(XXVI) KELUARGA

382 34 3
                                    




Berbeda situasinya dengan orang yang lagi di mabuk cinta. Walaupun masih bertepuk sebelah tangan sih.
Jeongguk terus berlari masuk ke kamar selepas memarkir motor merah kesayangannya. Membungkus tubuh bongsornya dengan selimut tebal dan menjerit sekuat hati.

"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!" Nasib baik suara Jeongguk bagus, jadi jika jiran mendengar mungkin akan berpendapat seperti:


"Bagus suaranya.."


Atau



"Apa dia penyanyi ya?"


Sedangkan adik dari Jeongguk berlari gabut menyerbu kamar abangnya,


Brak!


"Bang! Lo didekatin tante tante make up tebal lagi?!"

Yah, kejadian itu pernah terjadi, jadi Somi hanya ingin membantu abangnya. Tetapi Somi hanya mendapati kepala abangnya yang menyembul di balik selimut tebal itu dengan muka datar yang dibuat sebaik mungkin.

"Apaan lo!"

"Gue sedang bahagia ini..." ucap Jeongguk tanpa sedar.

Somi memicingkan matanya ketika mendapati warna merah tipis yang menyeruak di wajah Sang abang. Somi langsung mendekat dan duduk di atas ranjang Jeongguk berniat mendengar cerita orang yang bahagia.

"Kak Taehyung? Lo ketemu dia?"

Jeongguk hanya mengangguk. Tetapi senyumnya masih mengembang di wajah tampan itu. Somi yang melihat itu turut tersenyum. Jarang sekali dapat melihat abangnya yang tersenyum tulus begini.

"Gue..memegang tangannya Som..!" Teriak Jeongguk sebelum menguburkan wajahnya ke bantal empuk itu. Jeongguk rasanya mahu terbang aja ketika mengingat kehangatan dari telapak tangan Taehyung yang menghantar sengatan elektrik di hati Jeongguk.

Sedangkan Somi hanya menggelengkan kepala melihat tingkah sang abang. Agak agaknya apa reaksi anak anak di Universiti ketika mengetahui sisi Jeongguk yang benar benar parah ini.

Seketika terdengar teriakan sang Ibu dari luar kamar Jeongguk, sontak membuat kedua orang berbeda jantina itu menoleh dan segera keluar mendekat ke arah Ibu mereka.

"Ibu? Kenapa?" Soal Jeongguk, agak terkejut ketika melihat banyak beg kertas di ruang tamu mereka.

"Kalian tidak mahu menyapa ku?"


"Ayah?"

.........

Kini, kesemua ahli keluarga Jeon duduk di meja makan, bukan untuk makan malam. Melainkan ingin berbincang.

"Tidak kah ayah pulang terlalu awal malam ini?" Sarkas Jeongguk pada sang ayah yang sedari tadi hanya terdiam. Menatap apa tah lagi, mungkin permukaan ponsel rata itu lebih menarik dari melepas rindu dengan ahli keluarga.

Sunghun, hanya mengeluarkan senyum sinis nya. Lalu melepas kaca mata yang membingkai mata bulat itu. Dengan kedua tangan yang tertaut di atas meja. Sunghun memandang lekat ke arah Jeongguk yang membalas tatapannya.

Jika melihat dari sini, Jeon Jeongguk benar benar mengikuti sifat dari sang ayah. Dingin, tidak peduli. Tetapi begitu juga, Jeongguk itu anak dari kedua ibu bapanya. Jadi, tak semua gen Sunghun turun ke Jeongguk. Kalau Somi, gak tau ia ngambil gen siapa. Sikapnya begitu amat ;)

"Ah..aku berpikir jika aku sudah terlalu lama tidak membawa kalian keluar bercuti..Benar?"

Ibu mereka, Jeon Mina hanya bisa mendengar kata kata yang keluar dari mulut sang suami. Tidak berniat untuk menyela atau membantah sama sekali. Somi yang melihat sang ibu seperti itu langsung menghulurkan tangannya dan mengelus punggung tangan sang ibu.

Hubungan kedua ibu bapa mereka agak merenggang, kerana pekerjaan sang ayah yang entah ada atau tidak. Sang ayah yang jarang pulang dan kurang meluangkan masa berharga bersama mereka lagi.

"Aku tidak kisah jika ayah ingin bercuti atau tidak. Yang pasti, aku tidak akan ikut"

Berbincang dengan anak yang berumur 23 tahun dan mempunyai penyakit keras kepala yang sudah kritikal itu memang payah, disebabkan itu Sang ayah perlu membujuk anaknya dengan hati hati.
Api bercampur dengan api sangatlah tidak bagus, jadi di sini, Sunghun akan menjadi airnya. Walaupun sedikit mendidih.

"Kenapa kau tidak ingin ikut Jeongguk ah? Bukan kah sudah lama kita tidak bercuti bersama sama?"

Soal Sunghun, masih dengan nada suaranya yang melembut. Baru saja Sunghun ingin berbicara lagi, tetapi perkataanya dipotong oleh Jeongguk.

"Sebenarnya, ada yang ayah mahukan. Betul tidak?"

Jeongguk memberi tatapan tajam nya ke arah sang ayah yang sudah melunturkan senyum manis nya. Digantikan dengan sorotan remeh yang bisa membuatkan hidup seseorang porak poranda. Tapi tidak dengan Jeongguk yang 11 12 sama seperti sang ayah.

"Sepatutnya, aku sudah tahu bahawa kau bukan jenis yang suka berbasa basi..."




"Bulan depan...kita akan berpindah. Jauh...dari sini."

Detik itu juga Jeongguk bangun. Sempat menghentak meja kayu itu dengan kepalan tangannya yang tidak main main. Mina dan Somi hanya bisa menundukkan kepala, tidak berani untuk membantah atau menenangkan.

"Aku. Tidak akan beranjak dari sini."

Sungguh dingin, seluruh tubuh Jeon Sunghun membeku di dapur. Bola matanya hanya mengikuti pergerakkan Jeongguk. Mengabaikan sang isteri dan anak perempuan yang bergetar ketakutan akan kekerasan rumah tangga.

......

To be continue...

Love You ♡[ KOOKV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang