C15. Ļővë? ţhěñ Śwèet

14.8K 1.7K 33
                                    

"Cinta? Apakah aku bisa menafsirkannya bagai untaian kata?"
~

Jangan lupa vote! 😄
:
:
:
:
:
:
:
:

     Malam yg biasanya hening kini terasa ramai dengan sahutan kembang api yg meriah. Hime, dengan gaunnya yg sudah dipilihkan oleh geuri berjalan beriringan dengan moonia dan zain. Dibelakangnya, geuri, nana dan pelayan serta pengawal lain juga turut mendampingi mereka. Maklum, moonlight adalah penyihir bangsawan yg sangat kuat dan terkenal.

"Apa yg akan kita lakukan disini?" Tanya zain.

"Bagaimana dengan panahan sihir?" Saran moonia.

"Aku tak masalah, bagaimana denganmu hime? Kulihat saat pertandingan itu kau bisa memanah." Tanya zain kehime.

    Hime hanya mengangguk sambil melihat pada perlombaan panahan sihir.
Mereka pun berjalan kearah sana sambil melihat2 sekitar.

"Apakah kalian akan mengikuti lomba panah sihir?" Tanya panitia lomba panah.

"Ya."jawab moonia.

"Tapi aku tidak akan mengikutinya, kalian saja."

"Pilihlah panah kalian." Ujar panitia itu.

     Panahan sihir bukan hanya sekedar lomba yg bisa memanah bisa menang, akan tetapi, siapa yg bisa mengeluarkan sihir tenaga dalam dan memanah mata ikan yg berwarna merah dikolam. Panahnya sendiri bukan panah biasa dimana panah ini hanya akan berfungsi jika penggunanya mengeluarkan sihir tenaga dalam. Jika tidak, busurnya tidak akan melesat melainkan menjadi sangat berat.

     Hanya beberapa orang yg bisa mengenai mata ikan itu, itupun penyihir2 kuat.

"Apa kau tau? Kak zain waktu umur 10 tahun bisa memanah tepat dimata ikan itu!" Seru moonia.

"Benarkah? Lalu kenapa dia tak mengikutinya lagi? Bukankah dia hebat!" Heran hime.

"Kakak bukanlah orang yg suka menyombongkan kehebatannya, dia lebih suka berdiam diri dan mendekam diperpus. Itulah mengapa dia dijuluki ice prince dan mendapat gelar penyihir matahari agung karena kehebatannya!" Riang moonia.

"Jadi, kakakmu adalah pemenang pertandingan itu sebelum aku?" Terkejut hime sambil melihat kearah zain disampingnya dengan terpana.

"Iya! Wahh sepertinya kau baru tau! Kakak kupikir hime sangatlah kudet! Masa dia tak tahu kalau kau adalah penyihir matahari agung!" Seru moonia tertawa.

    Sedangkan zain hanya tersenyum tipis dan itu membuatnya menjadi perhatian karena jarang sekali kakak-adik moonlight itu tertawa ataupun tersenyum.

"Wahh.. mereka tampan dan cantik sekali! Beruntung sekali gadis itu berada ditengah-tengah mereka."

"Bukankah itu zain? Ya ampun dia sungguh tampan dari yg kulihat difoto."

"Siapakah yg akan bermain dahulu?"tanya panitia

"Aku! Aku dulu." Sahut moonia

    Moonia pun maju dan tepat diatas kolam dimana satu ikan bermata merah berenang dibawahnya.

    Moonia berkonsentrasi sekali untuk memanah mata itu.

MÄĞĮÇÃĹ ŞŤŔĒŚŚ (ÇØMPĻÉŤĘĐ)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang