Treize

205 34 69
                                    

Happy reading ^^

.

.

.

Perjalanan mereka menuju bukit sebenarnya tak terlalu jauh dari tempat berkumpul mereka sebelumnya.

Tapi karena Ren sudah memberitahu bahwa daerah ini belum pernah dilalui jadi masih banyak ranting berserakan dan pepohonan yang sangat rimbun. Sebenarnya sejuk tapi karena ini menjelang malam membuat udaranya sangat dingin.

Alice beberapa kali tersangkut ranting dan nyaris terjatuh tapi karena Arees terus memegang tangannya dengan sigap dia selalu menolong Alice.

Arees tak melepaskan sedetikpun genggaman tangannya pada Alice. Dia ingin menunjukkan bahwa dia benar-benar bisa menjaga Alice.

Alice sebenarnya sedikit risih karena Arees tak melepaskan tangannya walau sebentar. Dia merasa tak enak pada Ren. Padahal Ren malah terus tersenyum melihat tingkah dua orang itu yang benar-benar seperti pasangan kekasih sekarang.

Alice yang terkadang reflek berteriak saat terkejut mendengar suara sesuatu dan Arees yang langsung membawa Alice berlindung di balik punggungnya itu terlihat sangat menggemaskan untuk Ren.

Ren tak meragukan kalau mereka memang ditakdirkan bersama dan mereka pasti akan mendapatkan bunga Ofre itu, tapi yang dia ragukan pasti ada sesuatu yang akan terjadi di dalam gua nanti.

Ren merasa Arees masih menyimpan penjelasan yang ragu untuk dia bicarakan pada pangeran yang lain.

Saat mereka semakin dekat dengan bukit tiba-tiba suara rintihan Alice membuat Arees dan Ren menoleh padanya.

"Argghhh"

"Kamu kenapa Alice?" Tanya Ren.

Arees memperhatikan ada yang salah dengan kaki Alice.

Dia lalu membawa Alice duduk di tumpukan ranting pohon yang kering.

Arees lalu membuka sepatu Alice dan dia terkejut saat melihat kaki Alice yang sedikit terluka.

"Argghhh" rintih Alice lagi saat Arees menyentuh kakinya.

"Kakimu sepertinya terkena benalu beracun Alice" ucap Ren.

"Apa kamu bisa menyembuhkannya?" Tanya Arees.

"Aku tak bisa menyembuhkannya tapi aku hanya bisa mengurangi rasa sakitnya" ucap Ren.

Arees melihat wajah Alice yang menahan sakit dan sudah mulai terlihat pucat.

"Apa kalau aku menyalurkan kekuatan ku bisa menyembuhkan Alice?" Tanya Arees pada Ren.

Alice menatap Arees dan Ren sambil menggelengkan kepala.

"Jangan Rees, kekuatanmu belum pulih karena misi sebelumnya. Kalau kamu memberi kekuatanmu padaku bisa-bisa energimu akan terkuras semakin banyak" ucap Alice sambil menahan rasa sakit di kakinya.

Ren merasa setuju dengan ucapan Alice. Dia tau Arees pasti akan membutuhkan energi yang cukup besar untuk misi terakhir ini. Hingga dia tak boleh sampai kekurangan energi.

Arees tak menghiraukan ucapan Alice. Dia kembali bertanya pada Ren.

"Ren kalau kamu diam berarti aku bisa memberi sebagian energiku pada Alice agar kakinya bisa sembuh" ucap Arees.

"Tapi Rees kamu dengar kan apa yang dikatakan Alice. Saat ini kekuatanmu belum kembali sempurna. Jika energimu dipakai untuk menyembuhkan Alice kamu pasti akan kesulitan saat di gua nanti"

Arees kembali melihat Alice yang mencoba tersenyum seakan dia baik-baik saja, padahal Arees bisa melihat ada bulir keringat yang ada di wajah Alice yang menandakan dia sedang menahan rasa sakit.

MayDay || Victon [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang