"Kamu harus jadi dokter"
"Kamu harus jadi pengusaha"
"Jangan jadi ini, jangan jadi itu"
"Kamu harus begini, kamu harus begitu" begitulah ujar orang tua kepada anaknya.Mana ada orang tua yang tidak menginginkan keberhasilan anaknya. Orang tua akan selalu mengusahakan yang terbaik untuk buah hatinya. Tapi, terkadang keinginanmu membuat kami para anak di lema. Kau menuntut ini itu dari kami. Dengan dalih itu yang terbaik bagi kami, maka turuti kata orang tua. Yah seorang anak memang harus berbakti kepada orang tua. Tapi, seorang anak juga manusia, punya mimpi sendiri, punya kehidupan sendiri. Mimpi sang anak yang berbeda dengan orang tua, bukan berarti dia tak berbakti. Karena dia anak mu belum berarti keinginannya sama dengan mu. Lantas kau membuat kami dalam dilema, meninggalkan mimpi dengan dalih berbakti dan meneruskan mimpi dikata tak berbakti. Pilihan seperti apa ini? Tentu kami tak bisa memilih selain berbakti.
Dear para orang tua, aku ceritakan satu kisah tentang seorang anak berinisial A. Sedari kecil A memang sangat pandai, selalu menjadi bintang kelas dan mendapat banyak prestasi. Di sisi lain A gemar menggambar. A selalu menggambar tak kenal waktu dan tak kenal tempat. Bahkan Ia menggambar di tembok dan meja rumahnya. Ayahnya lantas geram dengan A. Dengan dalih dia seorang perempuan harus menjaga perilaku lalu, melarang anaknya menggambar dan hanya fokus belajar. Tidak ada yang salah dari kata ayahnya bahwa seorang perempuan harus menjaga perilaku tapi, mengapa harus melarang anaknya menggambar. Belum cukup melarang putri nya, dia pun menambah dengan tuntutan putrinya harus jadi dokter. A memang anak yang penurut, dia melakukan semua yang dikatakan ayahnya. Hingga kejenjang perkuliahan, A masuk jurusan kedokteran seperti yang ayahnya inginkan. Sampai dititik puncak sang putri berhasil diterima di rumah sakit, bukan sebagai dokter tapi sebagai pasien dengan kelainan jiwa.
Aku tahu niat mu baik, ingin memberikan yang terbaik bagi anakmu. Tapi, ego mu membunuh mimpi anak mu. Seharusnya kau membimbing bukan menuntut. Semua anak menginginkan dukungan dari orang tua nya. Jikalau terjadi perbedaan, masih bisa di bicarakan sampai bertemu titik tengahnya, bukan memaksakan kehendak. Ini tentang kehidupan putra putri mu bukan tentang kehidupanmu, mereka yang menjalaninya.