25. Permintaan Maaf

55 10 3
                                    

Ucapkan maaf ketika kamu merasa salah, dan berilah maaf untuk mereka yang memintanya. Minta dan berilah maaf dengan tulus dan ikhlas.

•••

~Karya Rasa~

🌷🌷🌷



"Sya, Marsha..." Panggil Anita sambil mengetuk pintu kamar Marsha karena ingin mengajak adiknya untuk makan malam bersama.

Berkali-kali Anita mengetuk pintu, namun tidak kunjung ada jawaban dari Marsha. Anita mencoba membuka pintu dan ternyata pintu itu tidak terkunci.

Anita terperanjat karena melihat adiknya terbaring di atas tempat tidurnya dengan badan yang melingkar sambil memegangi bagian perutnya.

"Marsha..." Teriak Anita panik. "Udah gue bilang kan, lo harus segera ke rumah sakit."

Tak ada penolakan dari Marsha seperti yang sudah-sudah karena kini badannya sudah merasa lemah tak tak berdaya.

Anita segera meminta tolong pada sopir pribadinya untuk mengangkat Marsha dan membawanya ke rumah sakit.

Kini, Marsha sudah berbaring di atas ranjang rumah sakit di sebuah ruangan VIP, kondisinya sudah mulai membaik namun dokter menyarankannya untuk segera mengambil tindakan medis yang lebih serius.

Anita sedang berbincang-bincang pada dokter yang akan mengambil tindakan pada Marsha. Anita menghembuskan nafas lega, berharap jika kini adiknya itu benar-benar akan menyetujui ini semua.

Anita mengelus pucuk kepala Marsha dengan lembut membuat Marsha merasa nyaman karena kedua orangtuanya kini sedang berada di luar negeri dan tidak bisa mendampinginya saat berada di posisi ini. Namun, Marsha merasa senang karena tak harus memberitahukan apa yang kini terjadi pada kedua orangtuanya karena ia malas untuk mengikuti segala aturan yang nantinya akan mengekangnya karena alasan menjaga kesehatan.

"Sya, kata dokter lo harus segera di operasi untuk transplantasi ginjal besok. Kakak harap gak ada penolakan karena ini harus, ginjal lo itu udah parah banget dan harus segera diambil tindakan, kalau gak-"

"Apaan sih Kak, gue masih sehat kok." Bantah Marsha memotong pembicaraan.

"Harus!" Tegas Anita. "Udah kakak bilang kan dari waktu itu kalau ada orang yang mau ngedonorin ginjalnya, dan ini adalah rezeki lo karena bisa cepet dapet ginjal yang cocok dan orangnya bersedia ngedonorin ginjalnya, jadi gak ada kata menolak. Lo masih mau hidup kan?" Jelas Anita dengan tegas.

"Oke-oke...tapi mama sama papa gak usah tau soal ini. Gue males diribetin."

"Tapi kan, mereka wajib tau apa yang terjadi sama lo Sya, udah cukup gue nyembunyiin sakit lo sama mereka selama ini." Ucap Anita sambil mengerutkan dahinya.

"Ya terserah." Jawab Marsha dengan santai.

"Oke, gue setuju deh asalkan lo bisa sehat. Tapi, gue saranin supaya lo harus minta maaf ke orang-orang yang pernah lo jahatin, ke Haura contohnya." Ucap Anita yang membuat Marsha terkejut, dan diakhiri dengan tersenyum sinis.

"Nih, dengerin ya. Kalau ada orang yang dongkol sama lo terus hatinya sakit karena lo, takutnya itu bisa buat operasi lo gak lancar. Lo tau karma kan? karma pasti berlaku dan buat jaga-jaga, lo harus minta maaf dengan tulus ke orang-orang yang pernah lo buat kesel." Jelas Anita mencoba meyakini adiknya untuk membuka hatinya dan meminta maaf.

Marsha tersenyum sinis, berusaha mengabaikan perkataan kakaknya itu. "Gak ada hubungannya antara mau di operasi sama minta maaf." Jawabnya.

"Keliatannya gak ada...tapi itu sering jadi nyata." Ucap Anita mencoba menakut-nakuti.

 Karya Rasa (END✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang