Hari 6 DONGENG ITU BERJUDUL MATEMATIKA (PART 2)
Bab 2 Part 2"Cie, ada yang lagi patah hati ni. Sudahlah, untuk apa ingat kenangan tentangnya, lupakan saja," ujar Az-Zahra dengan penuh penekanan walaupun terkesan meledek. Ini dia, temanku yang suka ngoceh dan jahil, Az-Zahra. Dengannya aku bisa bercerita apapun walaupun banyak juga yang tertutupi dengan bahan cerita yang lain. "Iya juga ya, buang-buang waktu saja," ujarku bermonolog.
[Apakah 'kau dan aku hanya seperti hukum Coulumb? Yang kuat ketika dekat dan lemah saat berjauhan, 2 Februari 2020.] Sebuah pesan terkirim.
"Maksudnya?" Mencoba mengerti akan sesuatu yang belum terpahami. Namun, nomornya telah tertekan tanda blokir oleh orang di seberang sana, dan Ferdian hanya menatap kosong kata-kata itu.
Aku menyimpan duka, dan lama-kelamaan menjadi dendam yang tak terbalaskan. Aku tak peduli dengan orang-orang di sekitar, berakhir keluarga kena imbasnya. Untuk mengurangi rasa rindu ini, aku menoreh kata di status Facebook dan inilah dunia baruku. Aku memperdalam dunia literasi dengan menyembunyikan identitas karena keluarga tak menyukai hobi yang katanya sia-sia ini. Aku memang menyukai matematika, namun, kurang mengerti akan pelajarannya. Aku tak bisa model menghitung cepat, aku tak mengerti materi matematika. Keseringan aku menjawab dengan cara berbeda dari metode yang diajarkan baik dosen maupun guru. Aku hanya suka angka bukan rumus. Tak hayal banyak yang kagum ketika aku berada pada jurusan ini, namun, aku sendiri tak merasa bangga akan hal itu. Malahan aku malu, dengan membawa IP semester 1 bernilai 3,05.
"Azkia, kamu kenapa sih nggak bisa lupakan Kak Ferdian? Padahal dia nggak suka sama kamu. Semua rasa yang kamu pendam selama ini, itu percuma," tanya Az-Zahra dengan kesal.
"Aku bingung akan perasaan ini, apakah ini cinta atau hanya merasa bersalah atas apa yang terjadi di antara kami? Tapi kenapa perpisahan ini terasa sangat menyakitkan?" Teringat sudah akan kenangan dahulu.
***Sebuah pertengkaran terjadi akibat kesalahpahaman, aku yang begitu labil bahkan egois lebih percaya akan apa yang teman katakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Matematika Itu Romantis
RomanceSebuah kisah antara aku dan 'kau yang menjadi kita di dalam ikatan cinta matematika.