satu.

4.4K 401 67
                                    

• aboverse au
• pack dynamics
• pack hierarchy
• omega park jimin
• alpha jeon jeongguk

thought I was hard to love
'til you made it seem so easy

easy — camilla cabello.

***


"Berhentilah menggerutu. Kau mengganggu tidur siangku."

Jimin mencibir ketika mendengar suara Jeongguk yang menegurnya. Ia mendecak kesal. Alih-alih menghentikan gerutunya, Jimin memilih untuk menyahuti ucapan Jeongguk.

"Siapa suruh kau tidur disini? Mana ada orang menghabiskan waktu tidur siangnya dengan merebahkan diri di padang rumput seperti ini? Jika kau ingin tidur, pulanglah ke rumahmu." seru Jimin dengan lantang. Wajahnya merengut, terlihat semakin kesal. "Lagipula seharusnya aku yang berkata seperti itu. Kau yang menggangguku, bukan aku yang mengganggumu!"

Jeongguk menghembuskan napasnya dengan berat. Matanya yang terpejam sedari tadi mengerut. Bukan karena terik matahari di atas sana, melainkan suara Jimin yang lantang terasa benar-benar mengusiknya.

"Selalu saja begitu." tukas Jeongguk, memilih untuk membalas seruan Jimin dengan suara yang lebih pelan. Ia tidak tertarik untuk berdebat dengan Jimin. Ia ingin tidur berbaring di atas padang rumput sambil menikmati semilir angin yang berhembus. Menikmati waktu luangnya sebelum ia harus kembali menjalankan kewajibannya sebagai salah satu alpha yang termasuk ke dalam kelompok berburu kawanan Jeon.

Jeon Jeongguk bukan sekedar seorang alpha biasa yang memiliki kewajiban untuk berburu. Ia adalah putra sulung Alpha Jeon, ketua kawanan Jeon. Hal ini menandakan bahwa dalam beberapa tahun yang akan datang, Jeongguk akan mendapatkan amanat untuk mengemban tugas dan tanggung jawab Ayahnya sebagai seorang pemimpin. Ia akan menjadi ketua kawanan Jeon.

Dan waktu luang tanpa harus menjalankan tugas dan tanggung jawabnya terasa bagai harta yang tidak mampu untuk didapatkan Jeongguk dengan mudah. Sehingga ia sangat ingin menikmati harta tersebut dalam ketentraman. Tetapi siapa sangka bahwa waktu luangnya akan terlewatkan dengan percuma saat ia harus berbagi tempat dengan Park Jimin.

"Selalu saja begitu?" Jimin mengulang perkataan Jeongguk, seperti tak menduga sekaligus tak menerima perkataan tersebut ditujukan kepadanya. "Aku tidak akan begini jika kau tidak memulainya."

Jeongguk tidak pernah menyalahkan teriknya matahari yang terasa menusuk di atas permukaan kulitnya. Tetapi saat ini, dengan keberadaan Jimin yang mengusiknya, semuanya terasa panas dalam sekejap. Terasa menusuk kulitnya lalu menjalar hingga ke dalam kepalanya. Sepertinya membuat Jeongguk merasa sakit kepala adalah keahlian khusus Park Jimin.

Jeongguk beranjak dari tidurnya, duduk dengan malas. Ia menggaruk rambutnya yang tentu saja tidak terasa gatal. Ia hanya ingin menggaruk rambutnya, berharap gestur yang dilakukannya mampu mengurangi rasa frustasinya yang untung saja masih berada dalam kadar minim.

"Aku hanya memintamu untuk berhenti menggerutu dan tidak mengganggu tidur siangku. Apa itu salah? Kau saja yang selalu menanggapinya dengan penuh amarah!"

Omega Park JiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang