14

1.1K 106 3
                                    

Kali ini Jungkook bangun pagi-pagi sekali untuk mandi dan membantu jin menyiapkan sarapan. Rencananya Jin hanya akan membuat nasi campur dan telur dadar gulung untuk mereka. Kemarin ia belum sempat belanja kebutuhan masak. Jadi ia hanya akan memanfaatkan bahan yang tersisa saja.

Jungkook membantu Jin bukan tanpa alasan. Ia ingin menceritakan kejadian yang menimpa Jimin semalam, mumpung anak itu masih tertidur pulas di kamar. Jadi Jungkook bisa leluasa menceritakan bagaimana akhirnya ia dan Jimin bisa bertemu di basement. Juga perkelahiannya dengan laki-laki yang telah mencoba untuk melecehkan Jimin.

Taakkkk...
Jin menggetok kepala Jungkook dengan sendok sayur setelah Jungkook menyelesaikan ceritanya. Yang digetok hanya bisa meringis kesakitan dengan perbuatan Jin kepadanya. Salahnya sendiri, kenapa Jungkook bisa begitu kejam kepada Jimin....
"Yakk... Kau jahat sekali jungkookah.... Kau telah menyuruhku untuk menolak dia menginap. Kasihan sekali Jimin, untung aku menerimanya. Jika tidak, aku akan merasa sangat bersalah saat ini"

"Bukan begitu Hyung, aku hanya tidak nyaman saat dia berada di sekitar ku" balas Jungkook sambil mengaduk nasi dengan saus racikan Jin.

"Wae?? Kau fikir Jimin adalah lalat pengganggu?" Tanya Jin. Ia sedang menggoreng telur dadar.

"Anii... Aku sendiri tak tau kenapa"

"Ahhh Molla, yasudah sebaiknya kau bangunkan Jimin untuk sarapan sana" Jungkook hanya bisa menuruti perintah Jin, jika ia menolak maka bisa-bisa bukan hanya sendok sayur yang digetokkan ke kepalanya tapi cobet untuk mengulak sambal juga. Ia pun pergi ke kamarnya untuk membangunkan Jimin. Semalam sepertinya Jimin tak tidur dengan nyenyak. Ia terus saja bergerak gelisah dalam tidurnya sampai membuat Jungkook yang tidur di sampingnya terbangun. Jungkook yang tak tega melihatnya, hanya bisa mengelus lembut puncak kepala Jimin sambil terus menerus menggumamkan 'gwaenchanha' di telinga Jimin. Mungkin Jimin merasa nyaman dengan perlakuan Jungkook, tidurnya jadi lebih tenang.

Baru sampai di depan pintu kamar, Jungkook sudah mendengar suara Jimin. Sepertinya ia sedang berbicara dengan seseorang di telepon. Karna berfikir tak perlu lagi baginya untuk membangunkan Jimin, Jungkook pun berbalik ingin kembali kedapur. Namun sebuah ucapan yang dikatakan oleh Jimin menghentikan langkahnya secara otomatis.

"Jadi kau yang telah mengirim orang itu kepadaku semalam?? Kau makin gila rupanya. Pergi saja kau ke RSJ, kau harus dirawat biar sembuh"

Jungkook hanya bisa mendengar suara Jimin dan sama sekali tak dapat mendengar suara orang yang ada di sebrang sana. Jungkook sangat penasaran, siapa orang yang telah mengirimkan pria asing semalam seperti yang Jimin bilang tadi... Sepertinya orang itu otaknya sudah rusak. Dia mengirim seseorang untuk melecehkan Jimin, ia sama gilanya dengan pria asing itu atau bahkan lebih gila.

"Fans kau bilang? Dia sama sekali tak pantas disebut sebagai fans!! Sasaeng bukanlah seorang fans! Mereka hanya benalu bagi para idolnya!!"

"Apa maumu hah?? Kenapa kau selalu menggangguku. Enyah kau dari hidupku"

"Uang, uang, uang dan uang. Kenapa hidupmu selalu saja tentang uang. Jika kau tak memiliki uang untuk hidup, kenapa kau tak mati saja??" Jimin menutup panggilan tersebut, kemudian ia mengangkat ponselnya tinggi-tinggi. Ia ingin menghancurkannya agar orang itu tak dapat menghubunginya lagi. Ia sudah muak berhadapan dengan orang bodoh yang hanya mementingkan uang. Jimin juga sudah lelah, hidupnya selalu saja berurusan dengan orang-orang gila yang tak tau hati dan otaknya berada dimana.

Saat ia sudah ingin menjatuhkan ponselnya, Jungkook masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Karna hal itu, Jimin pun jadi tak jadi menjalankan niatnya. Ia kembali memasukkan ponselnya ke saku celana jeans-nya. Yaa Jimin sudah mandi dan mengganti semua pakaian Jungkook dengan miliknya yang semalam ia pakai. Setelah sarapan, ia harus cepat pergi. Ia memiliki janji dengan Bang PD-nim.

Our Destiny | Kookmin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang