33. {CS-Stupidity}^sudah akhir

29 7 0
                                    

#Belakangkantin

'Maaf menunggu lama'

😭Sadreading😭
.
"Kini kita yakin, bahwa semua nya telah berakhir"

|Vero-Wendy|

.
.

Suara itu, dia mendongak keatas benar tebakan nya yang bicara tadi adalah Vero.

Dia tidak ingin membicarakan apa-apa lagi dengan Vero, sakit nya masih membekas.

"Permisi!" Wendy bangkit berdiri lalu berjalan melewati Vero yang tengah berdiri tak jauh dari dirinya.

"Wend," panggilan itu membuat kaki nya berhenti berjalan, kenapa harus berhenti?

"Wendy," akh, Vero sangat tahu kelemahan nya, dia memanggil Wendy sangat lirih. Tubuh nya diam, tak bereaksi apa-apa. Hanya saja sekarang dia sedang ditarik paksa oleh Vero, sial memang. Vero membawa nya ke belakang kantin, dimana selalu tidak ada orang disini.

Vero melepaskan Wendy, ketika Wendy mencoba melepas tangan Vero dari pergelangan tangan nya.

"Ada apa?" dia ingin segera pergi dari sini, tak ingin lama-lama. Vero menatap Wendy dalam-dalam, "kenapa?"

Satu kata yang terucap dari mulut Vero sudah mencakup segala nya, tentang semua yang masih tabu untuk Vero, semua yang masih samar. Bahkan takada kejelasan. Ini waktu nya untuk meminta penjelasan langsung dari Wendy.

"Apa Wendy juga harus jawab, kenapa juga?" Jawab Wendy sedikit emosi, sedikit ya.

"Gue Cuma pengen lo jelasin semua nya," Wendy tersenyum kecil, dia menatap Vero hangat.

"Wendy udah jelasin semua nya disurat itu kan, surat yang menurut Wendy nggak ada kata-kata yang kasar. Nggak ada kata-kata yang aneh, tapi kenapa?" air mata Wendy lolos begitu saja, ya, dia tidak ingin menangis, tapi kenapa ini sangat menyakitkan.

"Bukan gue yang nyebarin surat lo. Sumpah bukan gue."

"Kalo bukan kak Vero, siapa? Bukan nya surat itu Cuma ada sama kak Vero."

"Jahat tau," kini Vero diam saja. Wendy membiarkan air matanya mengalir deras, dia sama sekali tidak berniat untuk menghapusnya. Hati nya sangat sesak, untuk bisa menahan semua nya lagi. Biar dia melampiaskan semua nya disini. mungkin ini waktu yang tepat.

"Iya, Wendy salah sama kak Vero. mungkin cara Wendy yang bikin salah, jujur aja Wendy nggak bisa ngomong apa-apa kalo ada kak Vero. Wendy pengecut, Wendy takut ngomong jujur."

"Apa Wendy harus dibenci sama semua orang?"

"JAWAB WENDY KAK?"

"lo nggak harus dibenci, gue yang harus nya dibenci bukan lo."

"Apa kak Vero bener-bener nggak tau arti surat itu, bodoh ya." Wendy terkekeh dalam tangis nya.

Vero terdiam. Dia tidak bisa melihat Wendy seperti itu. Dia berpikir bahwa mereka sama-sama tersakiti disini. "Jadi apa yang mau dilurusin. Wendy mau balik." Tanya Wendy sedikit lebih tenang.

"Kenapa lo Cuma ninggalin surat itu?"

"Ya mungkin menurut Wendy itu perpisahan yang terbaik buat kita."

"Ya tapi lo bisa ngomong baik-baik sama gue. Nggak gitu cara nya."

"Itu udah terjadi kak!" bentak Wendy menatap Vero sulit dimengerti.

Vero menatap manik mata Wendy penuh harap, "gue nggak bisa lupain lo Wend," Wendy terdiam. Dia tidak tau harus menjawab Vero dengan kalimat apa.

"Lo terlalu membekas diingetan gue, lo harus tau!"

"Setiap kenangan sama lo itu terasa sangat berharga buat dilupain. Okeyy gue udah coba lupain lo. Tapi apa, gue selalu gagal. Gue pengen semua nya kaya dulu lagi."

"Gue terlalu munafik buat maksa lo kaya dulu lagi."

Semua perkataan dari Vero dia dengar baik-baik, dan tentu nya itu tidak bisa merubah apapun lagi. Dia sudah terlalu jauh sekarang. Terlambat, dia tidak tau harus bagaimana sekarang. Melihat Vero yang sekarang jujur kepada nya, dia tidak bisa jika tidak menangis. Moment ini kenapa sangat menyedihkan.

"Wend, kita mungkin nggak bisa sama-sama lagi. Tapi gue pengen peluk lo buat terakhir kali?" bahkan Wendy belum mengizinkan pun, Vero sudah memeluk nya sekarang.

Apakah seperti ini rasa nya perpisahan, sungguh dia tidak ingin ada perpisahan lagi nanti. Pelukan Vero harus nya bisa membuat nyaman, tapi kenapa ini sangat menyakitkan.

"Terima kasih buat semua hari-hari indah yang udah lo kasih buat gue!"

"Gue bakal berusaha buat lupain lo." Semakin erat pelukan Vero, semakin deras juga air mata yang keluar dari kedua mata nya.

"Tetap bahagia ya!" Vero mengusap rambut Wendy pelan, ntah kenapa dia tidak bisa membuka bibir nya untuk membalas semua yang katakan oleh Vero. semua nya terasa tidak nyata.

"Jangan sedih, lo harus tetep kuat kaya sekarang." Vero melepas pelukan nya, lalu mensejajarkan dirinya dengan Wendy, Vero tersenyum sambil menatap Wendy dari jarak nya yang sangat dekat. Kedua ibu jari nya menyapu air mata Wendy, "jangan nangis, ini kan yang lo mau. Gue udah ngalah sama perasaan gue. Gue pengen liat lo bahagia tanpa gue Wend."

Vero menghela nafas, dia mengacak rambut Wendy gemas, "thanks udah mau ngomong sama gue." Vero melangkah kebelakang membuat jarak dengan Wendy. "Anggap aja kita nggak pernah saling kenal,"

Sebelum pergi dia tersenyum lalu melambaikan tangan nya pada Wendy. melihat Vero pergi menjauhi dirinya, dia ambruk dilantai, dia menangis sejadi-jadi nya. pikiran nya sangat kacau sekarang. Dia juga tidak menginginkan perpisahan ini. Tapi kenapa ini terjadi?

"WENDY?!" Bee menghampiri Wendy penuh khawatir.

Tgglup: 020820

15
      Djie 💚

B A D - P A R T N E R || wendy's || END || ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang