Part 5

77 26 12
                                    

Zico baru saja keluar dari kamar mandi setelah membersihkan badannya. Sekarang tubuh Zico terasa lebih segar dari sebelumnya. Cowok itu kemudian duduk dipinggir tempat tidur. Ia meraih ponsel miliknya yang ia taruh sebelumnya diatas meja.

Zico membuka aplikasi Line group chat dengan kedua temannya itu.

Group Cowok Ganteng🔥

Arzico Pradipta
|Ada yg mau bantu gue ga?

Seka Dwi Atmaja
|Bantu apa?

Satya Ogi Aldama
|2in

Arzico Pradipta
|Yg bisa dapatin no hp si Ara, gue kasih uang!

Satya Ogi Aldama
|Oke.

Seka Dwi Atmaja
|Oke.

Zico meletakan kembali ponselnya diatas meja. Cowok itu hendak mengambil air minum di dapur, saat Zico hendak turun! Cowok itu mendengar suara desahan dari kamar kedua orang tuanya.

Zico yang memiliki jiwa ke 'kepoan itu langsung mendekat kearah pintu. Suara desahan itu semakin terdengar jelas ditelinga Zico, sementara Zico? Terlihat seperti kebingungan sendiri dengan suara itu.

"Mas, pelan-pelan aja dong!"

"Ini udah pelan mah,"

"Tap-mpshh,"

Zico semakin penasaran dengan suara itu. Zico hendak membuka pintu, namun suara abangnya membuat Zico mengurungkan niat itu.

"Lagi ngapain Zi?" tanya Akbar pelan.

Zico menyengir kuda, "Sini bang! Mamah sama Papah lagi ngobrolin apa ya didalem?" tanya Zico.

Akbar menurut saja. Cowok itu mendekat ke Zico dan ikut menguping dari luar kamar.

"Aku bilang pelanin mas!"

"Enak juga yang kayak gini,"

"Ahh ak-mpshh,"

Pletak!

Akbar menjitak kepala Zico cukup keras. Bisa-bisanya adiknya itu mengajak dirinya untuk mendengar kegiatan unfaedah itu.

Zico mengusap kepalanya, "Kok lo malah jitak gue?" cibir Zico.

"Masih bocil, gak baik denger yang kayak gituan!" omel Akbar pada Zico.

"Cuma suara bang, lagian Zico gak ngerti." Zico berucap jujur.

Akbar mengerutkan keningnya. Ia tidak boleh percaya begitu saja, lagian tidak mungkin adiknya itu tidak mengerti soal beginian. Padahal jika dibedakan dengan dia, Zico lebih terkenal cukup nakal.

"Tipu ya lo," cibir Akbar.

Zico menggeleng kuat, "Gue gak nipu, sumpah gue gak ngerti!" Zico bersuara cukup keras.

Akbar segera menyumpal mulut Zico agar tidak bersuara lagi, "Bangsat! Diem bego, nanti Papa sama Mama denger." bentak Akbar.

ArzicoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang