Chapter 4 - A Crush

45 3 1
                                    

Dipelukanmu aku merasakan tempat teraman untuk berlindung, namun disaat yang sama aku mencemaskan segalanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dipelukanmu aku merasakan tempat teraman untuk berlindung, namun disaat yang sama aku mencemaskan segalanya...

"Ayo plang. Sekarang." Aku tak mengatakan apapun disepanjang perjalaan pulang. Ia menatapku dengan cemas sesekali sembari mengemudi. Aku tak dapat menatap wajanya setelah apa yang aku liat. Ia mengantarku sampai depan apartemen. Aku segera keluar dari mobil. Ia melepas sabuk pengamannya dan keluar dari mobio juga. Dengan canggung aku berkata, "
"Terimaksih, hari ini sangat menyennagkan. Hati-hati dijalan."

   Aku segera masuk ke apartemen. Pikiranku campur aduk. Apakah aku akan membuatnya dalam bahaya? Aku tidak dapat membohingi diri jika aku memikirkannya sepanjang malam.

   Sedangkan Gavin masih berdiri bersandar pada mobilnya smebari emntap apartemenku dnegan kebingungan selaigus kecemasan. Setela lima belas emnit, ia masuk ke dalam mobil dna mendpaatki lipstikku yang tertinggal di jok depan. Ia endak mengembalikannya sekligus mengecek keadaanku, Karen perasaannya tidka enak sejak di kereta.

   Ia tak dpat berenti memikirkan ekpresiku. Namun saat keluar dari mobil ia meliat lampu apartemenku yang tibatiba padam. Ia pun emngurungkan niatnya dan kembali masuk kedlaam mobil. Ia menaap apartemenku beberap saat sebelum ia melajukan mobilnya.
Esoknya dikantor, ia menungguku didepan kanor sembari meminum kopi dnegan geng CS. Lina meliat tatapan kecemasanku padanya.

   Lalu saat ia meliaku datang keranya, ia segera berdiri dan mengeluarkan listik dari saku jasnya. Geng cs dan Lina sangat terkejut dnegna apa yang mereka liat. Aku mengambilnya tanpa mengatakan appaun. Ia tersu meliatku berjalan menjau dnegan cemas.

~🍁

"Kak, ada undnagan dari Korea." Ujar Alan dnegan senang. Gavin yang baru saja masuk ke apartemen mengambil undnagan dari tangan Alan. Ia menyobek ujung surat dan meliat undgan reuni angkatan 2014 universitas Seoul. Ia meliat darter maasiswa dan emndapati nama Woocan di angkatannya. Ia menyerakan tas kerjanya pada Alan dan duduk di sofa sembari memandangi nama Woochan dengan tidak percaya.

   Lalu saat ia meliat daftar mahasiswa seangkatanya di internet, ia semakin terkejut kerana melihat wajah lelaki di poster yang sering aku pandangi. Lelaki yangaku sebut sebagai pemilik hatiku sekaligus lelaki yang membuatku tidak mempercayai lelaki tampan

    Gavin pergi ke Korea setelah mengambil cuti. Dua lelaki tampan dengan tubuh yang proposional itu bertemu di salah satu kafe di gangnam. Mereka berbincang seperti teman lama
Malamnya para alumni datang ke pesta yang diadakan di atas hotel termegah di gangnam. Woochan dan Gavin telah menjadi teman, mereka saling mengobrol diantara ratusan alumni yang datang. Lalu malampun semakin larut, para alumni duduk dengan santai sembari mendengarkan alunan musik klasi korea.

   Gavin dan Woochan masih ayik mengobrol, dan tidak menyadari seorang wanita dengan dress hitam selutuh mendatangi mereka. Wanita dengan rambut coklat lurus dan wajah yang cantik itu membuat semua orang tak dapat mengalihkan pandangan darinya. Lalu wanita yang kini menjadi model di Seouo itu menyapa Gavin dengan senyuman.
"Lama tak jumpa, Gavin." Ujar mantan Gavin di kampus dahulu. Wanita yang bernama Jessica itu berpisah dengan Gavin setelah dua tahun pacaran. Setelah merespon Jessica, Gavin mengajak Woochan pergi mengambil minuman lagi dan meninggalkan Jessica. Sekarang Gavin tak ingin berhubungan dengan wanita manapun

WORKING: You, Me And CoffeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang