ZK : 7. Tiga Sengkuni

13 6 0
                                    

Aika di sekolah bukanlah murid pandai, bahkan baru SMA ini ia bisa belajar bersama orang lain karena sebelumnya hanya home schooling. Mamanya mendaftarkan ia ke sekolah bukan tanpa alasan, Aika mengidap trauma psikologis. Karena itu pula Aika tak ingin berinteraksi dengan orang asing, Mama Aika sengaja membiasakan anaknya bertemu dunia luar melalui sekolah. Hal ini juga yang dianjurkan oleh psikiater yang menangani Aika.

Mama Aika tak ingin anaknya dikucilkan, bahkan ia secara terang-terangan mengintimidasi seluruh warga sekolah dengan membawa embel-embel pemilik sekolah. Sekarang sudah tau bukan gimana rasanya menjadi Aika yang sangat disegani? Namun Aika tak merasa bangga karena itu juga merupakan tanggung jawab yang besar baginya. Aika juga tak serta-merta dimanja oleh Mamanya, bahkan Mamanya selalu memberi ultimatum jika Aika membuat kesalahan.

Kini ia memasuki gerbang sekolah dengan seperti biasanya, menjadi pusat perhatian dari gerbang masuk sampai ruang kelasnya, mulai dari adik kelas hingga teman seangkatannya. Aika adalah gadis sombong yang beruntungnya mempunyai wajah sangat cantik, tanpa mereka tau jika gadis yang membuat mereka iri sangat tidak bersyukur dengan kecantikannya. Dan satu hal yang membuat Aika terkenal adalah ketua osis, kapten basket dan murid peringkat 1 di sekolah mereka yang sangat menggilai Aika. Tiga pemuda itu bahkan tak malu jika diledek oleh teman-temannya karena Aika yang terus menolak, bahkan sekadar berpapasan saja Aika merasa jijik.

Pagi ini Aika semakin merasa mual dan ingin muntah setelah kejadian tadi malam, karena tiga pemuda di kelab malam dan tiga pemuda di sekolah itu adalah orang yang sama. Aika bukan gadis lugu yang tak tau dunia malam, bahkan tentang tiga laki-laki malaikat sekolah namun setan di dunia malam itu sangat dihafal Aika.

Pertama, Steven sang kapten basket yang cerewet. Ada banyak piala yang disumbang oleh si tampan satu ini, bahkan 2 tahun mendapat predikat juara 1 berturut-turut dalam kompetisi basket nasional. Sombong? Sudah pasti. Karena prestasi dan wajah rupawan itu Steven banyak di idolakan bahkan hampir seluruh gadis yang ada di sekolah, tak terkecuali Liona. Aika sangat tau jika mantan temannya itu sudah lama mengidolakan Steven, namun Steven hanya akan melihat Liona jika gadis itu berdekatan dengan Aika. Namun berbeda ceritanya jika warga sekolah tau kebiasaan buruk Steven, yaitu players. Tak jarang pemuda itu akan pergi ke kelab malam untuk mencari wanita dan pergi ke hotel untuk melakukan one night stand hanya bermodal nama belakang, Wijaya.

Baru saja Aika memikirkan kapten cerewet itu namun tiba-tiba ada bola basket menggelinding di kaki kanannya kemudian disusul sang pemilik tepat berada di hadapan Aika, sungguh Aika menyesal telah memikirkan Steven pada otaknya. Kini Aika hanya menatap lawannya dengan raut dingin.

'Nih orang jin kali ya, dibatin aja udah muncul,' pikir Aika.

"Hey," Aika hanya mengangkat sebelah alisnya.

"Hey sayangku, hari ini kamu cantik," Aika memutar bolah matanya, ia tau sekali akhir dari kalimat Steven karena ini bukanlah yang pertama baginya.

"Hey sayangku, hari ini kamu cantik. Cantik bagai bidadari, bidadari di..."

"Bodo, dari dulu gue emang cantik," Aika sudah muak dan merasa telinganya mendengung akibat suara tak indah dari mulut Steven.

Steven telah membuka mulut, bersiap untuk meluncurkan gombalan lagi namun Aika tak akan membiarkan hal itu terjadi, "Minggir!"

Mau tidak mau Steven memberi jalan kepada pujaan hatinya, siapa yang bisa tahan akan tatapan membunuh Aika? Pasti ada, tapi bukan Steven orangnya karena laki-laki ini tak akan bisa berkutik jika sudah dihadapkan oleh Aika.

"Galak amat, untung suka."

***

Aika merasa pusing karena guru sejarah di depan kelas itu terus mengulang omongan hingga puluhan kali, lagi pula siapa yang peduli dengan politik zaman dahulu? Aika saja malas mengikuti politik saat ini apalagi memikirkan politik masa lalu. Sebenarnya bukan hanya Aika yang merasa bosan, tetapi hal serupa dirasakan oleh teman-teman sekelasnya bahkan sudah ada yang bergosip dibelakang kelas dan parahnya ada yang tidur dengan ditutupi buku paket.

"Dari sini apakah ada yang ingin bertanya?" Aika mengangkat tangan dan hal itu membuat guru berkaca mata tebal itu heran karena memang biasanya Aika tak tampak bagai kasat mata ketika ia mengajar.

"Iya Aika?" tanya guru itu dengan antusias.

"Saya izin ke toilet."

Kalimat itu cukup membuat wanita di depan papan tulis itu cegek4 dan merasa malu, ia pikir Aika akan bertanya akan pelajarannya namun gadis itu hanya ingin izin pergi ke kamar mandi. Mau tidak mau ia membolehkan.

"Silahkan."

Aika merasa bebas ketika keluar dari ruang kelasnya, bahkan ia merentangkan tangan lebar untuk merenggangkan otot-ototnya yang tegang. Kini ia berjalan bukan ke arah kamar mandi sesuai pamitnya saat di kelas, tapi justru ia berjalan ke arah kantin mungkin ia akan membasahi tenggorokannya dengan sedikit air.

Saat Aika melewati mading ia menghentikan gerakan kaki, ia menoleh karena ada hal menarik disana. Semakin mendekat dan semakin jelas pula senyum sinis tak ikhlas itu.

"Juara olimpiade tapi suka mabuk dan hobi tawuran," senyum merendahkan tak bisa Aika sembunyikan.

Lalu gadis angkuh itu kembali melanjutkan perjalanannya dengan mengingat kejadian seminggu lalu dimana bisa ia lihat dengan mata kepalanya sendiri jika seorang murid SMAnya ikut aksi tawuran, bahkan ketika ia ke kelab tak jarang ia melihat laki-laki yang sedang mabuk dan memukuli bartender.

Entah apakah salah atau benar Aika memilih kabur dari pelajaran membosankan jika ujungnya akan sial karena bertemu dengan laki-laki yang duduk di depan pintu masuk kantin, Billy. Sang juara olimpiade itu hanya duduk diam dan membaca buku paket sains yang hampir menutupi seluruh wajah gantengnya, tapi Aika sangat tau seperti apa seorang Billy itu. Mencoba tak acuh Aika tetap berjalan menuju kantin, namun belum sampai ia masuk pintu kantin Billy sudah beranjak dari duduknya dan berjalan berlawanan dengan arah Aika. Aika tak menghiraukan sampai pemuda yang masih membaca itu menghalagi jalannya, ia tau jika Billy hanya pura-pura membaca dan justru sengaja menghadang jalannya. Aika melangkah ke kanan namun diikuti oleh Billy, kembali gadis itu melangkah ke kiri dan lagi-lagi Billy juga ikut berpindah. Si cantik itu sudah tidak bisa lebih sabar lagi.

Aika melihat Billy yang masih serius dengan bukunya itu dengan kepala miring lalu ia menaikkan sebelah alisnya, lalu Billy yang peka hanya menggumam tapi masih bisa didengar oleh Aika.

"Bolos pelajaran?" pemuda itu menutup bukunya dan balik menatap Aika.

"Lagi?" lanjutnya sambil mengangkat alis mengikuti cara Aika.

"Bukan urusan lo!" Aika berjalan dengan menabrak bahu Billy setelah mengucapkan kalimat itu.

Namun tiba-tiba tangannya ditarik paksa bahkan ia harus mengikuti langkah lebar seorang laki-laki, melihat tangannya yang memerah merasa tak terima Aika mendongak untuk melihat siapa orang itu.

"Diem! Ikut gue!"

bersambung...

@catatan@

4. Cegek bisa diartikan seperti andamenebak-nebak dengan maksud pasti benar namun ternyata salah.

Zulaikha KekinianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang