Penjelasan

593 68 4
                                    

"Ayo masuk."

Yoga menarik tanganku agar segera keluar dari mobilnya dan masuk kedalam rumah.

"Bentar"

Aku perlahan keluar dari mobil, merasa kurang nyaman karena dirundung malu. Aku datang kerumah keluarga Yoga dengan wajah yang sembab, dan hanya mengenakan piyama. Ya jelas saja, karena Yoga datang kerumah ku disaat aku akan beranjak tidur, dia pun tidak memberi kesempatan aku untuk berganti pakaian.

Aku dan Yoga memasuki rumahnya, kami berjalan seiringan. Aku jadi ingat terakhir kali main kerumah ini saat aku masih kuliah semester 4. Dulu aku sering datang kesini, terkadang hanya untuk numpang wifi-an, beruntung karena mereka sangat baik padaku. Tak banyak yang berubah, hanya saja kini dirumahnya terlihat ada 4 mobil yang berjejer di garasi.

"Itu mobil siapa aja sih? Banyak banget."

"Itu yang warna putih kan punya teh Lia, yang item gede itu punya a Kiki, yang item kecil itu punya a kiki juga, tapi dulu suka dipake sama saya kan, nah sekarang saya udah beli sendiri hehe.."

"Kalo waktu kecil, aku nyebut mobil yang kayak punya a Kiki tuh mobil penculik."

"Pasti gara-gara nonton petualangan Sherina ya?" Ujar Yoga dan dijawab gelak tawa olehku.

Baru melihat jejeran mobilnya saja aku sudah sangat iri dengan keluarga ini, karena mereka sudah sukses di usia yang sangat muda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baru melihat jejeran mobilnya saja aku sudah sangat iri dengan keluarga ini, karena mereka sudah sukses di usia yang sangat muda. Bahkan, untuk ukuran Yoga yang belum lulus kuliah pun dia sudah bisa membeli mobil sendiri karena dia memiliki usaha clothing baju garapan dia bersama teman-temannya. Dan clothing baju tersebut cukup terkenal di Bandung.

"Yaudah ayo masuk."

Yoga berjalan duluan di depanku. Isi rumah ini sangat sepi, tidak terlihat ada satupun orang di dalamnya.

"Mana yang lain? Kok sepi? Kamu bohong ya?"

"Bohong apa? Bakar ayam nya kan di taman belakang, masa mau di tengah rumah." Jawab Yoga yang tetap fokus berjalan menuju tempat yang dia maksud.

Sesampainya kami di halaman belakang, benar saja disana sudah ada a Kiki dan kak Julia yang tengah sibuk membakar dan membumbui ayam yang sebentar lagi siap di hidangkan.

"Eh Sarah, akhirnya dateng juga." Ujar kak Julia yang langsung menghentikan kegiatannya untuk menghampiri ku dan merangkul tubuh ini supaya ikut bergabung dengan mereka.

Gak tau malu banget sih, gak ada ngerasa bersalah gitu? Udah tau lo yang bikin gue mutusin Yuta. Sekarang bisa-bisanya bersikap biasa-biasa aja kayak gini?

Kira-kira begitu kalimat yang ingin aku ucapkan tapi aku tidak punya keberanian dan hanya bisa bergumam dalam hati.

"Sarah kemana ajasih udah gak pernah main kesini?" Tanya a Kiki.

"Ada kok, tapi kan kemaren sibuk skripsian."

"Ohh iya ya. Terus sekarang udah sampe mana skripsinya?"

101 [ YUTA ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang