Burritos

32 4 0
                                    

Aku senang kamu kembali datang, MC. Karakter terakhir di Casual Story adalah Jaehee. Syukurlah, setidaknya kalian hanya akan bersahabat. Namun, diam-diam aku iri karena dia bisa lebih dekat denganmu.

Sayangnya, aku tidak bisa sering muncul karena banyak pekerjaan. Aku sampai dikunci di ruangan supaya produktif bekerja. Aku kangen padamu, MC.

Kamu tahu apa yang membuatku semakin stress di dalam sana? Kepalaku penuh kecemasan dan ketakutan tentang hari esok. Biasanya aku tidak pernah berpikir sejauh itu, sebab bisa bertahan hidup saja sudah suatu keajaiban. Aku sampai pernah bercanda dengan Jumin dan Yoosung bahwa aku tidak berhasrat hidup lama.

Kemudian, aku teringat kalau kami karakter game. Kami tidak bisa mati---kalaupun iya kami akan hidup lagi. Dan, sialnya, aku tetap mengingat semua hal. Bagaimana aku tidak bertambah depresi?!

Di balik keruwetan menyedihkan itu, kehadiranmu di sini menambah semangat hidupku. Oleh karenanya, meski lelah dan mengantuk aku datang ke chat room RFA.

Ada kamu dan Jaehee. Kelihatannya kalian sudah semakin akrab, walau Jaehee masih waspada dengan kemungkinan kamu menyukai Zen. Maklum, dia adalah penggemar yang tidak ingin karier idolanya terganggu.

Aku menceritakan sekilas masalah pekerjaan terbaru. Tentu cuma sekilas, aku adalah pria yang penuh rahasia. Hahahaha. Jaehee menyuruhku tidak melakukan hal berbahaya lagi, sedangkan kamu memintaku jaga diri. Aku tersentuh dengan kepedulianmu.

Aku dan kamu membangun dunia sendiri sehingga Jaehee mengomentari kita serasi. Dia menambahkan jika kita berpasangan duluan, maka reputasi Zen akan aman. Aku mengabaikan kalimat itu.

"Sev, kelak kita akan menikah di stasiun luar angkasa," ujarmu yang membuatku ingin mengajak kamu ke luar angkasa sekarang juga.

"Aku memikirkan hal yang sama, MC. Pasti akan sangat menyenangkan." Aku tersenyum lebar saat menjawabmu.

Di rute Jaehee, kamu menemaninya menjadi penggemar Zen. Kamu mendengarkan keresahannya sebagai pekerja. Kamu membela Jaehee jika Jumin mulai memerintah sembarangan atas nama jobdesc asisten.

Jaehee sebenarnya adalah orang yang penuh potensi. Namun, dia dipenuhi kecemasan dan rasa rendah diri sehingga takut memulai sesuatu. Alhasil, ia mulai berhati robot seperti Jumin. Dia bahkan mengaku jika sudah lupa tentang apa yang dia inginkan.

Kamu keren, MC. Kamu perlahan membantu Jaehee menemukan dirinya yang hilang, dan aku yakin kali ini pun kamu menjumpai Good Ending. Aku ikut senang karena Jaehee sekarang lebih seperti manusia.

Sekarang giliranku meneleponmu. Aku perlu mengecek keamanan di apartemen.

"Halo, ini aku. Kamu menerima telepon cinta tidak terduga dari suatu karakter," tukasku sesaat setelah kamu mengangkat telepon, "MC, aku hanya ingin mengecek keadaan apartemen? Apakah ada yang aneh, misalkan orang asing memberimu cokelat atau banana boat jatuh dari langit?"

Kamu tertawa kecil. Telingaku terberkati. "Sayangnya, di sini membosankan, Seven," jawabmu.

"Membosankan itu baik karena aman untukmu. Keselamatan lebih penting, MC. Kabari aku kalau ada sesuatu yang aneh. Menurutku akan paling aman jika kamu mengencani lelaki membosankan dengan hidup yang membosankan. Oh, apa ada sesuatu yang ingin kamu sampaikan padaku?"

Aku mengakhiri perkataan panjang lebarku dengan sebuah pertanyaan. Aku ingin mendengar suaramu lebih lama. Kamu terdiam beberapa saat.

"Aku mencintaimu, Seven."

HAH?

Aku tidak berdelusi, kan?

"Oh Tuhan, jantungku habis melompat keluar. Meski kamu bilang cinta padaku, aku takkan membelikanmu burritos. Jadi jangan mudah mencintai sembarang orang," ucapku menahan gugup.

Kenapa burritos? Aku hanya asal bicara, dan juga aku sedang titip burritos pada Vanderwood yang akan mampir membersihkan rumah. Aku tidak menunggumu bicara karena takut mendengar reaksimu.

"Ada pekerjaan menunggu. Selamat beristirahat dan sampai jumpa."

Aku memutus telepon. Aku perlu menenangkan diri. Bukankah aku tidak boleh terlalu bahagia?

Aku juga mencintaimu, MC. Aku sangat mencintaimu ... apapun rute yang kamu ambil.

****

Rute Jaehee dengan mulus kamu selesaikan. Tidak ada kendala berarti untukmu dan ada masalah yang menimpaku. Jumin menabrakkan mobil kesayanganku. Ia belum menggantinya sampai party ini.

Aku ingin menagih pada Jumin, tetapi dia sekarang berbicara denganmu. Dia meminta nasehat lalu menawarimu menjadi asisten barunya. Jaehee jadi resign untuk memulai apa yang diinginkan. Namun, Jaehee dan Jumin semalam sudah membahasnya hingga tak ada lagi ganjalan.

Kamu berkata akan mempertimbangkan, tetapi aku paham itu gestur menolak secara halus. Pembicaraan kalian diinterupsi Jaehee yang langsung antusias menyapamu. Sekarang Jaehee sudah menjadi manusia, tinggal Jumin yang masih menjadi robot, lolololol.

Jaehee mengajakmu berbisnis kafe bersama. Kamu menerimanya dengan senang hati.

"MC, menurutku cinta lelaki dan perempuan memang sangat indah, tetapi persahabatan dua perempuan tak kalah menakjubkan. Dan aku bahagia kamu yang menjadi sahabatku," ujar Jaehee.

 Dan aku bahagia kamu yang menjadi sahabatku," ujar Jaehee

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Itu menandai kamu memperoleh Good Ending di rute Jaehee. Kata-kata Jaehee benar, tapi ... jika Jaehee menjadi sahabatmu, bolehkah aku menjadi kekasihmu?

Aku ingin menanyakan langsung padamu, tetapi waktunya belum tepat. Hidupku penuh misteri, MC. Aku takut bersanding denganmu hanya akan menyakitimu. Masih banyak persoalan yang belum kuselesaikan.

Ketika aku berjalan ke arah toilet, kamu menepuk kedua pundakku dari belakang dan melompat kecil. Aku yang kaget refleks berbalik dan memegang dua pergelangan tanganmu. Maaf, ini refleks yang diperparah hasil latihan fisik dari agensi.

Kita bertatapan dan kamu tersenyum padaku. Matamu berbinar seperti anak kecil diberi permen. Aku buru-buru melepaskan tanganmu. Kemudian, aku mundur selangkah karena gugup.

"Maaf, yang barusan itu refleks," tuturku, tidak berani menatap matamu.

"Seven, mau kutraktir burritos?"

Pertanyaanmu membuatku spontan memandang lekat. Aku teringat telepon kita beberapa hari lalu. Kamu mengedipkan sebelah mata. Aku tertawa.

"Tentu. Akan kutunggu tanggal mainnya, MC."

END

Fyi, ini serangkaian project oneshot tentang Seven x MC di berbagai rute.
#1: Knight In Shining Armor (Zen Route)
#2: Moron (Yoosung Route)
#3: Burritos (Jaehee Route)
#4: The Unchosen (Jumin Route) coming soon
Dan masih ada 3 seri lagi hehe

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Burritos (Seven x MC, Jaehee Route) #3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang