunan luas itu sementara Soobin sudah melangkah kepada petugas untuk pemesanan kamar. "Aku tentu ingin lebih cepat sampai juga. Tapi, aku lebih tidak tega membiarkan kita semua kedinginan menunggu bus tidak jelas di luar sana." Bukannya tidak jelas, Soobin hanya muak dengan semua hal yang berkaitan dengan keterlambatan. Beruntung, ia ingat pernah menggunakan penginapan ini sebelumnya. Yang untungnya berada tak jauh dari posisi mereka menunggu bus tadi.

Memesan dua kamar dan merapihkan barang ke dalam sana. Semuanya mulai bersiap untuk beristirahat. Ternyata tidak akan sampai malam ini. Ternyata kami harus sedikit lebih bersabar.

Taehyun dan Kai satu kamar. Dan di kamar sebelahnya, Soobin, Yeonjun dan Beomgyu berbagi kamar bertiga.

"Yak! Kau tidak mandi?" Yeonjun membelalakkan mata kala mendapati Beomgyu sudah terbaring meringkuk di atas kasur.

CAN'T YOU SEE ME? | txt ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang