"Cocok nggak mi kalau jadi menantu umi? ", saut angan yang tiba tiba memeluk uminya dari belakang.
"Nguping mas? ", sahut uminya yang hafal suara putra pertamanya measki tak perlu menoleh.
"Enggak mi, cuma ya nimbrung aja hehe".
"Dasar tuman", ucap nyai rosydah.
"Tapi kalau mau.. Umi tembungkan lo mas?, gimana? Berani mboten? ", tawar umi rosydah pada angan.
" cocok to mi sama mas? ", jawab angan ragu.
" la mas ngerasa klik gak sama alvi, nyambung mboten, trus punya tujuan yang sepemikiran mboten", tegas umi rosyidah.Angan senyum, ia tak menyangka jika uminya menanggapi ucapanya dengan serius. "Mii... Umi udah pengen punya cucu to?, kok kayaknya udah gak bisa dibercandain lagi hahaha".
"Ya pengen to mas, la kamu sama balya sekarang sudah gede, dewasa, kalau sakit gak ngadu keumi lagi, tapi ngadu ke wanita lain, anak kecil itu mas kalau sakit atau lagi berantem sama temennya larinya pasti ke ibuknya, gak ketemen ceweknya, ya umi merasa kalau kalian itu cepeet banget gedenya", ungkapan bu rosyidah pada kedua putranya membuat mereka terharu, betapa seorang ibu sangat sayang pada anak anaknya, bahkan ibu tidak rela jika dinomor duakan, atau diabaikan oleh anak anaknya."Umi.. Gak perlu khawatir, nanti tak bikinin cucu yang comel dan cerdas sama dek alvi wkwkwk", gelak angan yang mendapat tatapan cemburu dari adiknya.
"Huuss.. Kok fikiranmu sehalu itu to mas?, apa bulan depan aja umi. Jodohin kamu sama alvi? ", tawar bu rosyidah sembari menghadap angan dengan tatapan yang serius.
"Jangaaan mii!!", spontan balya tidak menyetujui usulan uminya.
"Loo kenapa lo dek?", tanya angan dengan sedikit pandangan mencari tau sesuatu yang janggal dari gelagat adiknya.
"Yaa.. Gak cocok aja sama mas, pokoknya jangan!!, udah gitu aja", jelas balya sembari berlalu yang membuat umi dan angan bingung ditempat."La kenapa nak? ", ucap umi rosyidah sembari menaikkan volume suaranya agar terdengar. Oleh balya.
"Udah ada yang punya soalnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
my coldest ustadz
Teen Fictiongimana rasanya jika kamu harus berurusan dengan seseorang yang kamu benci sekaligus harus kamu hormati karna ia adalah ustadz MU... itu lah yg di rasakan oleh Alvi santri baru ... apakah Alvi Bisa bertahan dg sikap dingin ustadznya...? let's reading...