( the beginning of the prefix )
Otak Chenle berfikir keras, walau sebenarnya itu tidak membuahkan hasil sama sekali.
"punya siapa?" gumamnya bingung. Dia meraba seluruh sisi permukaan bunga tersebut
Pria itu melirik baluttan kain tempat Bunga Mawar itu di dibaluti, tapi hasilnya tetap sama. Tidak ada apapun kecuali Bunga Mawar itu sendiri
"Sial, Bunga ini bikin penasarran aja" Ia menggaruk tengkuknya. memandang langit langit kamarnya, sambil berfikir secara logis.
PRANGG!!
"SIAPA YANG BERANINYA MENYENTUH?!" suara bariton itu mengerupsi seisi ruangan
bisa ditebak berasal dari ruang tengah lantai satu
Chenle dengan cepat menaruh bunga dan baluttan itu ke laci meja belajarnya dan segera pergi ke arah tangga pertama, memastikan apa yang terjadi disana
dan
ia melihat para pelayan dijajarkan termasuk dengan Kakak-Adiknya, semua berkumpul disitu menjadi satu kecuali dirinya.
"a-apa?" dari arah bawah kelima saudaranya menyoroti pandangan Chenle yang terlihat tak merasa bersalah, sorottan itu membuat pria muda ini getir
"JUNG CHENLE? TURUN!" ayah yang menyadari akan keberadaan Chenle meneriakki-nya, dengan sigap ia melakukan langkah seribu "I-iya Ayah"
"Tahan ayah!" teriak Jeno memberanikan diri melawan bentakkan ayahnya
Lelaki tua itu mengepalkan kedua tangan dan menaruh di punggungnya alisnya tertaut tajam "Siapa yang berani menyentuh barang istimewa Yoona?" sang kepala keluarga menseleksi dengan tegas
Chenle yang tak tahu akan keadaan itu segera melirik ke arah kakak-kakaknya yang menunduk diam, 'Ayah tidak biasanya seperti ini'
"Siapa lagi?! kalau bukan diantara kalian siapa lagi?!" bentak Donghae, Ayah mereka
"A-apa maksudnya yah?" Chenle yang tak tahu menahu memberanikkan diri untuk bertanya
"Seha, jelaskan pada Chenle aku sudah tak mau menghabiskan energi untuk mengulang lagi" Seha adalah pelayan sekaligus salah satu kepercayaan mendiang Ibu mereka
"Barang Nyonya yang disimpan di Etalase miliknya di ruang bawah tanah hilang" Seha menjawab dengan gemetar takut
Chenle tersentak, badannya membeku. Tak berani untuk melayangkan kalimat satupun, Demi Tuhan wajahnya sangat pucat
"Siapapun yang mengambil barang milik Yoona, akan terkena hukuman paling berat" Donghae menyapu pandangan keseluruh orang yang ada di depan dirinya, tak pandang bulu siapa yang ada dihadap-pan pria tua itu
Chenle mengulum bibirnya, keadaan memaksa dirinya untuk berbohong, itu pikirnya.
.....
Chenle menyadari ada seseorang mengikutinya dari belakang
"Jung Jisung" Chenle segera membalik-kan badannya, merasa dirinya tengah diikuti seseorang
"Yah, ketahuan" ledeknya, Chenle melipatkan kedua tangan nya ke depan dadanya "ada apa? mau menuduhku?" ya, pengumpulan yang dilakukan Ayah mereka baru saja selesai
"Aku hanya mencurigai" bantah Jisung dengan terhormat "mencurigai dengan menuduh itu tak ada bedanya" Chenle menaikkan kedua alisnya
Jisung hanya melemparkan pandangan datar seraya melemparkan kalimat tuduhan "Kak, kamulah orang yang ambil barang Bunda kan?"
"Iya" seringai Chenle membenarkan tuduhan Jisung
Namun, Jisung justru tak terkejut jauh sekali dari ekspetasi awal Chenle "Kenapa? mau mencuri?"
"Bukan urussanmu"
"kita keluarga"
"lalu?"
"kita berhak saling tahu"
"tak ada kewajibban anggota keluarga harus memberi tahu apa yang terjadi"
Chenle bergegas kembali ke kamarnya dan sudah menyusun rencana akan melanjutkan game yang ia mainkan kemarin
"Aku tidak akan memberitahu Ayah"
"mau menjilat?"
"tidak, aku hanya tidak ingin menambah beban masalah keluarga kita"
"terserahmu" Chenle mempercepat laju jalannya, disusul Jisung yang juga meninggalkan tempat pertemuan mereka
Jisung menimang kembali pikirannya, dan menghentikkan langkah "tapi aku tidak janji tidak akan memberitahu ke yang lain"
"mereka tidak akan percaya padamu" cekatnya, mereka sudah tidak berada lagi di titik awal mereka berbicara berdua.
tapi sebenarnya mereka tidak berdua, ada satu lagi disana yang sedang bersenyembunyi dan mendengar apa yang telah terjadi,
Jung Jeno.
Jeno yang sendari tadi menahan emosi mendengar tingkah kedua adiknya yang saling melempar jawabban yang sinis, dan mengetahui sebuah kenyataan bahwa Chenle lah pencurinya
"apa yang anak itu rencanain? perbincangan nya cukup serius" Jeno merekam segala percakapan itu, dan memikirkan apa yang harus dia lakukan dengan sebuah bukti besar tersebut
"apa aku harus..lapor ke ayah?" pikirnya ragu diambang iya atau tidak
.
.
.To Be Continued..
Papa donghae..
KAMU SEDANG MEMBACA
LEICWILSON
Teen Fiction" sebuah cerita hidup ke-enam bangsawan dan seorang wanita bunga mawar " - LEICWILSON ©2020 [#8 BANGSAWAN'20] [#4 MEMORI'20] [#25 KENANGAN'20] [#14 PERJALANAN'20] [#54 HAECHAN'20]