12. Rahasia Rhea?

196 19 47
                                    

Rhea menunggu Katrina di kafe tempat mereka biasa bertemu. Rasanya Rhea tak sanggup, bagaimana mengatakan pada Katrina uang yang dia bawa habis ditransfer ke Bibi Neetu? Katrina sudah jelas akan marah-marah, keluar tanduk, dan menjadi monster.

"Rhea! Maaf lama menunggu, kau tahulah jalanan Mumbai bagaimana," Katrina yang datang langsung duduk di hadapan Rhea.

Katrina melepas jaket dan menata rambutnya yang sedikit berantakan, lalu menyesap cappuccino yang Rhea pesankan.

"Kenapa? Kau baik-baik saja, kan?" tanya Katrina sambil memperhatikan Rhea yang kelihatan murung.

"Kat, maaf, uangnya kupakai untuk pengobatan Bibi ...," ucap Rhea dengan pandangan tertunduk.

"Bibi Neetu? Kenapa lagi wanita itu?"

"Dia kecelakaan dan uangnya habis dirampok, katanya biaya rumah sakit mahal, dan teman-temannya kehabisan uang. Tidak ada pilihan lain selain mengirimkan uang padanya ...."

"Rhea, aku tahu wanita itu adalah bibimu. Dan kau tentu sudah sangat mengenalnya, lalu kau bisa percaya semudah itu, ha? Itu pasti hanya rencananya saja agar bisa membeli banyak barang. Rhea, kenapa kau mudah sekali dibohongi? Kau bisa berikan apa saja padanya nanti, sekarang pikirkan dirimu sendiri dulu, kau juga---"

"Cukup, Katrina! Aku tidak mau dengar apapun lagi tentang bibiku. Ya, kuakui dia jahat, tapi dia tetaplah bibiku, yang selalu ada bersamaku setelah kepergian orang tuaku. Kau tidak bisa mengerti, karena keluargamu lengkap sampai detik ini.

"Andai kau merasakan sekali saja jadi diriku, kau akan mengerti bagaimana aku menyayangi Bibi Neetu dan saudara-saudaraku yang lain. Keluarga sangat penting, Katrina, orang terkaya sekalipun tetap miskin tanpa keluarga," Rhea terisak mengatakan itu, memang keluarga adalah kelemahannya. Bagi Rhea, lebih baik dia saja yang menderita daripada keluarganya.

"Maaf, aku tidak bermaksud seperti itu. Tapi Rhea, kita juga sangat membutuhkan uang itu. Jika tidak sekarang, kapan lagi? Semakin lama akan semakin sulit juga nantinya," ujar Katrina sebaik mungkin.

"Kita lakukan seperti biasanya saja. Aku akan mulai mengumpulkan uang lagi, jika sudah cukup, akan kuberitahu secepatnya."

Katrina tersenyum, bersyukur punya sahabat sebaik Rhea. Perempuan yang begitu baik dan tulus. Dan bibinya, entah kapan bisa melihat kebaikan serta ketulusan Rhea. Katrina yakin 100 persen, itu pasti hanya akal-akalan Bibi Neetu.

"Sini, peluk aku."

Rhea beringsut maju dan memeluk Katrina.

"Kita cari jalan keluarnya bersama-sama. Jangan menyerah, aku akan terus ada bersamamu dan membantumu," bisik Katrina.

"Terima kasih."

-
-
-

Di sudut lain dalam kafe, pria ini terus menatap 2 orang gadis yang duduk di seberangnya. Matanya semakin melotot seiring dengan apa saja yang kedua gadis itu lakukan.

Dan ketika keduanya berpelukan, minuman dalam mulutnya seketika menyembur keluar. Syukurlah gadis yang ada di depannya tidak terkena semburan itu.

"Sonu, apa-apaan kau ini?! Jorok sekali," protes gadis itu.

Pria yang tak lain adalah Sonu---teman Rishi--- itu segera mengambil tisu dan mengelap jejak air yang meluncur dari mulutnya.

"Maaf, maaf, tidak sengaja," ucapnya tanpa berbalik dari kedua gadis di seberangnya.

"Apa yang kau lihat?" tanya gadis itu sambil mengikuti arah pandang Sonu.

"Tidak, tidak ada." Sonu tersenyum dan mengalihkan sebentar pandangannya.

Stay A Little Longer (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang