***
Sesudah Penasihat Kerajaan memastikan bahwa tak ada warga yang tersisa di aula Zeolle. Ia menyampaikan bahwa,Baginda Raja dan Permaisurinya. Tentu saja Tn. Cleo dan Ny. Pat. Untuk ikut dengan nya. Katanya ada beberapa urusan kerajaan yang harus dituntaskan.
Lain dengan diriku dan Eugene. Kami diperintahakan untuk meninggalkan aula. Ditemani seorang pria untuk melihat-lihat wilayah istana.
"Siapa namamu? Aku Matilda. Dan itu Eugene."Aku memperkenalkan diriku kepada pria tampan yang kini tepat berjalan disebelahku. Sembari menunjuk Eugene,yang berjalan lebih dulu dari kami.
"Luther Miano. Senang berkenalan denganmu Tuan Putri."Ia menjabat tanganku dengan lembut. Memperlakukan ku,layaknya pimpinan yang harus ia hormati.
"Baik. Kami bisa berteman."Aku membalas jabatan tangannya.
"Saya hanya seorang tangan kanan dari Baginda Raja,Tuan Putri."Ucapnya dengan suara yang amat sopan.
"Apa maksudnya tangan kanan dari Baginda Raja? Memangnya tangan kanan ayahku itu kenapa?"Tanyaku bingung.
Aku bisa melihat dengan jelas bahwa Luther sedikit menyembunyikan tawanya. Mengapa pria itu malah tertawa? Aku bertanya serius malah ditertawakan.
"Yang dimaksud tangan kanan dari Baginda Raja adalah seseorang kepercayaan Raja,Tuan Putri."
Apa Tuan Putri tidak boleh berteman dengan tangan kanan Baginda Raja? Tanyaku heran dari dalam hati.
**
Kami menyusuri sebagian wilayah Istana Zeolle. Hanya sebagian,istana ini sangat besar jika harus ku jelajahi semua dalam satu hari. Saat kami mengunjungi bagian pekarangan Istana Zeolle. Hujan turun dengan derasnya,dan membuat ku segera berlari mencari tempat berteduh.
"Cepat kemari Matilda."Teriak Eugene yang sudah berteduh dibawah pohon yang lumayan besar.
Aku melihatnya dan segera berlari,sekencang-kencangnya. Tak peduli dengan gaunku yang sudah basah kuyup.
"Berlari lebih cepat lagi,Tuan Putri." Ucap seorang pria yang sedang berlari menyusulku. Luther,pria itu melepas jas nya. Dan merentangkan jas miliknya diatas kepalaku.
"Terimakasih Luther."Pria itu tampan. Umurnya tidak terlalu jauh juga dengan umurku. Mengapa kami harus dilarang berteman?
***
Aku, Eugene, dan Luther masih berteduh dibawah pohon rindang sampai hujan pergi dengan sendirinya. Di bawah pohon tersebut, kami hanya saling tatap. Sampai pada akhirnya Eugene membuka pembicaraan.
"Mengapa kau tidak menemani Cleo? Katanya kau tangan kanan Raja."Tanya Eugene dengan tatapan mengintimidasi.
"Hari pertama,saya masih belum memulai tugas saya,Pangeran. Baginda Raja yang menyuruh saya menemani kalian."Jawab Luther tetap dengan suara yang sopan. Walau Eugene menunjukan sikap tak suka padanya.
"Apa urusannya denganmu?"Aku bertanya sembari menatap saudara laki-laki ku itu.
Eugene hanya menjawab pertanyaan ku dengan memutarkan bola matanya,tanda bahwa ia tidak menyukai pertanyaanku.
Tak lama kemudian,hujan pun reda. Aku dan Eugene berpisah dengan Luther. Kami berdua pergi menuju istana. Sedangkan Luther kembali menuju aula Zeolle. Katanya, Tn. Cleo memanggilnya untuk segera menanda tangani berkas.
"Selamat sore Tuan Putri. Saya Ellie,pelayan pribadi Tuan Putri. Mari Tuan Putri,saya antarkan ke kamar anda. Untuk bersih bersih."Ucap perempuan yang mengaku sebagai pelayan pribadiku,sembari membungkuk.
Apa-apaan ini? Wanita yang sudah jelas lebih tua padaku,memberi hormat sampai membungkuk seperti itu? Apa harus terus seperti ini menjadi Tuan Putri Kerajaan? Gumamku dalam hati.
"Oke. Gene aku duluan ya."Ucapku pamit sembari menepuk pundaknya. Dan segera berjalan mengikuti Ny. Eliie.
"Sampai jumpa nanti makan malam ngeselin."Eugene berjalan menyusulku,dan segera mengacak-acak rambut rapihku. Umurnya sudah empat tahun lebih tua dariku. Tapi sikapnya seperti anak umur empat tahun.
Aku berjalan menyusuri lorong panjang yang tak ada habisnya. Sampai pada sebuah pintu kayu yang besar. Dan Ellie menyebutnya sebagai kamarku. Pintunya saja sebesar itu, bagaimana ruangan di dalamnya. Mungkin besar kamar tidurku saja sudah melebihi besar rumahku dulu.
"Silahkan masuk Tuan Putri,anda bisa bersih-bersih dahulu. Makan malam dimulai jam tujuh malam Tuan Putri."Ucap Ny. Ellie yang sepertinya ingin meninggalkan ku sendiri.
"Baik Ellie. Terimakasih,kamu boleh pergi."
***
Aku memasuki ruangan yang disebut sebagai kamarku ini. Sebuah ranjang tidur yang berukuran king size dengan balutan seprai berwarna putih menyambutku. Terdapat dua anak tangga untuk menuju ranjang tidurku.
Ini benar-benar ruangan yang besar,aku bahkan bisa mengajak teman-teman ku untuk menginap disini. Gumamku dalam hati.
Aku berjalan ke bagian kiri kamar tidurku. Menuju meja tata rias bergaya kuno yang sangat cantik. Meja rias tersebut mempunyai warna kesukaan ku,cream. Meja rias tersebut berwarna cream dan sangat cantik. Semuanya sangat tertata rapih. Parfum-parfum, perintilan-perintilan seperti kalung, cincin, dan beberapa hiasan kepala. Benar-benar tertata sangat rapih dimeja tersebut. Membuat meja rias yang sudah cantik ini,lebih enak dipandang.
Aku sampai melupakan gaunku yang sudah sangat lepek. Aku segera mencari kamar mandi untuk segera bersih-bersih.
***
Selepas mandi dan sudah menggunakan gaun yang tersedia di lemari baju kamarku. Aku memutuskan untuk berbaring sebentar di ranjang,mengistirahatkan tubuhku yang sudah sangat capek. Menjalani hari ini. Dan sedikit ingin mengingat-ingat, bagaimana bisa Tn. Cleo dinobatkan menjadi Baginda Raja di desa ini.
Pada tahun 1972,di toko roti milik ayahku. Saat itu kami, kedatangan sebuah tamu yang sangat lusuh. Dirinya benar-benar kotor dan tidak terawat. Baju yang compang-camping. Rambut sebahu yang sangat berantakan. Tubuh yang sudah sangat kotor. Ia membawa sebuah karung besar di tangan kirinya.
Pria itu masuk ke dalam toko kami.
Toko roti Tn. Cleo. Membuat semua pelanggan pergi karena terganggu oleh bau badan pria itu. Tn. Cleo tidak mengusirnya. Ayahku itu tidak marah karena pria tersebut menyebabkan semua pelanggan nya kabur.Tak cuman sampai disitu. Pria lusuh tadi mengambil semua roti dagangan milik Tn. Cleo,dan memakannya dengan lahap. Semuanya berantakan. Aku berfikir toko roti kami akan mengalami kerugian besar.
Lalu,Eugene datang dan menyuruh pria itu membayar semua roti yang ia makan. Serta membayar kerugian toko kami sebab dirinya. Padahal Eugene tahu persis pria itu pasti tak punya uang sepeser pun.
Tak lama Tn. Cleo mulai merapihkan kekacauan yang disebabkan pria asing itu. Tanpa sepatah kata apapun. Raut wajah kecewa nya sudah terpampang jelas disana. Lalu,sesudah merapihkan semua kekacauan di toko roti. Apa yang Tn. Cleo lakukan selanjutnya masih tak dapat diterima akal sehatku.
~
Jangan lupa vote dan comment kalau kalian suka sama ceritaku ya. Terimakasih banyak :)
Staysafe and stayhealty 💙
KAMU SEDANG MEMBACA
C u r s e d W e d d i n g
FantasíaTerdapat sebuah desa bernama "Caiden". Desa tersebut memiliki salah satu adat istiadat yang masih kental hingga pada abad ke-20. Yaitu,seorang putra atau putri dari baginda raja tidak boleh jatuh cinta,bahkan sampai menikah dengan seorang budak. Per...