Haechan mengehela nafas pelan saat mendapati beberapa tumpukan berkas ada di meja yang baru satu minggu ia tempati. Ia melirik kearah rekan kerjanya yang sedang menahan tawa.
Haechan mendengus pelan, "Kak ini seriusan aku yang jadi pembimbing skripsi? Segini banyak?!"
Haechan nyaris menjerit saat kembali melirik tumpukan berkas di mejanya. Ia memandang rekan kerjanya sesama Dosen dengan pandangan memelas. Ia baru saja mulai bekerja, ingin merasakan sensasi mengajar dikelas. Bukannya dikejar mahasiswa untuk bimbingan.
Jeonghan, salah satu dosen wanita disana menggelengkan kepalanya pelan lalu menghampiri Haechan yang nyaris menangis karena frustasi. Wanita cantik itu mengelus pundak Haechan lembut lalu mengambil tumpukan berkas di meja Haechan.
Wajah Jeonghan berubah menjadi datar saat berhadapan dengan dua rekan prianya yang kini sedang menahan tawa, "Seneng banget jailin anak baru. Mau gue lempar pake pantofel lu berdua hah?!"
Dan tawa dua pria itu meledak saat melihat Haechan yang kini memajukan bibirnya, merajuk pada mereka semua.
"Sorry Han, abisnya gue greget banget liat Haechan yang harusnya masih ngurus skripsi malah udah jadi dosen aja."
Jeonghan mendengus lalu menaruh 5 berkas diatas meja pria yang tadi berbicara, "Terserah. Urus saja 5 mahasiswa bimbinganmu ini Kim Jongin."
"Anjir! Lu dapet 5 bang? Gue gak ada segitu deh perasaan."
"Eitsss siapa bilang, lu dapet 8. Semangat Choi Seungcheol!"
Seungcheol menatap Jeonghan terkejut, "Yang! Yang bener aja dong?!"
Jeonghan mengendikkan bahunya acuh lalu menatap Haechan, "Kamu dapet satu dek. Ingetkan yang di bilang Bu Baek kemarin?"
Haechan mengangguk, "Inget kok kak."
Haechan duduk santai di kursinya lalu mengambil ponselnya dan membuka aplikasi untuk memesan makanan, "Aku mau order sarapan, ada yang mau titip?"
.
.
.
Mark memarkirkan motor Honda Supra X keluaran 1997 nya di pelataran parkir kampus dan segera menuju ruang Dekan FEB. Dia mendapat telepon untuk menghadap dari dua hari yang lalu, namun baru sempat ia penuhi sekarang. Semoga saja ia masih diberi kesempatan bernafas setelah ini.
Mark mengetuk pintu di depannya dan membuka pintu itu ketika mendapat perintah dari dalam.
"Mark? Akhirnya kesini juga kamu. Sini duduk."
Mark mengangguk sopan lalu duduk di depan sang Dekan, Kim Minseok.
"Kamu semester ini udah mulai ngurus skripsi kan?"
"Iya Pak. Kemarin baru selesai ngurus KRS. Hari ini setelah menghadap Bapak, saya akan menghadap Bu Baekhyun untuk membicarakan Dosen Pembimbing."
Minseok tersenyum lalu menganggukan kepalanya, "Bagus. Jangan sampai tidak wisuda ya."
"Baik Pak. Saya akan selesaikan semester ini."
"Baiklah. Oh iyaa, saya mengundang kamu kemari karena ingin membahas kerjasama kita."
Mark tersenyum. Dia sudah menduga bahwa Dekannya akan membahas masalah ini.
Setelah menyelesaikan pembicaraan mereka, Mark segera meninggalkan ruangan sang Dekan dengan bersungut-sungut.
Kini Mark sedang berdiri di depan ruangan ketua Jurusannya, hendak menemui Dosennya. Tapi sebelum itu, Mark menyempatkan dirinya untuk kembali memisuhi kelakuan Dekan Fakultasnya.
"Itu lagi itu lagi. Anjing males banget gue bahas beginian. Kan gue udah bilang santai, tapi ya emang namanya orangtua gak bisa gak cerewet! Anjing pusing kepala gue."
"Heh!"
"SETAN!"
Mark melompat dari tempatnya berdiri dan mengelus dadanya pelan. Ia menolehkan kepalanya kearah kanan, hendak mengumpati orang yang membuatnya terkejut setengah mati. Tapi sayang, segala umpatannya kembali tertelan saat melihat siapa disampingnya.
"Apa kamu? Kenapa liatin saya begitu? Terus tadi kamu ngatain siapa? Gak sopan!"
Mark mengerjapkan matanya saat melihat orang didepanya yang baru saja memberikannya omelan gratis.
"Heh kalo orang tanya di jawab! Kamu mahasiswa kan? Mana sopan santunnya?"
"Kamu juga mahasiswi kan? Mana sopan santunnya? Oh, kamu mahasiswi baru? Saya semester 12 loh dek, sopan sedikit sama senior."
Mark terkekeh saat melihat wanita di depannya itu kini melotot dan meniup kasar poninya dengan bibir bawah yang sedikit maju.
"Apa?! Mahasiswi baru?! Saya ini Dosen!"
Mark tertawa ringan, "Jangan bohong gitu dek sama senior, gak baik."
"APA?! Heh denger ya mahasiswa semester 12 yang belum wisuda! Saya ini Dosen!!"
Mark kembali tertawa, "Iya deh iyaa, Dosen~"
Mark tersenyum kecil saat wanita didepannya mendengus dan menggulung lengan blazer coklat mudanya.
"Denger--"
"Loh Mark? Kenapa gak langsung masuk aja?"
Baekhyun yang keluar dari ruangannya menatap Mark heran. Lalu ia menoleh kearah kiri dan kembali dibuat heran, "Kamu juga kenapa gak langsung masuk Chan?"
Baekhyun menatap dua orang di depannya bingung sebelum bibirnya tersenyum dan ia menepuk kedua tangannya dengan semangat.
"Kebetulan kalian udah ketemu! Ngomongnya disini aja gapapa kan ya? Oke gapapa."
Mark dan Haechan menatap Baekhyun bingung sementara Baekhyun masih tersenyum lebar.
"Nah, Haechan masih inget kan kemarin saya bilang kamu bakalan jadi pembimbing salah satu mahasiswa kebanggaan saya? Ini dia orangnya, Mark Lee. Dan Mark, ini Lee Haechan, Dosen Pembimbing skripsimu."
"APA?!"
"HAH?!!"
*******
Gak pede sama chap ini. Gatau udah berapa kali ngulang ngetik😭
Semoga kalian suka yaaa💚
KAMU SEDANG MEMBACA
From A to Z [MarkHyuck]
Short StoryTentang Mark yang mengejar cinta sang pujaan hati, Lee Haechan bersama huruf-huruf cinta mereka. Mark x Donghyuck aka Haechan Markhyuck AU Lokal!GS