Setelah persetujuan sore itu kini Aika telah berada di taman belakang sekolahnya, sebenarnya ia tak harus melakukan hal ini namun prinsip hidupnya untuk selalu menjadi pemeran utama disegala situasi tak lagi berlaku jika bersama Yusuf. Laki-laki itu tak memaksa namun Aika sendiri yang tertarik, seperti halnya cerita si Zulaikha dan Yusuf dari masa lalu itu.
"Lama banget sih lo!" sarkas itu keluar dari mulut Aika saat Yusuf baru saja duduk di pot bunga.
"Memang kamu datang jam berapa?" tanya Yusuf sambil mengeluarkan ponsel dari tasnya.
"Jam 8 tadi," kening Yusuf berkerut sambil melihat jam yang berada di pergelangan tangannya.
"Eh, bukannya kita janjian jam 9 ya? Dan lihat ini masih jam 8 lewat 45 menit," jelas Yusuf yang membuat Aika malu hingga salah tingkah.
"Yaudah sih ini kan hari sabtu jadi gue mau jalan pagi sambil kesini," alibi Aika. Dan memang hari ini sekolah mereka libur karena sabtu dan minggu memang diliburkan, seharusnya ada ekstrakulikuler tapi karena masih pagi maka belum ada yang datang. Hal ini aman bagi Aika, karena setiap sabtu Steven mangkal main basket di lapangan sekolah dengan para antek-anteknya. Maka dari itu Aika lebih memilih menunggu lama untuk menghindari fansnya itu.
"Yaudah aku minta maaf karena sudah membuat kamu menunggu lama," ucap Yusuf dengan tulus sambil memeriksa pesan yang ada di ponsel lalu setelahnya ia kembali memasukkan benda pipih itu ke dalam tas.
Aika merasa pipinya memanas karena kalimat yang sangat ia sadari bahwa Yusuf menggunakan panggilan aku dan kamu yang sebelumnya menggunakan saya dan anti, sedangkan laki-laki yang mengeluarkan kata-kata itu justru belum sadar.
"Ekhem jadi gimana nih?" tanya Aika setelah berdehem untuk mengalihkan pembicaraan.
"Sebenarnya aku ngerasa gak enak kita cuma berdua disini, tapi untuk sementara bisa seperti ini dulu tak apa-apa," kening Aika mengkerut tanda bahwa ia tak mengerti maksud Yusuf.
"Sebelum ke Zulaikha kita harus mengenal terlebih dahulu siapa itu Yusuf."
"Lo?" Yusuf tertawa kecil hingga membuat hati Aika berdenyut.
'Sial kenapa gue deg-degan sih pas dia tertawa?' pikir Aika dalam hati dan secara reflek ia juga memegang dadanya.
"Bukan Aika, Yusuf yang kumaksud adalah seorang Nabi. Sebentar," Yusuf sibuk dengan tasnya hingga menggenggam sebuah buku, buku yang sama dengan kemarin dipegangnya.
"Kamu tau bukan ini apa?" Yusuf mengangkat kitab suci Al Quran agar bisa dilihat oleh Aika.
"Itu apa?" sontak Yusuf secara tak sadar membulatkan matanya.
'Subhanallah ukhti ini ada dizaman apa? Masyaallah Yusuf kamu akan mendapat ganjaran besar jika mampu membantu Aika menemukan cahayaNya,' batin Yusuf.
"Baiklah kita akan belajar secara pelan-pelan," Yusuf kembali menghembuskan nafas kuat.
"Aika ini adalah kitab suci bagi muslim dan muslimah, namanya Al Quran dan didalamnya ada pedoman atau petunjuk bagi manusia agar tetap berada dijalan yang benar. Salah satunya ada cerita Nabi Yusuf Alaihissalam dan istrinya yang bernama Zulaikha."
"Berarti yang kamu maksud itu adalah sepasang suami istri? Ya elah kirain apa."
"Memang kamu kira apa?"
"Bahkan aku ga mikir sama sekali siapa mereka"
"Padahal semua yang beragama islam seharusnya sudah tau cerita ini,"
"Apakah semua orang punya buku sepertimu?"
"Sebagai pedoman seharusnya semua muslim punya," Aika menunduk entah kenapa ia merasa sedih.
"Aku tidak punya."
Yusuf yang melihat Aika menunduk sedih entah kenapa membuat Yusuf panik, ia tak bermaksud sama sekali menyudutkan Aika.
"Baiklah Aika, aku kan sudah bilang bahwa kita akan belajar bersama dengan pelan-pelan agar kamu bisa paham akan agama kamu sendiri," Aika mendongak dan mengangguk.
"Untuk tau apa yang ada didalamnya, kita perlu membaca terlebih dahulu tapi berhubung kurasa kamu belum bisa membaca bahasa Al Quran maka aku saja yang ceritakan terlebih dahulu mengenai hal yang membuat kamu penasaran," ucap Yusuf dengan takut-takut melirik Aika agar tak merasa tersinggung.
Aika hanya diam dan duduk dengan manis dibangku taman itu sambil terus menatap Yusuf, entah mengapa ia sangat tertarik akan topik ini. Tanpa disadari oleh perempuan cantik itu bahwa Allah SWT telah memberi hidayah untuk kehidupannya dikemudian hari melalui Yusuf.
"Nabi Yusuf adalah anak dari Nabi Yakub..."
"Nabi itu apa Yusuf?" tanya Aika yang memotong perkataan Yusuf.
'Astagfirullah Zulaikha kamu hidup dari mana? Ya Allah tolong sabarkan hamba,' batin Yusuf.
"Nabi adalah manusia yang spesial karena mendapat karunia berupa wahyu dari Allah Subhanallahuwata'ala berupa agama dan misinya, mengerti Aika?" gadis itu hanya mengangguk.
"Nabi Yakub selain mempunyai anak Nabi Yusuf juga mempunyai anak yang lain, tapi Nabi Yusuf adalah anak kesayangan. Selain baik hati dan jujur, Nabi Yusuf juga berparas tampan. Suatu ketika Nabi Yusuf bermimpi melihat 11 bintang, bulan, dan matahari tunduk kepadanya, namun ketika meceritakan mimpi itu kepada ayahnya Nabi Yusuf tidak diperbolehkan menceritakan hal ini kepada siapapun terutama kakaknya."
"Memangnya kenapa?"
"Sebenarnya arti mimpi itu adalah suatu saat nanti Nabi Yusuf akan menjadi orang besar dan sebelas saudaranya, ibu, serta ayahnya akan tunduk hormat. Karena itulah Nabi Yakub meminta Nabi Yusuf untuk tak menceritakan kepada siapapun, pria itu takut jika anaknya akan terluka," Aika mengangguk paham dan Yusuf kembali meneruskan bercerita.
"Namun kakak-kakak Nabi Yusuf sudah kepalang iri kepadanya, hingga mereka suatu hari membawa adiknya itu pergi ke hutan. Ketika sampai di hutan Nabi Yusuf diperintahkan untuk masuk kedalam sumur dan mereka berbohong kepada ayahnya jika Nabi Yusuf dimakan serigala dengan membawa bukti pakaian Nabi Yusuf yang telah dilumuri dengan darah, hal itu membuat Nabi Yakub tak percaya tapi anak-anaknya berusaha meyakinkan bahwa itu adalah benar. Nabi Yakub terus menangis hingga menyebabkan kebutaan," Yusuf yang menceritakan hal itu sangat terkejut saat Aika menangis.
Aika yang tau Yusuf memperhatikannya hanya mengangkat tangan kedepan sambil mengibaskannya, "Lanjutkan saja ceritamu jangan pedulikan aku."
Yusuf mengangguk dan kembali meneruskan kembali ceritanya, "Lalu ada seorang pedagang yang hendak mengambil air minum dalam sumur itu, namun bukan air yang didapatnya tapi justru Nabi Yusuf yang ikut naik bersama gayung. Pedagang itu senang karena ia berniat akan menjual Nabi Yusuf, hingga ia membawa anak kecil itu ke Mesir untuk ditukar dengan uang berharga murah. Nabi Yusuf menjadi budak yang baik dan rajin oleh yang orang membelinya, namun seiring berjalannya waktu Nabi Yusuf tumbuh menjadi seorang laki-laki yang tampan hingga membuat Zulaikha tertarik lalu menjebaknya dengan godaan tubuh dan paras cantiknya. Padahal saat itu Zulaikha adalah istri dari orang yang telah membeli Nabi Yusuf. Lalu ketika keluarga itu pergi, Zulaikha meminta izin kepada suaminya untuk pulang dengan dalih sakit dan suaminya mengizinkan. Sesampainya di rumah wanita itu dan Nabi Yu..." Aika dan Yusuf menoleh ke asal suara yang telah memotong perkataan Yusuf.
"Yusuf."
"Asya?"
bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Zulaikha Kekinian
Espiritual[End] Cerita yang terinspirasi dari salah satu surah dalam Al Quran, yaitu surah Yusuf. Cerita ini ditulis dengan fiksi bukan realita, jika ada kesamaan nama atau kejian dan tempat itu hanya kebetulan. Tolong usahakan baca hingga akhir agar tidak t...