Hallo? Sehat semua kan kalian?
Udah siap buat baca sweet Dimas? Aku yakin sih kalian belum siap. Jadi like, komen dan kasih tau temen-teman yang lain untuk ikut baca cerita ini😫🤣
Typo, Eyd, dan penggunaan tanda baca masih tidak beraturan, jadi tolong di ingatkan!!!
*****
Satu masalah selesai, akhirnya pertanyaan tentang siapa Alya sudah terjawab. Ifand juga sudah mendapatkan jawaban kenapa gadis itu pergi. Nabila bersyukur setidaknya kakaknya itu bisa tidur dengan tenang walaupun cintanya belum tentu akan kembali.
Nabila memejamkan mata melihat matahari pagi dari balik jendela mobil sedan hitam milik sang bunda. Terhitung sembilan hari Nabila bersekolah di SMA Majastic dan hari ini Nabila ingin memulai semuanya, mengawali semuanya dengan bahagia.
"Bekalnya udah dibawa kan?" Tanya Anita, sosok wanita paruh baya itu masih begitu fokus menyetir dan memperhatikan jalan raya.
"Bawa." Jawab Nabila.
"Bunda minta maaf ya-" Anita menghela nafas, matanya terpejam sejenak. Mobil itu berhenti tepat didepan gerbang sekolah.
Nabila yang ingin turun pun menghentikan niatnya dan beralih menatap sang bunda.
"Bunda- bunda kenapa?" Tanya Nabila. Ia bisa melihat tatapan sendu dari wanita yang begitu ia sayangi itu.
"Maaf in bunda ya nak, bunda enggak sadar kamu udah tumbuh segini besar. Banyak hal yang bunda lewatin tentang kamu, bunda terlalu sibuk sama pekerjaan bunda sampai lupa anak anaknya udah tumbuh besar dan sebentar lagi akan ninggalin bunda."
"Bunda- bella sayang bunda." Nabila tidak bisa berkata kata, ia langsung memeluk erat Anita. Persis seperti kemarin pelukan rindu dan sayang.
"Bunda janji bunda akan ganti waktu yang udah bunda sia-siain yang harusnya sama kamu. Bunda akan ngurus kerja dari sini, bisa akan sering dirumah dan ngobrol sama kamu, maaf in bunda ya nak?" Ujar Anita. Dua insan manusia itu melebur dalam pelukan dan air mata yang tercurahkan karena perasaan saling menyayangi.
Nabila tidak marah dengan Anita yang sibuk bekerja, ia sudah dewasa untuk tau dan paham tentang kondisi sang ibu. Menjadi singel mam memang bukan hal yang mudah, Anita harus berjuang menghidupi dua orang anak dan membiayai sekolah.
"Udah sana masuk nanti kamu telat." Anita melerai pelukan Nabila.
Nabila mengusap pipinya yang mengeluarkan air mata, yah maskara-nya luntur deh.
"Jelek banget, maskara sama bedaknya luntur." Ujar Nabila.
Anita terkekeh geli melihat putrinya yang terlihat kelabakan saat melihat wajahnya tak lagi serapi tadi.
"Tetep cantik kok anak bunda." Ujar Anita.
"Ya udah Bella masuk dulu ya Bun, Assalamualaikum, "
"Waalaikumsalam."
Setelah keluar dari mobil, Nabila melangkah memasuki sekolah yang sudah rami dengan siswa siswi yang berlalu lalang.
Hari ini sepertinya Nabila merasa cukup baik. Tidak ada tatapan kebencian dan tidak suka dari siswa Majastic pagi ini kepadanya. Semuanya terlihat normal dan Nabila harap hal ini akan berlangsung sampai ia lulus nanti.
Niat awal Nabila sekolah adalah untuk menuntut ilmu, ia tidak ingin terlibat masalah ini dan itu, tapi nyatanya harapan hanya harapan. Ia harus bertemu dengan sosok laki laki yang sampai detik ini masih mengusik pikiran dan perasaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Dimas
Teen Fiction" Untuk apa tuhan menciptakan mata kalau manusia menilai seseorang dengan telinga" ~Dimas "Semakin aku lari, semakin aku merasa ada sesuatu yang selalu menarikku untuk berbaik kebelakang, dan kembali melihat mu"~Nabila 🍁�...