Part 6

73 25 21
                                    

"Ada yang berbeda, dan aku hanya bisa merasakan itu saat bersama kamu."

•Arkean Zico Pradipta•

Saat diperjalanan menuju sekolah. Zico melirik sekilas ke kaca spion, bibirnya terangkat untuk tersenyum karena ia bisa menghabiskan waktu dengan Ara.

Sementara gadis itu hanya menatap pengendara lain. Ara sejak tadi sedang menahan emosinya agar tidak memarahi Zico sekarang.

Zico merasa bosan. Karena sejak tadi tidak ada obrolan diantara mereka berdua, Zico lalu melirik kearah spion dan gadis itu masih tidak mau untuk membuka suara.

Zico mencoba untuk memulai pembicaraan, "Ara!" panggil Zico.

Ara tidak menjawab. Gadis itu masih sibuk menatap jalanan. Zico tidak boleh membiarkan perjalanan ini dilanda keheningan. Cowok itu harus berusaha agar Ara mau berbicara dengan dirinya.

"Ra!" Zico mencoba memanggil gadis itu lagi.

Masih tidak ada jawaban dari Ara. Jadi, Zico terpaksa harus melakukannya! Demi bisa berbicara dengan Ara.

"Sebelumnya, gue minta maaf kalo ini lancang. Soalnya gak ada cara lagi sih, buat bikin lo mau buat gue ajak ngobrol," ucap Zico kesal.

Ara mengerutkan keningnya. Gadis itu tidak mengerti dengan ucapan dari Zico itu.

Zico menarik nafas dalam-dalam. Cowok itu mulai menghitung angka dari urutan ketiga sampai satu.

Maaf ya calon pacar,- gumam Zico kecil.

1

2

Ar melotot dan kebingungan. Sumpah! Hatinya sekarang sedang berdetak tidak karuan, gadis itu sedang mewanti-wanti jika Zico melakukan hal yang tidak ia pikirkan sama sekali.

"Calon pacar! Gue minta maaf." teriak Zico.

3

Zico menge 'gas motornya dengan kecepatan diatas rata-rata. Cowok itu mengendarai motornya dengan aksi ugal-ugalan dijalanan. Sedangkan Ara langsung memeluk pinggang Zico, karena ia terkejut saat Zico mengendarai motornya dengan kencang.

"Zico! Gak usah ngebut!" teriak Ara histeris.

Zico tersenyum kecil dibalik helmnya itu. Tidak apa-apa kan? Modus sedikit hehe.

"Zico! Lo denger gue gak sih?" bentak Ara, gadis itu masih memeluk pinggang Zico.

"Apa gue harus kaya gini dulu, biar bisa ngobrol sama lo?" teriak Zico.

Ah! Ara mengerti sekarang. Ia baru sadar jika sejak tadi, Ara mendiamkan cowok gila itu.

"Gak gini juga! Gue takut," lirih Ara.

Gadis itu sempat menahan air matanya agar tidak terjatuh. Namun, ia tidak kuasa menahannya karena Zico tidak mau memelankan motornya.

"Ber-henti hiks," lirih Ara. Gadis itu menangis dipunggung milik Zico.

"Hiks, gue bilang berhenti!" teriak Ara.

Zico terkejut saat Ara berteriak dengan suara serak. Apakah gadis itu menangis? Ah! Jika benar. Zico akan menyumpah serapah dirinya sendiri, karena sudah membuat Ara menangis.

Zico memberhentikan motornya didekat sekolahnya. Padahal beberapa meter lagi mereka akan sampai, namun saat Zico mendengar gadis itu menangis. Cowok itu jadi merasa bersalah.

Zico turun dari motor kemudian menghadap kearah Ara yang masih berada diatas motornya. "Maaf." lirih Zico.

Cowok itu mengusap air mata yang membuat pipi gadis itu basah, "Jangan nangis, maaf." ucap Zico.

ArzicoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang