namrif

17 3 0
                                    

Awalnya, sering melihat dia sedang berolahraga di lapangan. Selalu sedang bermain sepakbola dengan sepatu khasnya yang berwarna merah muda itu.

Hingga, saat classmeeting, dengan ketidaksengajaan dia muncul di hadapanku. Memegang priwitan. Namun, dia sedang tidak memakai sepatu khasnya itu.

Aku selalu memperhatikannya. Dalam hati, mengapa wajahnya seperti adiknya dia ya? Oh, atau mungkin wajahnya mirip dengan dia.

Semakin lama, semakin ke sini. Seperti ada magnet yang membuat mataku harus tertuju padanya.

Teringat, pada saat acara Pentas Seni. Aku sedang tampil di atas panggung. Sekilas aku melihat ada dia di ujung sana. Sedang duduk berkumpul dengan teman-temannya. Sepertinya -- tidak, aku yakin dia menertawaiku dari sana. Oh tidak, dasar adik kelas tidak sopan!

Sampai beberapa hari yang lalu, aku merasa sangat ingin tahu siapa nama dia. Aku menanyakan hal itu kepada teman sekelasku yang kebetulan kenal dengan dia. Setelah aku tahu namanya, aku segera mencari namanya di grup sekolahku. Ternyata ada! Oh, mungkin ini keberuntunganku.

Aku mengirimi dia pesan. Pesan singkat. Namun, tak ku sangka pesanku itu dibalas olehnya! Semakin lama -- tidak lama sih. Aku banyak -- tidak terlalu banyak juga. Aku ber-chat-ria dengannya.

Dan, hal yang menurutku membuat aku senang seperti orang sedang jatuh cinta adalah saat olahraga. Yang sangat kebetulan jadwal olahraga kelasku dengan kelas dia bersamaan. Rabu. Jadi, hari Rabu-lah yang sekarang ku tunggu-tunggu. Sungguh berlebihan bukan?

Tak tahu mengapa, saat mataku melihat sosok dia aku selalu menerbitkan senyuman yang mungkin terlihat sangat manis. Eh? Lanjutkan yang tadi! Saat olahraga, aku memperhatikan dia yang sedang bermain sepakbola. Dan... DIA MELIHATKU! Mata kami bertemu sesaat. Setelah itu, aku melanjutkan aktivitasku yang sedang ber-foto-ria bersama teman-teman perempuan kelasku. Dia juga melanjutkan aktivitasnya yang sedang bermain sepakbola.

Kemarin, aku tidak berolahraga. Ada perasaan yang tidak bisa ku jelaskan. Seperti... sedih-kah? Mungkin pikirku, karena aku tidak bertemu dengannya. Tapi, jika takdir aku akan bertemu hari itu, aku pasti akan bertemu dengannya hari itu juga. Benar saja, aku bertemu dengannya. Terlihat dia yang memakai sepatu khasnya itu sedang bermain bola basket. Aku masuk ke dalam perpustakaan. Setelah selesai mengerjakan sesuatu, aku keluar dari dalam perpustakaan. Aku tertawa dan mataku tak tahu mengapa seperti -- seolah-olah selalu saja mencari sesosok dia dengan cara melihat sepatunya itu. Aku sedikit terkejut. Yang ku cari ternyata ada di sana. Aku terus memperhatikannya. Dan... dia melihat ke arahku! Ya ampun...

Sampai tadi, hari ini sepulang sekolahku -- namun dia belum pulang karena hanya kelas angkatanku saja yang diperbolehkan untuk pulang. Aku melirik ke atas, ke arah kelasnya itu. Ternyata, ada dia di sana!

Oke, cukup. Sebentar lagi aku akan lulus. Mungkin, aku tidak akan bertemu lagi dengannya. JANGAN! Lain waktu aku pasti akan bertemu dengannya.

Mungkin, aku akan rindu dengan adik kelas yang bersepatu futsal warna merah muda ini. Ha ha ha.

Ditulis pada tanggal 5 April 2018.
Hari : Kamis
Pukul : 8.20 PM
Sambil mendengarkan lagu tidak memakai headset dan makan CHACHA.

NOTE :
Diketik pada tanggal 30 April 2018.
Hari : Senin.
Pukul : 8.20 PM.
Sambil mendengarkan lagu memakai headset.

(Sebenernya itu jamnya pas udah selesai nulis. Gak tau mulai nulisnya jam berapa. Gak liat jam dulu wkwk. Dan gak tau kenapa ngetiknya bisa sama kayak nulis selesainya jam segitu. Bisa gitu ya?)

RandomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang