{ Chapter 3 }

4.1K 485 5
                                    

Look at Prince Gulf <3

Gulf berjalan pelan mengiktui dua kakak beradik yang merupakan pelayan pribadi Mew. Saat dia selesai membersihkan dirinya, dia tidak mendapati pemuda tampan calon suaminya tersebut, melainkan dua pelayan dengan wajah mirip sedang menghadang pintu kamarnya.

Lorong ramai yang biasa Gulf lewati tampak sepi hari ini. Sejujurnya, seluruh kerajaan tampak sepi hari ini. Gulf berjalan tertatih sambil berusaha mengikuti langkah kedua pelayan tersebut. Bokong dan panggulnya sakit. Punggungnya juga tidak membantu sama sekali.

Dalam beberapa menit yang terasa panjang, ketiganya akhirnya sampai di pintu gerbang kerajaan. Terdapat lima buah mobil disana. Salah satu dari dua pelayan tersebut menggiringnya masuk kedalam mobil terakhir, sedangkan pelayan lain berjalan memasuki mobil dihadapannya.

"Kemana kita akan pergi?"

Hening. Pelayan dibangku depan tampak tidak tertarik untuk menjawab pertanyaannya sedikitpun. Gulf menghela nafas sebelum menunduk. Jari jari tangannya tampak lebih menarik dari apapun sekarang. Dalam beberapa menit, Gulf dapat merasakan mobil yang mulai melaju. Setidaknya sekarang dia terlepas dari nerakanya.

Keadaan hening tersebut terus berlanjut selama beberapa jam. Hening yang membuat Gulf merasa tercekik. Suara dan gerakan sekecil apapun yang dibuat oleh pelayan dan supir didepan membuatnya tersentak.

Mobil yang dia kendarai memasuki kawasan pelabuhan. Kapal kapal mahal dan mewah tampak bersandar indah pada dermaga. Memberika kesan elegan dan mahal pada kawasan itu. Kedua mata Gulf mengikuti gerakan pelayan asing tersebut dan turun dari mobil dan berjalan untuk membukakan pintu mobil miliknya.

"Silahkan turun." Gulf turun dengan hati hati. Apa mereka akan membuangnya kelaut? Gulf tidak akan kaget jika itu terjadi. Dia terlalu buruk untuk seseorang menginginkannya sebagai suami atau dalam konteks sekarang, istri mereka.

"Silahkan," pelayan tersebut menggiring Gulf memasuki satu kapal newah besar dihadapan mereka. Apa mereka akan membuanya ditengah laut agar tidak ada satupun orang yang menemukan mayatnya? Pikiran Gulf terus melayang entah kemana. Dia selalu melakukan hal ini, overthinking adalah makanan sehari harinya selama satu setengah bulan terakhir.

Gulf duduk dihadapan pemuda tampan yang baru saja membelinya beberapa jam yang lalu. Mew Suppasit. Gulf bersumpah dia pernah mendengar nama itu. Mew, Suppasit. Saat itu pula, sebuah bohlam menyala diatas kepalanya. Suppasit. Bangsawan keturunan barat dan asia yang termasuk sebagai keluarga yang paling berpengaruh satu dekade belakangan ini.

Kapal berlayar pelan menyebrangi lautan saan Mew akhirnya melepaskan pandangannya dari buku yang dia baca. Pelayan pribadi yang tadi masu kemobilnya dengan cekatan meraih buku bacaan Mew dan menawarkannya untuk beristirahat di kamarnya. Dengan satu anggukan kepala, pelayan tersebut dengan cekatan membereskan barang barang Mew sebelum dia menuntun sang tuan menuju kamarnya. Dia sempat melirik Gulf dan tersenyum singkat pada pemuda itu sebelum benar benar menghilang.

Gulf menatap sekelilingnya bingung. Dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan sekarang. Udara malam mulai menyapa kulit pucat pangeran tersebut. Gulf memeluk dirinya sendiri, berusaha untuk mencari kehangatan. Tidak ada satu orang pun yang lewat sedari tadi dan Gulf tidak tahu dimana dia harus beristirahat. Oleh karena itu dia hanya duduk disana, membiarkan udara dingin menemani malamnya.

[BROKEN CROWN]

Sinar matahari menembus tirai kamar Mew. Pemuda bangsawan tersebut menggerang kelas sebelum bangkit untuk duduk. Lengannya terasa sedikit kaku, membuatnya harus merenggangkan otot ototnya.

Pandangan Mew menyapu sekeliling ruangan. Dia tidak melihat tanda tanda pelayannya ataupun pemuda manis bernama Gulf kannawut yang akan menjadi istri nya dimasa depan. Mew menghela nafas sebelum memutuskan untuk bangkit dan berjalan menuju kamar mandinya, membersihkan diri. Dalam setenagh jam, Mew sudah keluar dengan bathrobe yang membungkus tubuh indahnya bak dewa yunani.

Techno, pelayan pribadinya dan juga adik dari Mild, pelayannya yang lain tersenyum sambil menyodorkan pakaian Mew hari ini. Pemuda pendek tersebut kemudian pamit undur diri dan berjalan keluar ruangan. Memberikan privasi pada tuannya. Mew menatap setelan yang disiapkan oleh Techno. Sebuah setelan modern berwarna biru tua. Techno memilih menyiapkan turtle neck berwarna abu abu muda yang dapat melindunginya dari udara dingin. Musim sudah berganti menjadi musim semi, dan udara menjadi sedikit lebih rendah dari sebelumnya.

Kedua kaki Mew berjalan menyusuri kapal. Dia memang sengaja menggunakan kapal pribadinya agar dia dapat beristirahat dan agar tidak ada satupun orang kepercayaannya dan keluarganya yang melihat calon istrinya.

"Techno, dimana dia?"

"Mild sedang menyiapkan sarapan anda di ruang makan."

Mew mengernyit, "Bukan Mild. Aku tidak dapat lebih tidak peduli mengenai orang itu. Gulf! Maksudku Gulf!"

"Gulf? Tuan Gulf kannawut adalah tanggung jawab Mild. Saya tidak tahu dimana beliau sekarang."

Kapal melaju dengan tenang, begitu juga dengan Mew yang memgangguk dan kembali berjalan menuju ruang makan kapal tersebut. Mew dan Techno berjalan beriringan hingga siluet seorang familiar tampak diantara bangku bangku kayu kapal. Techno adalah orang pertama yang menyadari keberadaan Gulf disana.

"Tuan, tuan Gulf sedang duduk disana." Pandangan Mew bergerak mengikuti arah telunjuk Techno. Dahinya mengkerut saat Gulf duduk dengan memeluk tubuhnya sendiri dikursi tersebut.

"Saya juga melihatnya di tempat yang sama semalam, sebelum anda kembali kekamar."

Langkah kaki Mew semakin mendekati pemuda manis itu, dan berhenti tepat disebelahnya. Salah satu kakinya menendang kasar bagian kursi membuat Techno sedikit tersebtak. Gulf bergerak gelisah sebelum benar benar membuka kedua matanya. Dingin, itu hal pertama yang ada dibenaknya, tetapi wajah datar Mew yang menjadi pemandangannya sekarang berhasil mengalihkan perhatiannya.

"S-selamat pagi?"

"Waktunya sarapan." Mew berjalan mendahului Gulf, membuat pemuda manis tersebut harus buru buru bangkit dan melangkah mengikutinya. Techno berjalan disebelahnya sambil tersenyum dan menuntunnya menuju ruang makan.

Tbc.
Makasi banyak yang uda vote dan comment. Hal hal kecil ini membuat author satu ini jadi semangat 45 ngetiknya.

Broken crown (MewGulf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang