Aku gak tahu seberapa banyak yang masih nungguin cerita ini, bahkan sampe tengah malem update juga. Thanks ya semuanya. Cerita ini bener-bener unfaedah tapi nikmatin aja.
Ada author note di bawah, jangan lupa dibaca ya^^
□□□□□
"Hnggh..."
Tepatnya, sekarang tengah menunjukkan pukul sembilan pagi ketika Heya baru saja terbangun dari tidurnya yang tak nyenyak itu. Sejak subuh tadi, ia tak henti-hentinya mengeluhkan sakit kepala yang terus ia rasakan. Sekarang, dengan keadaan yang masih sama, ia mencoba untuk bangkit dari kasurnya dan segera beralih menuju kamar mandi. Omong-omong, ia sudah tak mendapati lagi keberadaan suaminya di kasur sampingnya. Mungkin saja Mark sudah pergi berkuliah sejak jam delapan tadi.
Sepuluh menit berdiam di dalam kamar mandi, Heya membuka segera pintu ruangan tersebut. Ia telah menggosok gigi dan mencuci wajahnya juga. Sekarang tujuannya hendak pergi ke lantai bawah, ia ingin mengambil minuman di dapur. Selagi ia menuruni anak tangga, samar-samar terdengarlah suara seperti memotong di atas talenan ataupun suara penggorengan.
Jika itu Mark, berarti dia tidak berkuliah hari ini?
Heya segera menuruni anak tangga dengan cepat dan menghampiri ke dapur. Di sanalah ia mendapati keberadaan Mark yang tengah memotong sayur dan sesekali mengurusi masakan yang sedang digorengnya.
"Mas nggak kuliah?" tanya Heya yang menghampiri Mark di depan kompor.
"Nggak," jawab Mark tanpa menoleh ke arahnya.
"Ini Mas lagi masak?" tanya Heya lagi.
"Iya," balas Mark singkat.
Heya tak akan mempercayai ini, bahwa Mark tengah memasak di depannya. Dan masakannyapun terlihat begitu bervariasi. Ada ikan goreng, sayur sop, telur dadar dan juga sayuran rebus. Langsung saja mulut Heya dibuat menganga karena aksi Mark itu.
"Kamu ngapain kayak gitu?"
"Mas, aku kaget loh. Mas bisa masak rupanya!"
Mark tersenyum bangga atas pujian tersebut.
"Waktu kuliah di Turki dulu, aku belajar masakan rumahan kayak gini," cerita Mark.
"Tapi ini rasanya gak aneh, kan?" tanya Heya yang mulai waspada.
"Coba sendiri sana," suruh Mark.
Heya yang penasaran mulai mengambil sendok makannya dan mencicipi kuah sayur sop tersebut. Suasana sempat hening lantaran Mark menunggu reaksinya atas masakan buatannya itu.
"Enak dong!"
Senyum Mark mulai mengembang, Heyapun tampak semangat mencicipi masakannya yang lain. Dan dari seluruh masakannya, tak ada satupun yang tak enak. Semua rasanya pas.
"Mas hebat! Kalo gitu Mas aja yang mulai masak sekarang."
"Hari libur gantian aku yang masak. Tapi kayaknya ada yang kurang."
"Apa?"
"Sambel. Aku gak bisa masak sambel."
Kini giliran Heya yang tersenyum.
"Kalo gitu mah aku bisa masaknya."
"Gak usah. Kemarin Mama ngasih sambel kalengan kayak gini."
Mark mengambil sekaleng sambal yang berada di dekat rak berisi bumbu. Sambal yang sempat Mamanya berikan waktu berkunjung ke rumah mereka.
"Iya sih, enakan sambel Indo. Kalo di sini cabenya belum tentu enak," ucap Heya.
KAMU SEDANG MEMBACA
me after you [TERBIT]
Romance[TERBIT DI LAVELLE PUBLISHER] ACT 2 - CHEMISTRY OF LOVE ❝Karena kita belum sepenuhnya berakhir.❞ Masih tentang Mark Agraha Lych dan Radhea Akira Putri. Tentang mereka yang bersatu melewati perbedaan dan tentang mereka juga yang baru saja memulai ki...