Hari 4, Kesibukan

3 1 0
                                    

Hari 4 ,   Awal Pertama Kita Berjumpa (Part 3)
Bab 1 Part 3

Asrama Kompas, dengan jadwal kegiatan dan waktu yang telah ditentukan, semua terjadi atas kehendak-Nya. Mengikuti program ini wajib, karena sebagai syarat untuk sidang dengan melampirkan sertifikat hapalan dari Ma'had. Pastinya selama sebulan kami selalu berada di kampus UIN Ar-Raniry tercinta. Letaknya yang strategis, berada di tengah-tengah antara sekolah, Fakultas FEBI, asrama IDB 1, mushalla, membuat suasana selalu ramai.

  "Sudah dulu menghapalnya, ini ada pop ice," tanganku mengulur mengambil pop ice rasa alpokat. Sensasinya sungguh menggiurkan, di tengah suasana yang terik seperti ini ditambah dengan parutan es batu bercampur dengan bubuk pop ice yang di blender bersatu di lidah dan terasa dingin di tenggorokan. Bagiku seperti di surga, pikiran kembali jernih dengan guraian canda dan tawa. Lebih lengkap lagi jika ada makanannya. Hmm, aku baru sadar ternyata di dalam pop ice ada cincau, seres, coklat yang di parut, oreo dan kacang, nikmat sekali. Ayo dicoba. Heheh, aku kok membahas makanan ya? Khilaf sobat, efek memang enak, hahha.

  Waktu itu, kala aku masih berstatus sebagai mahasiswa baru, berkumpul di antara ribuan mahasiswa yang lain berasal dari daerah berbeda, bahkan untuk Fakultas Tarbiyah saja mencapai 4.000 lebih mahasiswa baru yang lulus. Di lapangan ini aku melepas status sebagai siswa dan bersiap menjadi mahanya siswa seutuhnya. Kegiatan OSPEK berlangsung selama tiga hari. Aku yang awalnya berasal dari kampung, membuatku takjub sampai mata pun ikut menatap liar di antara bangunan-bangunan yang tinggi. Lab matematika menjadi tempat awal kisah kami bersemi, kisahku sama seperti kisah cinta yang lainnya. Awalnya benci lama-kelamaan jadi cinta, rasa ini tumbuh saat kami terkadang chatingan. Ferdian Ananda, dari leting 17. Kami terhubung karena organisasi HIMMAPTIKA (Himpunan Mahasiswa Pendidikan Matematika), tanpanya aku takkan pernah mengenal sosok yang sering tersebut dengan nama Kak Kacamata. Tak ada perbincangan yang basa-basi, hanya membahas organisasi. Mungkin Allah membalas doaku dengan menghadirkannya yang mirip dengan Almarhum Ayah.

  Dulu aku berdoa "Ya Allah, tolong hadirkan seseorang yang kasih sayang bahkan pribadinya sama seperti Ayah."

Matematika Itu RomantisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang