34. Terungkap

180 29 47
                                    

Dua minggu sudah berlalu, yang menandakan ujian nasional untuk kelas 12 seperti deka sudah selesai karena dari peraturan pemerintah yang mengenai pendidikan, ternyata ujian nasional di adakan lebih cepat tidak lagi harus menunggu 2 bulan ke belakang. Dan kali ini juga, acara perpisahan sekaligus wisuda untuk kelas 12 di rayakan.

Lisa dengan senyum tipisnya, berjalan sedikit cepat sambil membawa buket bunga sedang menghampiri deka, semata-mata karena ingin memberi ucapan selamat untuk deka. Begitu juga deka, yang melihat lisa berjalan ke arahnya ia tersenyum dan cepat-cepat ke arahnya hingga sekarang mereka tengah berdiri berhadapan.

Lisa kembali tersenyum lebar, sembari membenarkan topi toga milik deka.
"Ciee yang udah wisuda..". Ucap lisa meledek deka.

Deka terkekeh lantas mencium singkat pipi lisa.
"Gue bisa lulus kan karena lo". Balas deka kembali mencium pipi lisa sebelahnya.

Lisa mencoba menahan rona merah di wajahnya, gimana gak degdegser karena deka terus menciumnya tanpa henti, terlebih lagi ini masih area sekolah banyak juga yang menonton aksi mereka.

"Ihh deka udah jangan cium gue mulu ih. Malu di liatin tuh..". Ujar lisa mendorong wajah deka agar menjauh dari wajahnya.

Deka kembali terkekeh dan ia merangkul lisa.
"Ada mama gue di sana, ke sana yuk". Ajak deka menggandeng lisa agar menemui mamanya yang tengah asik bercengkrama dengan teman-temannya.

Lisa sempat ragu, ia agak takut menemui fika setelah kejadian waktu itu yang membuat fika marah, meskipun kemarin sudah kembali baik padanya untuk menjenguk deka, tapi rasanya masih tetap tidak enak hati.

Lisa mencengkram kuat baju toga yang di kenakan deka, membuat deka menghentikan langkahnya dan menoleh melihat wajah lisa yang gugup.

"Kenapa lis?". Tanya deka heran.

"Gue takut...". Cicit lisa sambil melirik fika yang masih fokus mengobrol.

"Takut kenapa sih? Kaya mama gue mau bunuh lo aja. Udah gak papa kali, lagian kemarin udah baik lagi sama lo". Kata deka mencoba mencairkan suasana hati lisa yang masih di rundung ketakutan.

"Tapi~".

"Udah ah ayok.. gue kan mau ngenalin calon mantunya".

Tanpa aba-aba lagi pun, deka kembali menarik tangan lisa untuk ikut dengannya. Saat sudah di depan mamanya, lisa justru bersembunyi di balik punggung deka.

"Ma..". Panggil deka pada fika.

Fika menoleh.
"Iya sayang.. eh lisa kenapa? Kok sembunyi di belakang deka?". Ucap fika merasa heran dengan tingkah lisa.

"Lisa takut sama mama". Balas deka.

"Takut? Takut kenapa sih lis?". Tanya fika dengan alis tertaut. "Duhh kaya tante mau makan lisa aja,, sini gak papa sama tante". Ajak fika menarik tangan lisa agar berhenti bersembunyi di belakang deka.

Akhirnya, mau tidak mau pun lisa mengikuti ajakan fika, lantas fika tersenyum lebar dan membelai rambutnya, persis seperti fika yang dulu yang menyayanginya.

"Maaf ya tante lisa~".

"Kamu ini dari kemarin minta maaf terus..". Potong fika. "Udah tante maafin kok".

Lisa tersenyum hangat mendengar itu, ternyata benar fika masih tetap fika yang dulu, yang suka dengannya. Ia pun berdiri di samping fika.

Deka ikut tersenyum, lalu ia berdiri di depan lisa dan meraih kedua tangannya. Kemungkinan, deka akan mengutarakan perasaannya kembali pada lisa dan moment ini juga yang tepat agar semua orang juga tau.

"Lisa".

"Iya?".

Deka terlihat sedikit menyunggingkan senyumnya sebelum ia mencium punggung tangan lisa dengan lembut.
"Lo mau kan balikan sama gue?". Tanyanya dengan raut wajah yang begitu serius.

Romantic (Donghyuk-Lisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang