"Kau akan tidur di kasur itu sendirian saja?" tanya Kai sewaktu dia melihat Taehyun membereskan selimut, menaruh bantal, lantas mulai berbaring di kasur lantai. "Kau yakin?"
"Mengapa?"
"Kau tidak nampak ingin sendirian," jawabnya polos kemudian dengan agak ragu, dia menyeret dirinya untuk ikut meringkuk di sisi Taehyun. Sementara itu, Soobin, Yeonjun dan Beomgyu tetap terlelap di atas ranjang besar yang ada di penginapan tersebut. Tadinya, mereka sudah memesan dua kamar untuk mereka, tapi karena sama-sama khawatir, mereka memutuskan untuk sekamar bersama seperti ketika mereka di Seoul. Jika dilihat, kamar ini tidak cukup luas sebenarnya dan hanya cocok untuk dua sampai tiga orang—apalagi hanya dengan satu sofa kecil, televisi, dan kamar mandi yang ruangnya terbatas pula. Taehyun pun berinisiatif dengan mengalah. Kai bisa saja bergabung dengan ketiga orang yang sudah tidur saling menimpakan kaki ke tubuh satu sama lain, tapi melihat Taehyun nampak waswas dan belum tidur apalagi hujan masih terdengar, dia jadi ragu.
Taehyun pun mengambil bantal lain dan membiarkan Kai untuk membaringkan kepalanya. "Di sini tidak akan nyaman, punggungmu akan sakit, Kai-ya."
"Bukan masalah. Kau kan akan merasa sakit juga, jadi sakit bersama saja."
Taehyun menarik bibirnya, tersenyum kecut. Dia pun mulai memberikan sisi selimutnya kepada Kai agar mereka tidak kedinginan. Pemanas ruangan ini pun tidak begitu bagus, tapi Taehyun pikir, yah, apa boleh buat? Toh setidaknya mereka punya tempat bernaung dari hujan dan petir. "Ngomong-ngomong, mengapa kau setuju untuk ikut kemari?"
"Aku? Karena kalian, tentu saja. Yeonjun dan Soobin Hyung akan lulus, sedangkan Beomgyu Hyung tahun depan. Jelas sekali tidak ada waktu tersisa jika kita tetap ingin berlima. Aku harap ... aku harap semuanya berjalan baik."
"Kau tidak memikirkan soal buku mantra yang Soobin Hyung bahas sebelumnya?"
"Entahlah. Aku tidak begitu paham, menurutku, selama kita ada bersama aku hanya harus percaya kepada kalian." Percaya. Hanya harus percaya. Mengapa Kai punya hati semurni malaikat? Kadang Taehyun bertanya-tanya; apakah Kai hanya pura-pura baik dan polos? Apakah dia menyembunyikan banyak hal dari gelak tawanya yang keras maupun senyumnya yang menyejukkan? Apakah dia selama ini berakting? Tapi lambat laun, Taehyun makin sadar bahwa Kai sudah seperti ini. Berulang kali, Taehyun ingin Kai melepaskan "topeng" tersebut, Kai tetap saja tersenyum dan ramah kepadanya.
Tidak pernah ada yang selugu dirinya.
"Bagaimana bisa kau begitu percaya?" tanya Taehyun, nampak terusik. "Bahkan dengan keluargaku saja aku tidak—"
"Kita kan sahabat. Bukankah itu jelas, Taehyun-ah? Sahabat itu selalu ada untuk satu sama lain dan percaya satu sama lain. Bayangkan saja, hati manusia ini kan rapuh. Banyak sekali yang dapat menyakitinya, mungkin juga menusuknya. Tetapi, aku percaya meskipun hatiku rapuh, meskipun ada banyak cara agar aku terluka karena alasan apapun yang kalian perbuat, aku percaya kalian tidak akan melakukannya. Kalian sudah seperti keluargaku sendiri."
Taehyun tercenung untuk beberapa saat. Seperti itu? Apakah ini terasa bagaikan keluarga?
Tidak berapa lama, tepat ketika Taehyun ingin bertanya lebih lanjut, Kai sudah meringkuk bagaikan bola bulu sembari memejamkan matanya damai. Dia mendengkur halus bagaikan bayi yang tidur di boksnya, sedangkan suara petir masih bersahutan di luar sana. Mengingatkannya akan sesuatu, yang sudah begitu lama.
Satu kenangan yang menusuk—Kai, hati manusia itu memang lemah ya?
*
*
Nenek sudah berdecak. Di teras rumahnya yang lebar dan penuh dengan genangan hujan, dia terus mengoceh panjang lebar sembari meraih jaket tambahan yang berada di dekatnya. "Tenanglah, ayah dan ibumu pasti akan sampai sebentar lagi. Hujan memang sedang ganas sekarang, tapi mereka akan tetap datang menginap."
KAMU SEDANG MEMBACA
CAN'T YOU SEE ME? | txt ✔
Fiksi Penggemar[Collaboration Project with Park Cath] Nenek Soobin bilang: persahabatan itu harus abadi. Bermodalkan tekad dan buku mantra beliau, Soobin dan keempat sahabatnya pergi ke Ilsan untuk mendatangi hutan sunyi yang dapat mengambulkan permohonan. Namun...