Malam hari saat orang lain tengah sibuk berkelana di dunia mimpi, masih ada beberapa orang yang sibuk dengan urusan pribadi.
Contohnya Rafa, laki-laki usia 21 tahun itu dibuat bingung mencari gitarnya. Rumahnya memang besar, tapi tak mungkin gitarnya tak bisa ia temukan di tempat biasa ia menyimpannya.
Hampir satu jam dibuat bingung oleh gitarnya, sampai Rafa lelah dan memilih melanjutkan mencarinya besok pulang kuliah. Ia melirik jam digital yang ada di nakas, sudah waktunya tidur. Membuka lemari untuk mengambil piyama, tapi betapa terkejutnya ia ketika melihat ada tangan yang memegang batang lemari tempat menggantungkan baju-bajunya.
Rafa langsung terduduk di kasurnya dengan lemari yang masih terbuka, perlahan tangan itu bergerak dan memunculkan lengan yang terlihat mulus. Rafa yang memang bukan penakut langsung mengernyit bingung. Pikirannya bertanya, ada gitu setan tangannya mulus banget?
Keberaniannya sudah terkumpul. Laki-laki itu mendekati lemarinya dan menyentuh lengan itu dengan telunjuknya. Rafa langsung memundurkan tubuhnya melihat tangan itu langsung mengepal kuat.
"Siapa lo?" tanyanya cepat karena ia merasa itu adalah orang.
"Maling ya?" Bodoh, Rafa merutuki dirinya sendiri yang bertanya seperti itu. Mana ada maling mau ngaku.
Perlahan ia melihat lagi pergerakan yang dilakukan orang tersebut, Rafa mengambil tongkat golf di samping lemarinya dengan perlahan. Lagi-lagi ia harus terkejut karena tiba-tiba seorang gadis keluar dari lemarinya dengan cepat membelakanginya.
Sontak Rafa memukul punggung gadis itu dengan tongkat golf-nya dan membuatnya jatuh tak sadarkan diri.
"Lah? Pingsan?" gumam Rafa. Dengan tangan yang masih memegang tingkat golf, ia berjalan mendekati gadis yang kini wajahnya tertutup rambut panjang.
"Tew!" Rafa langsung jatuh terduduk ketika gadis itu bangun terduduk kemudian tertawa.
Laki-laki itu masih mengerjapkan matanya beberapa kali. Jantungnya sedang berdetak abnormal. Gadis itu tersenyum lebar hingga gigi putihnya terlihat. Rafa semakin dibuat bingung, jika gadis itu adalah maling kenapa ia bisa tersenyum lebar seperti itu. Bahkan tidak ada rasa takut ataupun panik di matanya. Si cantik berambut panjang itu memilih duduk di kasur.
Dari atas sampai bawah jika diperhatikan gadis itu terlihat sangat cantik. Tubuh pendeknya berisi di tempat yang memang harus terisi, matanya bulat dan pipinya terlihat tirus, rambut panjangnya lurus, wajahnya cenderung khas western. Rafa heran, bagaimana gadis itu bisa masuk rumahnya, sedangkan di rumah ini ada satpam.
"Maling apaan?" Tanya Rafa datar ketika ia sudah kembali sadar dari keterkejutannya.
Gadis itu memiringkan kepalanya menatap Rafa. "Aku gak maling," jawabnya.
"Nama aku Elena," imbuh gadis itu. Ia mendekat pada Rafa kemudian menggerakkan jarinya membentuk finger love.
"Tew!" Sebenarnya Rafa ingin tertawa melihat tingkah gadis itu. Ia mendadak heran, gitarnya hilang, dan gadis itu muncul tiba-tiba dan mengaku namanya Elena, itu nama gitar kesayangannya.
"Gimana bisa masuk?" tanya Rafa lagi.
Gadis yang menyebut dirinya Elena itu memiringkan kepalanya lagi ke arah berlawanan dari sebelumnya.
"Aku selalu di sana," kata Elena menunjuk stand gitar kesayangan milik Rafa membuat Rafa benar-benar kebingungan. Elena hanya tercengir lebar.
Rafa menggelengkan kepalanya, jelas ia tidak percaya. Ia pasti berhalusinasi karena mengantuk.
Tanpa kata lagi, Rafa memilih langsung ke sofa dan membaringkan tubuhnya.
•••
Teww!!

KAMU SEDANG MEMBACA
RAFAEL
FantasyKehidupan monoton Rafael berubah 180° sejak munculnya gadis aneh itu. Meskipun cantik dan menarik, tapi asal-usulnya dipertanyakan. Gadis itu bilang dia adalah gitar kesayangannya? Elena, nama gitar milik Rafael berubah menjadi sosok gadis cantik. ...