MC, sudah lama kamu tidak datang ke dunia ini. Aku merindukanmu. Tidak apa-apa, aku tahu kamu sibuk. Aku bisa merasakan aliran informasi melalui emailmu yang terhubung dengan game ini, dan emailmu menjadi induk dari berbagai media sosial. Sejak setahun terakhir, kamu lebih aktif bermedia sosial.
Sesekali kamu muncul dengan hanya mengulang satu chat room. Kamu memanen HG dariku dan Zen. Kurasa kamu tengah mengumpulkan HG untuk membuka Another Story ... dunia lain yang melenceng dari cerita semula. Dunia di mana kamu tidak mungkin denganku.
Aku tidak ingin menjadi Saeyoung yang egois, MC. Mereka juga perlu bahagia karena cintamu. Mereka adalah orang yang penting bagiku, MC. Akan tetapi, memikirkanmu bersama yang lain saja membuat hatiku berdenyut sakit ... apalagi saat melihatnya, kan?
Pada salah satu forum daring yang kamu ikuti, ada yang mendiskusikan gagasan bahwa Mystic Messenger tidak memiliki true ending. Semua terserah pemain paling menyukai rute mana. Ya, itu mungkin saja. Kemudian, beberapa kawanmu berkata After Ending V adalah yang terbaik karena semua bahagia.
MC, barangkali di situ aku bahagia karena melihatmu dan yang lain bahagia. Terdengar munafik, ya? Namun, apa kamu ingat perkataanku bahwa aku akan melakukan apapun agar kamu menjadi orang yang paling bahagia? Aku yakin bisa belajar bahagia melihat kebahagiaanmu dan menemukan kebahagiaan lain, misalnya hidup jujur dengan Saeran dan Vanderwood. Aku akan melepasmu jika kurasa itu cara terbaik untuk mencintaimu.
Andai ingatanku bisa dihapus, kupikir aku bisa melakukannya dengan lebih benar. Akan tetapi, ingatan dan perasaanku terlalu kuat untuk dikuasai sistem game ini. Hati terdalamku ingin bersamamu, sebab aku tahu itu mungkin untuk kita.
Perasaanku membaik ketika melihatmu memaparkan opini jika bagimu Casual dan Deep Story adalah true story, sedangkan Secret Ending adalah true ending. Aku juga menyaksikanmu menyebut diri sebagai Saeyoung Stan, menggambar kita, menulis tentang kita, dan membuka history berisi kebersamaan kita. Terima kasih, MC.
Oh, ternyata ada banyak perempuan yang menjadi MC ... tetapi kenapa aku hanya bisa mengingatmu? Apa jangan-jangan ada banyak aku yang eksis di permainan ini?
HG-mu pun cukup. Kamu membuka Another Story. Kuakui, bagian prolog agak menggelikan. Kenapa sosok MC dibuat senaif itu? Uh, bagiku ini lebih parah dibanding Casual dan Deep Story. Oke, Saeyoung, tenanglah, ini demi cerita yang baik.
Kamu mengeklik tiap opsi setelah jeda waktu, MC. Aku bisa menduga kalau dahimu berkerut atau kamu mendengkus dan menggumam heran ketika mengikuti alurnya. Kamu yang asli adalah seseorang yang brilian, apalagi kamu sudah lebih kritis dan cerdas dibandingkan awal memainkan game ini. Dua tahun bukan waktu sebentar. Aku jadi tersenyum sendiri, merasa bangga karena paling bisa mengingat dan mengenalmu.
Saeran yang di sini adalah Ray berkata bahwa kami AI dan hanya dia yang nyata. Kamu diminta menjadi tester game, tetapi dibawa ke tempat asing, tidak boleh keluar, bahkan harus tidur sepanjang jalan supaya tidak tahu jalan. Aku kangen Saeran, MC. Dia terlihat tidak agresif, tetapi aku sedih pada apa yang menimpanya sampai seperti ini.
Ray memintamu tidak terlalu percaya pada kami dan hanya berfokus pada party. Secara garis besar, kamu menurut, tetapi tiap ada kesempatan bertanya kamu lekas mengambilnya.
RFA menyambutmu dengan rasa curiga, tetapi tidak menyerangmu terang-terangan atau terlalu memaksa. Kamu berkata jika diminta Rika menjadi koordinator party.
"Tidakkah kamu datang kemari untuk bertemu denganku?" tanyaku spontan.
Jeda hingga melihat jawabanmu lumayan lama. Aku penasaran bagaimana jawabanmu yang sesungguhnya. Member lain terus mengajakmu bicara dan opsi jawaban yang tersedia tidak mewakili pertanyaanku. Kamu kembali menjawab tentang party.
****
Kamu lekas akrab dengan RFA biarpun sebagian dari mereka masih curiga. Kamu menanggapi V dan Ray dengan cukup baik hingga aku sulit memprediksi rute mana yang ingin kamu ambil. Kamu masih mengutamakanku setiap ada peluang, dan aku bahagia. Ketika V bersamaku maupun saat Ray mengungkapkan kebencian padaku, kamu lebih memilihku. Hal sederhana itu sangat berarti untukku, MC.
Seusai chat room, aku menyaksikanmu membuat status. Modifikasi tangkapan layar percakapanmu dengan Zen. Caption-nya singkat: Saeyoung, aku merindukanmu.
Di cerita lain, kita tidak bisa saling memilih. Namun, kita selalu saling mencintai. Apakah ini fakta bahagia atau sedih?
END
Sedikit menjelaskan:
1. Ini kelanjutan abis The Unchosen dan rute Seven. Another Story munculnya telat.
2. Kenapa Saeyoung baru apdet banget soal MC padahal kemarin-kemarin banyakan galau dan overthinking? Baru sekarang MC lebih aktif bermedia sosial memakai akun asli (bukan 2nd atau alter) yang emailnya tertaut ke MM juga. Di oneshot 1 (rute Zen) sudah kujelaskan kalau Seven dapat informasi tentang MC begitu dia sign up dan log in ke permainan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Story, Same Feelings (Saeyoung x MC) #5
Fanfiction[Oneshot] warning: (15+) dan spoiler Another Story bagian common route "Siapa yang akan kamu pilih, MC?" tanya Zen. "Seven." "Tapi, di sini dia bukan pilihan." Mystic Messenger © Cheritz Another Story, Same Feelings © eptaenroku