"Allah tidak menerima shalat salah seorang di antara kamu sampai ia berwudhu." (HR. Ibnu Majah no. 399; At-Tirmidzi no. 26; Abu Dawud no. 101. Dinilai shahih oleh Al-Albani di Shahihul Jami' hadits no. 7444).
Di rumah Asya terdapat mushola kecil di lantai dasar rumah lengkap dengan keran wudhu dibelakangnya, kini kedua gadis itu telah berada disana.
"Aika, aku contohkan terlebih dahulu dan kamu lihat, lalu setelahnya kamu mencobanya sendiri." Aika mengangguk.
Mengenai tata cara berwudhu diterangkan dalam hadits berikut:
Humran pembantu Utsman menceritakan bahwa Utsman bin Affan radhiallahu 'anhu pernah meminta air untuk wudhu kemudian dia ingin berwudhu. Beliau membasuh kedua telapak tangannya 3 kali, kemudian berkumur-kumur diiringi memasukkan air ke hidung, kemudian membasuh mukanya 3 kali, kemudian membasuh tangan kanan sampai ke siku tiga kali, kemudian mencuci tangan yang kiri seperti itu juga, kemudian mengusap kepala, kemudian membasuh kaki kanan sampai mata kaki tiga kali, kemudian kaki yang kiri seperti itu juga. Kemudian Utsman berkata, "Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berwudhu seperti wudhuku ini, kemudian beliau bersabda, "Barangsiapa berwudhu seperti wudhuku ini kemudian dia shalat dua rakaat dengan khusyuk (tidak memikirkan urusan dunia dan yang tidak punya kaitan dengan shalat), maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu". Ibnu Syihab berkata, "Ulama kita mengatakan bahwa wudhu seperti ini adalah contoh wudhu yang paling sempurna yang dilakukan seorang hamba untuk shalat". (HR. Bukhari dan Muslim).
Aika dengan sangat setia memperhatikan Asya melakukan gerakan-gerakan yang dinamakan dengan berwudhu, bahkan gadis itu sampai tak sadar jika Asya usai dengan gerakan terakhir. Kini Aika yang telah berhadapan dengan keran air di depannya.
"Yang pertama, kamu berniat di dalam hati jika ingin berwudhu, karena didalam islam setiap melakukan sesuatu hendaknya menggunakan niat," Aika mengangguk.
"Kedua, kamu harus mengucapkan Bismillah sebelum melakukan banyak hal termasuk berwudhu ini," Aika mengangguk dan mengikuti Asya.
"Bismillah."
"Selanjutnya kita melakukan wudhu, untuk gerakan yang pertama yaitu membasuh tangan hingga ke sela-sela jari baik kanan maupun kiri sebanyak tiga kali," Aika membuka keran hingga mengalirkan air lalu mengikuti ucapan Asya.
"Gerakan kedua, kamu berkumur dan sekaligus menghirup air di hidung lalu membuangnya melalui tangan kiri. Lakukan sebanyak tiga kali," Asya memperhatikan gerakan Aika dengan teliti.
"Gerakan ketiga, kamu basuh tangan kanan hingga ke siku sebanyak tiga kali," Aika melakukan perintah itu, "Lalu lakukan juga untuk tangan kiri."
"Baik selanjutnya kamu mengusap kepala dari ubun-ubun hingga ke belakang kepala lalu ke telinga," Aika mempraktikkan apa yang dituntun oleh Asya, "Iya seperti itu."
"Gerakan terakhir yaitu membasuk kaki kanan hingga ke mata kaki dan gosok sela-sela jari kaki sebanyak tiga kali lalu lakukan hal yang sama dengan kaki kiri."
"Wudhu telah selesai," Aika menutup keran air.
"Kita ucapkan ya doa setelah wudhu, kamu ikuti aku," Aika mengangguk paham. Lalu kembali Asya memberikan contoh terlebih dahulu sepotong-potong agar Aika tak kesusahan, setelahnya diikuti oleh Aika.
Dari Umar bin Khaththab radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Tidaklah salah seorang di antara kalian berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, kemudian mengucapkan, 'Asyhadu an laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lahu, wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhu wa rasuluhu' [Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah.] kecuali Allah akan bukakan untuknya delapan pintu langit yang bisa dia masuki dari pintu mana saja." (HR. Muslim no. 234; Abu Dawud no. 169; At-Tirmidzi no. 55; An-Nasa'i 1/95 dan Ibnu Majah no. 470.)
Di dalam riwayat At-Tirmidzi ada tambahan doa.
"Allahummaj 'alni minat tawwabiina waj'alnii minal mutathohhiriin [Ya Allah jadikanlah aku termasuk hamba-hambaMu yang rajin bertaubat dan menyucikan diri]. (Dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Shahihul Jami' hadits no. 6046).
"Alhamdulillah, sekarang marilah kita sholat."
***
Saat ini Asya tengah memakaikan mukenah untuk Aika, kedua gadis itu telah berada di dalam mushola. Asya tersenyum puas melihat hasilnya, Aika terlihat cantik.
"Masyaallah kamu benar-benar cantik," Aika hanya tersenyum karena sudah banyak sekali ia mendengar pujian dari perempuan dihadapannya.
"Nah Aika kita akan melaksanakan sholat dzuhur berjamaah, aku akan menjadi imam untuk memimpin kamu agar bisa meniru gerakanku. Kamu hanya perlu berdiri sedikit lebih di belakang aku, nanti saat sholat kamu bisa melihat gerakan sholatku lalu kamu lakukan ya?" Aika mengangguk.
"Sebelum itu kamu harus memahami terlebih dahulu apa saja yang harus dipersiapkan sebelum melakukan sholat, supaya nanti kamu bisa melakukannya sendiri tanpa harus menunggu orang lain," Aika lagi-lagi mengangguk.
"Yang pertama adalah pakaian, untuk sholat harus menggunakan pakaian yang menutupi aurat dan longgar seperti mukenah ini. Kamu sudah tau bukan apa itu aurat?"
"Anggota tubuh yang harus ditutupi," jawab Aika.
"Untuk wanita auratnya apa saja?" tanya Asya memancing pengetahuan Aika.
"Seluruh tubuh kecuali telapak tangan dan wajah," jawab Aika dengan percaya diri hingga membuat Asya yang seperti guru TK terkekeh.
"Benar sekali, setiap sholat kamu bisa menggunakan mukenah dan tentunya harus bersih jangan sampai kotor."
"Yang kedua yaitu mengenai tempat, tempatnya harus bersih dan tidak boleh kotor. Lalu yang ketiga yaitu berwudhu yang seperti telah kita lakukan," Aika mengangguk-anggukkan kepala dengan antusias.
Asya tertawa kecil melihat Aika yang seperti anak kecil, "Nah ayo sekarang kita melakukan sholat," Asya berdiri yang diikuti Aika.
"Untuk sholat kita harus menghadap ke arah kiblat, kiblat bagi muslim adalah Ka'bah. Karena kita berada di negara Indonesia maka kita bisa menghadap ke arah barat atau barat laut, nah di mushola ini arah kiblatnya ke sana," tutur Asya dengan menunjuk arah sajadah yang telah dijulur.
"Di dalam sholat ada beberapa gerakan, untuk gerakannya kamu bisa meniru aku. Nah disetiap gerakan itu terdapat bacaannya tersendiri, karena kamu belum hafal oh sebentar," Asya berjalan ke ujung musholanya untuk mengambil kertas dan bulpoin diatas meja.
Aika memperhatikan perempuan yang telah menjadi sahabatnya itu sibuk menulis pada beberapa lembar kertas, lalu pandangannya juga mengikuti Asya yang menempelkan kertas-kertas yang terdapat tulisan itu di dinding depannya.
"Dari posisi ini kamu bisa membacanya kan?" Aika mencoba membaca dan ternyata bisa, gadis itu melapor dengan anggukan.
"Nah berhubung kamu belum hafal bacaan sholat, aku mencatatnya di kertas itu. Karena kamu belum bisa tulisan arab aku sudah menulisnya dalam tulisan latin, nanti kamu bisa membacanya dengan suara yang tidak terlalu besar cukup dengan kamu sendiri yang bisa mendengarnya. Tapi Aika kamu harus menghafalkannya setelah ini, agar kamu tidak terus-menerus membaca yang akan merusak konsentrasi kamu untuk sholat," Aika mengangguk mantap.
"Baiklah, karena kamu sudah paham mari kita praktikan saja. Oh iya satu hal lagi, kamu harus berniat di dalam hati bahwa kamu ingin melaksanakan sholat saat aku mengangkat tangan nanti. Oke?"
"Oke," Aika mengacungkan jempol.
Asya bersiap sholat yang diikuti Aika di belakangnya, lalu keduanya melakukan ibadah wajib itu dengan hening.
"Allahu Akbar."
bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Zulaikha Kekinian
Espiritual[End] Cerita yang terinspirasi dari salah satu surah dalam Al Quran, yaitu surah Yusuf. Cerita ini ditulis dengan fiksi bukan realita, jika ada kesamaan nama atau kejian dan tempat itu hanya kebetulan. Tolong usahakan baca hingga akhir agar tidak t...