06, separate

524 83 15
                                    

"Apa yang terjadi?"

"Kim Doyeon berusaha menyelinap di perusahaan Soobin hyung, dan akhirnya terbunuh oleh salah satu penjaga disana." jelas Taehyun.

Yeonjun terdiam, lalu mengambil ponselnya yang ada disaku jaket kulitnya. Memperhatikan Ahn Narin yang sedang berjalan menuju cafe tempat ia bekerja dari gpsnya.

"Kau akan membebaskan gadis itu?" tanya Taehyun yang ikut memperhatikan ponsel Yeonjun.

"Hm. Tidak baik baginya berlama-lama bersamaku, atau kejadian yang lalu akan terulang kembali." jawab Yeonjun.

"Sayang sekali, padahal saat bersamanya kau terlihat lebih bersemangat dan cerah, tidak suram seperti ini."

"Jaga ucapanmu, Kang Taehyun." sahut Yeonjun lalu pergi meninggalkan Taehyun.

"Benar-benar keras kepala."

———

Narin mengerutkan keningnya, menatap seorang pria yang sedang menyesap kopinya. Sedang apa pria itu ditempat kerjanya?

"Yeonjun? Sedang apa disini?"

Yeonjun menoleh saat seorang gadis berdiri dihadapannya, "Kim Doyeon sudah ditemukan," ucapnya.

Narin yang merasa tidak mengerti maksud dari perkataan Yeonjun mengerutkan keningnya, "Maksudnya?" tanya Narin dengan wajah bingungnya.

"Wanita yang kabur waktu itu, sudah ditemukan."

Narin yang akhirnya mengerti maksud dari perkataan Yeonjun tersenyum kecil. Ia teringat pertemuan pertamanya dengan Yeonjun. Saat itu ia tidak mengira kalau semuanya akan seperti ini, saat itu Narin juga tidak mengira, kalau ia akan jatuh hati kepada seseorang yang hampir melakukan aksi pembunuhan dihadapannya. Lucu sekali.

"Wah, cepat juga ternyata. Lalu bagaimana kabarnya?" ucap Narin basa-basi.

"Ia mati."

"HAH? KAU BENAR BENAR MEMBUNU—ashdjghykl,"

"Sstt! Jangan berteriak!" pekik Yeonjun sembari menutup rapat bibir Narin. "Aku tidak membunuhnya, ia mati sebelum kutemukan." jelas Yeonjun.

Narin yang masih dengan wajah shock nya berusaha melepaskan tangan Yeonjun dari bibirnya, "Bagaimana bisa? Sebenarnya apa yang terjadi? Mengapa kau terus-terusan mencarinya?" tanya Narin ingin tahu.

"Ah maaf, bukannya bermaksud ikut campur aku hanya—"

"Ia menjual informasi, data diriku dan juga beberapa temanku yang lain. Makanya kau bisa sampai diculik seperti kemarin, karena beberapa orang yang tidak suka padaku sudah mulai mengetahui beberapa informasi pribadiku." jelas Yeonjun.

Narin mengangguk-anggukan kepalanya mengerti, "Memangnya apa yang membuat mereka tidak suka padamu?"tanyanya.

"Aku dan orang-orang yang kau lihat dimarkasku kemarin, kami menjual senjata yang sangat sulit didapatkan, saking sulitnya orang-orang sampai ingin membunuh kami semua dan mengambil alih markasku, Vangeance. Tapi kalau soal Albrecht kemarin, itu karena adik dari Hwang Hyunjin menyukaiku dan aku selalu mengabaikannya. Tidak tertarik."

"Cih. Sombong sekali." sahut Narin sembari memutar kedua bola matanya malas.

Yeonjun yang melihat tingkah gadis dihadapannya itu hanya terkekeh kecil, lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Narin. "Apalagi yang ingin kau ketahui, nona? Ingin menjual informasi tentangku juga?"

"B-b-bukan! Bukan seperti itu! Aku hanya sekedar bertanya! Lagian kalau kau tidak mau menjawabnya aku tidak akan memaksa kok!" pekik Narin gelagapan sembari mendorong wajah Yeonjun agar menjauh dari wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"B-b-bukan! Bukan seperti itu! Aku hanya sekedar bertanya! Lagian kalau kau tidak mau menjawabnya aku tidak akan memaksa kok!" pekik Narin gelagapan sembari mendorong wajah Yeonjun agar menjauh dari wajahnya. Membuat wajah Narin seketika merah padam karena perlakuan tiba-tiba Yeonjun.

Yeonjun lagi-lagi tersenyum kecil, lalu tangannya mengusap lembut surai hitam Narin. "Pulanglah, lalu ambil barang-barangmu dan kau bisa kembali kerumahmu." ucap Yeonjun, lalu pergi meninggalkan Narin.

Ah, benar. Ucapan Yeonjun barusan menyadarkan Narin bahwa ia harus berpisah dengan pria itu. Mungkin tadi adalah obrolan terakhir mereka. Dada Narin seketika merasa sesak, menahan air yang sudah mendesak keluar dari matanya. Ia tidak mau berpisah.

———

Yeonjun tersenyum kecil sembari menatap ponselnya. Hari ini tepat sebulan setelah Narin meninggalkan mansionnya, tetapi gadis itu tetap mengenakan gelang yang diberikan Yeonjun sehingga Yeonjun masih bisa melacak keberadaan Narin.

Kadang Yeonjun sengaja melewati cafe tempat Narin bekerja, atau sekedar melihat Narin yang sedang menunggu bus didepan kampusnya, sayangnya ia hanya bisa memandang gadis itu dari dalam mobilnya. Ia tidak mau mengganggu kehidupan gadis itu lagi.

Tapi tidak dapat dipungkiri, Yeonjun rindu Narin-nya.

'Drrrt.. Drrt!'

Gelang yang dikenakan Yeonjun bergetar dengan kencang. Dengan sigap Yeonjun segera mengambil kunci mobilnya.

Sial, gadisnya kembali dalam bahaya!

———

Criminal | yeonjun.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang