Kembar...

1K 89 37
                                    

"Mas... aku kontraksi lagi. Ini udah... gak tahan banget.", Eunbi megang perutnya yang sudah sangat besar. Berdirinya saja sudah tak kuat saat ini.

"Yaudah, kita ke rumah sakit sekarang ya.", Daeyeol sang suami membantu Eunbi untuk berjalan ke luar rumah biar bisa masuk mobil, kan mau ke rumah sakit.

Daeyeol seorang chef yang cukup terkenal dan punya restoran bintang lima. Tadi siang Daeyeol lagi banyak pelanggan, tapi istrinya nelpon minta dia pulang. Jadilah kerja setengah hari doang si Daeyeol. Maklum, Eunbi sudah hamil tua. Tadi juga nelpon karena kontraksi.

Tadi tuh Daeyeol udah mau langsung bawa Eunbi ke rumah sakit, cuma Eunbi ngeyel, soalnya pas Daeyeol pulang kontraksinya berhenti.

Sekarang waktu menunjukkan pukul 17.43 dan Daeyeol sedang melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh menuju rumah sakit. Eunbi keliatan kesakitan banget. Dia sampai keringat dingin. Daeyeol berusaha tetap tenang. Takutnya kalau dia juga panik malah nyetirnya gak karuan.

Setelah beberapa menit, akhirnya mereka sampai di rumah sakit. Daeyeol langsung minta tolong perawat biar bisa nolong Eunbi. Soalnya ketuban Eunbi udah pecah. Daeyeol mulai panik takut Eunbi dan anak mereka kenapa-napa. Belum lagi Eunbi ini hamil gede, gak tanggung-tanggung langsung kembar empat.

Perawat sigap langsung baringin Eunbi ke atas kasur dan bawa Eunbi ke ruang bersalin.

"mas, aku takut...", lirih Eunbi. Tangannya kini menggenggam kuat tangan Daeyeol yang ikut berlari di sampingnya.

"Shh gapapa... kita udah di rumah sakit oke?", Daeyeol berusaha buat nenangin Eunbi.

Daeyeol sudah dengan pakaian lengkap berwarna biru muda dan masker serta penutup kepala ketika masuk ke ruang bersalin. Eunbi tampak gugup. Tangannya kini kembali menggenggam tangan sang suami.

Eunbi sudah dibius lokal dan akan segera menjalani operasi. Awalnya dia mau melahirkan secara normal saja, tapi melihat kondisi Eunbi yang hamil besar, dokter menyarankan untuk operasi saja. Belum lagi Eunbi yang tampak sudah tak bertenaga ketika sampai di rumah sakit.

"Mas..."

"Iya?", Daeyeol natap mata Eunbi lekat-lekat dan tersenyum. Ia masih terus berusaha mengurangi rasa takut Eunbi.

"Jangan lepasin tangan aku.", ucap Eunbi.

"Gak akan sayang.", Daeyeol mengecup punggung tangan Eunbi.

"Kami akan memulai operasinya.", ucap dokter yang menangani Eunbi. Daeyeol mengangguk pada dokter sebagai tanda persetujuan.

Daeyeol sendiri cemas. Jujur saja jantungnya juga berdegup kencang. Sebentar lagi, ia bisa menjumpai sang buah hati. Orangtua mana yang tidak deg-degan?

Dokter dan perawat mulai melakukan pekerjaannya. Sementara Daeyeol masih setia menatap mata istrinya lekat-lekat. Tampak jelas pada mata keduanya, mereka sama-sama gugup menanti sang buah hati. Setelah beberapa menit, suara tangisan memenuhi ruangan itu.

"Bayi pertama perempuan, selamat bapak Daeyeol dan Ibu Eunbi.", ucap salah seorang perawat yang kini membawa bayi kecil itu untuk dibersihkan.

Mata Daeyeol dan Eunbi juga berkaca-kaca mendengar tangisan putri mereka. Malaikat kecil pertama yang akan menghiasi kehidupan mereka.

Tak lama berselang tangisan kembali terdengar.

"Bayi kedua dan ketiga laki-laki, selamat.", ucap perawat lainnya yang juga membawa kedua bayi itu untuk dibersihkan.

Tak lama berselang, tangisan bayi kembali terdengar. Tangisnya cukup kencang dibanding ketiga kakaknya.

"Selamat! Yang terakhir perempuan. Keempat bayi anda sehat.", ucap perawat yang membawa bayi terakhir untuk dibersihkan.

Siblings Complexity [Chaewon x Bomin x Yunseong x Yeonhee] Woollim 00zTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang