Baru sampai diwarung babe Xegan sudah mendapat cibiran dari ketiga temannya yang tidak.
"Cie yang habis bucin-bucinannn!"
"Kurang puas bucin dirumah gasss teros lanjut disekolahhhh!"
"Balik sekolah lanjut bucin lagiiiii!"
Xegan menatap malas ketiga temannya itu. "Bacot lo semua."
Menanggapi teman-temannya yang gila menurutnya sangat kurang kerjaan. Dia memesan es jeruk kepada babe. Tak berselang lama pesanannya datang.
"Tadi gue liat si Titi ketaman belakang, kaya orang nangis gitu." Kata Rio
Xegan masih mengaduk-aduk minuman didepannya. Cowok itu mendengarkan cerita Rio penasaran. Rasa hausnya hilang karena mendengar nama Tisa.
"Si Rio sotau banget anaknya." Ucap leo menanggapi.
"Emang beneran, njing. Gue juga liat, Kalo gapercaya lo cek aja sono!" jawab Fito membenarkan.
Xegan menarik kursinya . Membuat ocehan ketiga temannya terhenti. "Mau kemana lagi njing? Baru juga duduk lo." Gumam leo.
"Cari Tisa!" ujarnya datar.
Seketika omongan Xegan membuat banyak pertanyaan dikepala temannya . Harus dicurigai.
"Wah wah ada yang gaberes nihh!"
^^^
Jarang dilewati dan cukup sepi membuat taman ini sangat pas untuknya bersedih.
Cewek yang rambutnya diikat itu duduk melipat kedua kakinya dan menunduk.
sakit. Itu yang dia rasakan.
Namun sekali lagi harus diperjelas.
Dia tak bisa menuntuk banyak.
Orang ketiga memang salah tapi cinta tak pernah salah cuman waktunya saja yang tidak bisa untuk disalahkan.
"Lo kenapa?" Suara cowok itu membuyarkan lamunan Tisa. Dia Menatap tak suka kearah Xegan.
"Ngapain lo kesini?"
"Ditanya malah nanya balik, aneh"
Tisa mendesah. "Lo yang aneh! udah tau jawabannya tapi masih nanya?"
"Tapi sikap lo yang kaya gini bikin orang curiga, Sa!". Tisa tersenyum sinis. Menatap tak percaya dengan omongan Xegan.
"Kalo lo kesini cuman buat nyalahin gue kaya gini. Mendingan lo pergi! Gue cemburu!" Teriaknya kesal.
Untung saja keadaan disekitarnya sepi. Jadi cukup aman buat mereka berdua berdebat disiang bolong seperti ini.
"Cemburu lo berlebihan tau ga?" Ucap nya dingin.
Bulir-bulir bening mengalir dipipinya . Ucapan cowok itu membuat hatinya sakit. "Lo bilang gue berlebihan? Lo ngerti ga sih perasaan gue? Wajar ga sih gue cemburu!" Teriaknya lagi.
Cowok itu langsung memeluk Tisa untuk menenangkannya. Dia belum pernah melihat Tisa semarah ini padanya. Cewek itu sesenggukan dipelukannya.
"Lo tau kan gue selalu memperioritasin lo dari apapun, Sa?"
Tisa mengangguk.
"Apa itu gacukup buat lo? Waktu gue buat lo kurang? Mau lo gimana? Lo harus ngertiin posisi gua sama Aria kalau disekolah!" Ucap cowok itu frustasi.
"Lo ya-ng seharus-nya ngertiin posisi gue bu-kan Aria!". Tegas cewek itu dengan sesenggukan. Dia hanya ingin dimengerti. Hanya dia, bukan oranglain.
"Maafin gue kalau kata kata gue tadi bikin lo sedih gini."
"Maaf lo basi!"
Xegan seakan tau maksud Tisa. "Terus apa?"
Tisa menyengir "Boba,Eskrim mekdi sama recheese?"
Xegan memutar bolamatanya "oke"
Tisa mengeratkan pelukannya lagi dengan cowok beraroma mint tersebut. Wangi yang selalu dia rindukan setiap saat.
"Jangan nangis lagi, kaya anak kecil"
"Jangan lupain penyebab gue nangis!." Sahutnya tak terima membuat Xegan terkekeh kecil.
"Lo pulang anterin dia terus beliin pesanan gue terus keapart kan?
"Hmm"
"Kalo diajak Aria mampir jangan mau ya?" Ucapnya tidak tahu diri. Dia hanya ingin dinomor satukan.
"Iya, Sa. "Xegan tak bisa membantah dia memang merasa lebih nyaman saat didekat Tisa.
Kemauannya selalu Xegan turuti. Termasuk menyuruhnya untuk tidak sering-sering berduaan dengan Aria.
Memang aneh tapi entah kenapa dia suka Tisa mengekangnya seperti ini.
Tisa tersenyum menang.
Sesekali egois memang perlu untuk menyenangkan diri sendiri.
Walau resikonya akan ada hati yang tersakiti.
^^^
Gimana gimana? Setuju ga sih orang ketiga dalam hubungan orang tuh gasalah?
Jangan lupa vote dan share ketemen-temen kalian biar tambah semangat untuk bikin kalian senyum gajelas.
Salam angan dari penulis yang perutnya keroncongan.
TIRBEL
KAMU SEDANG MEMBACA
MAAFKAN AKU
Ficção AdolescenteSesekali egois memang perlu, untuk menyenangkan diri sendiri. Mungkin kendala waktu yang tak mengizinkan untuk bersama. Memilki perasaan yang sama namun mustahil jika bersama. Rasa suka yang dirasakan keduanya hanya akan menjadi rahasia dalam hubuga...