Akina duduk berhadapan dengan Sagara di sebuah meja yang terletak di sudut ruangan
Akina mencengkeram kedua tangannya dan menunduk mengabaikan Sagara yang berada di depannya
"Kamu masih jelek aja?"
Ucap Sagara yang bermaksud mencairkan suasana. Ia tersenyum jahil seperti biasanya
Namun Akina sama sekali tidak menunjukkan reaksi, Bahunya terlihat bergetar yang Sagara tau bahwa gadis itu tengah menahan tangisnya.
Dengan cepat Sagara berdiri dan duduk di sebelah Akina lalu memunggungi nya, dengan maksud membiarkan Akina menangis di balik tubuhnya
"Maaf ya"
Sagara memutar kepalanya dan menatap Akina dengan lembut, tentu saja Akina tidak membalas tatapan dari Sagara
Ia hanya menangis di belakang Sagara.
"Berapa kali ya Aku bikin Kamu nangis?"
Tanpa menjawab pertanyaan dari Sagara, Akina berdiri dan berlari kecil keluar dari dalam Cafe.
Sagara yang mengerti pun mengikuti Akina.
Di tempat yang sedikit sepi, Akina berhenti dan berbalik menghadap Sagara. Tatapannya sedikit menajam dengan Air Mata yang masih mengalir
"Lo kemana aja?! Sesulit itu kontak Gue apa Raden?! Kalo Lo bilang mau udahan sama Gue, Gue ngerti kok! Gak usah ngilang gak jelas kek gini!"
Bentak Akina yang menangis. Dan Sagara masih terdiam
"Lo tau? Gue mikir Lo udah ada yang lain, bahkan Gue mikir Lo udah gak ada! Lo tega banget si, Ga?"
Sagara memeluk Akina. Dan Akina membalas pelukan dari Sagara dengan erat. Ia menangis dalam pelukan Sagara
"Lo ga mau jelasin apa apa gitu, Ga?"
Tanya Akina saat dirinya merasa lebih tenang
"Gue mau denger kok kalo Lo mau jelasin apa gitu"
Sagara duduk di sebuah bangku di tengah taman, Akina pun mengikutinya dan duduk bersebelahan
"Ya mau jelasin apa? Gada yang bisa di jelasin"
Sagara berbicara tanpa menatap Akina. Tatapannya lurus ke depan
"Jadi bener Lo udah ada yang lain?"
Akina kembali bertanya kepada Sagara
"Gada. Gimana kabarmu sama Raden?"
Sagara menjawab sekaligus bertanya kepada Akina yang kini menampilkan raut wajah bingungnya
"Baik, Bentar Gue nanya, Lo jawab"
Akina sama sekali tidak menggunakan kata Aku-Kamu seperti dahulu kepada Sagara
"Gue udah ngasih kalian kesempatan, satu tahun"
Sagara pun mengikuti gaya bicara Akina
"Kesempatan apa si?"
"Raden kaga ngasih tau?"Akina masih mempertahankan raut wajah bingungnya.
"Kin, denger. Raden suka sama Lo, makanya Gue ngasih kesempatan dia, tapi kayaknya Dia kaga pake kesempatan dari Gue"
"Maksud Lo, Ga?"
"Lo boleh sama Dia"
Sagara beranjak dan berjalan menjauh dari Akina.
Namun Akina pun berdiri di belakang Sagara lalu berbicara pelan,
"Tapi Aku maunya sama Kamu"
Ucap Akina. Dan Sagara pun berhenti