4

300 34 1
                                    

"Happy birthday Dela!"

"Happy birthday Dela!"

"Happy birthday... Happy birthday!"

"Happy birthday Dela!"

Aku yang baru memasuki ruang kelas dikejutkan dengan teman temanku dan sahabat yang membawa sebuah kue serta buket bunga.

"Makasih." Ucapku lalu menyalami mereka satu persatu.

"Kepalanya siapa nih?" Tanya gue setelah meniup lilin di kue yang Fany bawa.

"Nih, tetangga gue." Jawab Fany melirik Raja yang hanya tersenyum kikuk.

"Thank you, Ja." Ucap ku lalu menjabat tangan Raja.

"Really, Del? No hug?" Tanya Fany terbelak.

"Happy Birthday, Del." Ujar Raja lalu memeluk ku singkat tanpa balasan.

"Eh, guys. Pak Alfan dateng." Ucap temanku yang melihat kehadiran pak Alfan, dosen kami, menuju ke kelas. Lalu kami segera ke posisi masing-masing. Fyi, pak Alfan adalah jejeran dosen killer yang untungnya masih bisa teman-temanku (ciway-ciway) maafkan karena wajahnya yang good looking dan posturnya yang sandar-able.

"Selamat pagi, semuanya."

"Pagi, pak."

"Abis ada perayaan ya?" Tanya pak Alfan membuat kami saling pandang. Padahal tidak ada sisa sisa dan tadi hanya ada pemotongan kue yang langsung ludes.

"Engga, pak." Jawab Wisnu, si ketua kelas.

"Oke. Kalau begitu, kita mulai pembelajaran untuk bab selanjutnya." Tukas pak Alfan lalu memulai pembelajaran. Seperti biasa, dia memberi kami tugas yang harus selesai saat jam matkulnya berakhir.

Eits, jangan kira kami bisa saling diskusi. Ini lebih ke simulasi ujian. Dia berkeliling kelas mengecek satu persatu tugas kami. Tersenyum jika jawaban kami benar, dan berdecak saat ada kesalahan. Hening.

"Delaila." Ucapnya saat berada di sebelah kursi ku. Aku hanya menoleh ke arahnya.

"Happy birthday." Lanjutnya dengan senyum tipis dan meninggalkan kursi ku. Sementara teman-teman disekitar ku hanya memandang penuh tanya.

Setelah kelas berakhir, aku langsung di introgasi oleh sahabat dekat ku. Fany dan Raja.

"Bisa-bisa nya si kulkas berjalan bilang kayak tadi ke lo?" Tanya Fany keheranan.

"Aku gatau."

"Suka kali ya pak Alfan sama kamu?" Celetuk Raja dihadiahi pukulan di bahunya.

"Sok iye juga pak Alfan." Sahut Fany.

"Aku ga ngerti, ga paham."

"Kayak keanu lo, Del. Versi lebih alus." Cibir Fany.

"Eh, btw, gue serius soal pak Alfan suka sama Dela." Ucapan Raja menarik atensi kami.

"Lo kali." Sahut Fany menyenggol lengan Raja.

"Apa?" Tanya ku.

"Suka sama lo, Del."

"Eh?" Aku menaikkan sebelah alis ku bingung.

"Apasih kok jadi gue. Pokoknya gitu, Del, kalo menurut aku." Ujar Raja.

"Yaudahlah, biarin aja."

"Pulang sama siapa?" Tanya Fany. Kini kami tengah berjalan menuju keluar kampus.

"Sendiri."

"Sorry, gabisa nganter. Aku ada rapat bem." Ucap Raja menepuk bahu gue.

"Gapapa, Ja. Semangat rapatnya."

"Yehh, saepudin." Cibir Fany.

"Bawel, maemunah. Duluan ya, take care." Pamit Raja lalu segera menuju ke lokasi rapatnya.

"Serius sendiri?" Tanya Fany memastikan.

"Iya, fan. Udah gih pulang. Nanti dicariin mamah mu loh." Ucapku.

"Oke. Duluan ya. Take care, Del." Pamit Fany lalu menuju ke parkiran sementara aku menuju ke halte.

Saat tengah menunggu bus kampus, sebuah mobil berwarna putih berhenti di hadapanku. Perlahan kacanya terbuka.

"Delaila. Masuk." Titah pengemudinya yang tak lain adalah pak Alfan.

"Ada apa, pak?" Tanyaku bingung.

"Masuk." Titahnya dan aku hanya mengikuti instruksinya. Setelah aku masuk dan memasang seatbelt, mobil pun melaju.

"Ada apa, pak?" Tanyaku kembali. Pak Alfan menepikan mobilnya di area yang cukup luas. Lalu ia mengambil sebuah kotak dari kursi belakang.

Pak Alfan memberikannya padaku dan aku hanya menatapnya penuh tanya.

"Take it." Aku lalu mengambil dan membukanya.

Voila! Isinya sebuah bunga, buku dan ucapan 'happy birthday'
Wow, bahkan Hafii belum mengucapkan selamat ulang tahun untukku.

"Pak, ini?"

"Untukmu. Selamat ulang tahun." Ucapnya sembari tersenyum.

"Hm, terima kasih. Bapak gak perlu repot seperti ini."

"Saya harap kamu baca suratnya. Tapi nanti. Jangan sekarang." Tukasnya lalu pak Alfan kembali melajukan mobilnya keluar area kampus. Dari arahanku, kini kami sudah tiba di depan rumah ku. Setelah berpamitan, aku turun dan pak Alfan meninggalkan area rumahku.

"Assalamualaikum." Ucapku setelah membuka pintu.

"Happy birthday, sayang."

Halloo!! Selamat membaca kembali!!

Ditunggu kritik dan sarannya❤️

Not YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang