28. Switch

677 117 10
                                    

⭐⭐⭐

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⭐⭐⭐


"Renjun, bunda Helena meninggal..." ujar Rania dengan suara seraknya.

Laki-laki itu menoleh ke arah Rania. Dia mengerutkan keningnya, berharap ia hanya salah dengar. "Ran, kamu dengar dari mana?" tanya Renjun untuk meyakinkan.

"Bunda dibunuh..." Rania menutupi wajahnya sendiri dengan kedua tangannya. Dia sendiri masih setengah percaya dengan berita itu, meski ia sudah mengecek jasad Helena di rumah sakit. Tepatnya di kamar jenazah.

"Berita dari mana, Ran?!" Renjun mencengkram kedua bahu perempuan itu.

"Dari... dari polisi waktu itu, Kak Doyoung, barusan aku habis dari rumah sakit."

Cengkraman Renjun melemah. Biar bagaimanapun wanita itu yang telah mengasuhnya sejak bayi. Menyayanginya dengan tulus, seperti menyayangi anak kandungnya sendiri. Menjadi orang tua bagi anak-anak terbuang seperti dirinya.

"Pihak kepolisian nunggu persetujuan untuk autopsi. Aku belum buat keputusan, karena kamu harus tau hal ini juga." ujar Rania.

"Ini pasti ulah Hendery!"

Rania terkejut mendengar itu. "Hendery? Kenapa kamu bisa yakin soal ini?"

"Kita ke rumah sakit besok ya, Ran—" ucapannya tertahan karena mendengar suara pintu yang diketuk keras.

Tok! Tok! Tok!

Renjun segera menuju pintu, memeriksa siapa yang datang bertamu malam-malam begini. Baru saja ia membuka pintu, seseorang menarik kerah kausnya dengan kasar.

"Apa-apaan ini?!" tanya Renjun.

"Kamu apakan Silvia?!"

"Kak Doy..." Rania ikut terkejut melihat itu. Kenapa dia bertanya begitu pada Renjun?

"Apaan sih! Gue nggak tau!" Dia berusaha melepaskan tangan Doyoung dari bajunya. Namun cengkraman itu begitu kuat.

Bukh!

Tiba-tiba Renjun menendang Doyoung agar menjauh darinya. Sungguh situasi ini membuat Rania bingung. Apa yang sebenarnya terjadi, sehingga Doyoung datang marah-marah begini.

Tidak terima dengan itu, Doyoung yang jatuh kembali berdiri, lalu menghantam wajah Renjun dengan amat keras.

"Stop!!!" Rania berusaha melerai perkelahian itu.

Bloody Fear | Renjun✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang