Sudah empat bulan semenjak Shafina pergi dari sisi Abyan, tiada hari yang terlewati untuk mencari keberadaan istri yang dicintainya, namun bukan berarti setelah kejadian itu Abyan menjauhi Tania justru Abyan terlihat semakin dekat karena Tania benar-benar menggantungkan hidupnya kepada Abyan, dan ketidaktegasan serta rasa kasihan Abyan dimanfaatkan oleh Tania untuk lebih dekat dengannya, ayah dan ibu pun kecewa akan hal itu sehingga mereka tetap merahasiakan keberadaan Shafina.
Bulan ini Syakiel menikah dengan wanita pilihannya, ia meminta Shafina untuk datang ke acara pernikahan, ia memastikan Abyan tidak akan hadir karena ia tidak mengundangnya. Saat ini Shafina telah sampai dirumah bersama mbok asih orang kepercayaan ayah mertuanya untuk selalu mendampingi dirinya. Kedatangan Shafina disambut bahagia, Hafiz pun datang kerumah Shafina untuk bertemu dengannya, ia membawa seorang wanita cantik dan shalihah yang baru dinikahi Hafiz satu bulan yang lalu yang membuat Shafina merasa bahagia.
"Kamu tidak kembali kerumah yang dibandung kan dek setelah acara ini? Kamu akan menetap dirumah ini lagi" Tanya kak Syakiel
"Insyaallah kak" Shafina tersenyum
"Aku bisa jadi dokter pribadi mu lagi berarti ya Sha?"
"Jika kamu dan istrimu tidak keberatan Fiz"
"Loh kok aku dibawa-bawa Sha, kamu kan sahabat suamiku itu berarti sahabat ku juga kan?" Sahut Nayla istri Hafiz
"Benarkah? Kamu tidak keberatan Nay? Aku tidak mau menjadi sumber masalah rumah tangga sahabatku, jika memang Nayla keberatan dengan kedekatan ku dan Hafiz tidak masalah"
"Aku yakin kamu wanita baik Sha, jangan samakan dirimu dengan wanita sahabat suamimu karena kalian sangat berbeda, aku percaya padamu Sha" jawab Nayla memeluk Shafina.
Nayla istri Hafiz mengetahui semua tentang Shafina, Hafiz sangat terbuka pada Nayla karena ia tidak ingin terjadi kesalahpahaman antara mereka."Mbak....hari ini jadwal mbak Shafina kontrol kandungan, mau dirumah sakit mana mbak?" Mbok asih mengingatkan
"Dijakarta banyak rumah sakit mbok, kita tidak perlu kebandung lagi hanya untuk kontrol kandungan ku mbok" Shafina terkekeh melihat kepolosan mbok asih
"Dirumah sakit ku saja Sha, nanti aku yang akan menangani mu" ucap Nayla, ia adalah seorang dokter spesialis obgyn disebuah rumah sakit
"Ckk....kalian memang cocok, kamu jadi dokter kandungan ku, hafiz jadi dokter ahli syaraf ku, sepertinya aku beruntung sekali, aku sangat berterimakasih pada kalian" Shafina tersenyum
"Nak, ada ayah dan ibu mertua mu didepan" sahut papah Yusuf yang menghampiri mereka
Shafina pun keluar dari ruang tengah rumahnya menuju teras, ia melihat ayah dan ibu mertuanya tersenyum, ibu berjalan cepat ingin segera memeluk menantu kesayangannya.
"Ibu kangen kamu nak" Bu Rani memeluk Shafina, ia melihat kearah perut Shafina yang sudah terlihat menonjol
"Cucu ibu sudah sebesar ini dalam rahim mu nak" Shafina hanya menganggukkan kepalanya, pecah sudah tangis Bu Rani dan juga Shafina, ibu mengelus perut Shafina dengan lembut menyalurkan kasih sayang pada bayi yang masih menghuni rahim menantunya.
"Ayah...." Shafina mencium takzim tangan ayah mertuanya, ayah mengelus kepala Shafina.
Mereka semua berkumpul didalam rumah, ibu dan mamah memasak di dapur, ayah dan papah bermain catur, Syakiel dan Hafiz sedang membicarakan acara pernikahan yang akan Syakiel adakan, Shafina dan Nayla berada dalam kamar, hari ini mereka memang sepakat menemani Shafina agar ia tidak merasa sedih, mereka ingin menghibur seseorang yang sangat mereka sayangi yaitu Shafina.
Sebelum ayah dan ibu pamit pulang, Shafina memberikan sebuah amplop untuk mereka....
"Ini berkas perceraian yang akan Shafina ajukan yah...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Untuk Shafina 💕 (Completed)
General FictionKetika pernikahan harus dibatalkan karena penyakit yang ia derita, apa yang bisa wanita itu lakukan? Sanggupkah ia ? Adakah seorang pria yang menerima ia apa adanya serta memperjuangkan nya. Siapakah yang akan jadi jodohnya? Ikuti kisahnya