14. PENYERANGAN DAN PENENANG

71 6 0
                                    

[JANGAN LUPA VOTE]




Keduanya sama-sama menghembuskan nafas panjang begitu keluar dari rumah Nyonya Kemuning. Mereka berdua sangat lega usai menyelesaikan misi yang menurut mereka sangat keramat dan resiko, juga menjebak.

"Utang gue beneran lunas Kas?Secepet itu?" Tanya Kaluna.

"Ya, sesuai kesepakatan." Ucap Kaisan.

"Apa gak terlalu mudah kalau 15 juta secepet ini lunasnya?" Kaluna masih belum percaya.

"Lo mau utang lo lunas gak?Kalau gak mau, gue untung dapat 2 jackpot, selain lolos dari pertunangan, gue juga dapat tebusan utang dari lo."

"Iya iya." Jawab Kaluna.

Mobil itu perlahan keluar dari sana. Menembus gelapnya malam. Sepanjang itu juga mereka hanya memilih untuk diam, lagi dan lagi. Sebenarnya mereka sama -sama sedang di serang dengan perasaan yang mereka sendiri pun tak mampu menjelaskan.

Kaluna menghela nafas panjang, lalu menguap beberapa kali. Ia kini mulai merasakan efek terlalu banyak makan. "Gue tidur ya, nanti kalau udah sampai bangunin. Ngantuk banget rasanya."

"Hm." Jawab Kaisan.

Kaluna benar-benar memejamkan mata setelahnya. Itu lebih baik daripada harus menikmati keheningan dan kecanggungan dengan mata terbuka, apalagi dengan Kaisan yang menurutnya bisa memicu darah tinggi dengan ucapan yang tiba-tiba penuh dengan kata yang menyebalkan.

"Ada apa?" Tanya Kaluna bingung ketika mobil itu tiba-tiba berhenti, ia belum lama tertidur jadi mudah terbangun. Kaluna melihat ke depan dan sudah ada sebelas orang menghadang mereka. Kaisan hendak putar balik arah. Namun segera dicegah Kaluna. Gadis itu menahan tangan Kaisan.

"Gak usah lari Kas. Hadapi. "

"Gak bisa, gue bawa lo, bahaya."

Kaluna berdecak. Menyentuh pundak Kaisan. "Kalau lo lari nanti gak kelar-kelar, yang ada malah kejar-kejaran. Mereka gak mungkin diam saja kalau lo kabur."

"Gak. Gue amanin lo dulu."

Kaluna menghela nafas. Ia menyentuh lengan Kaisan untuk meyakinkan.

"Jangan pegang-pegang." Ucap Kaisan dingin.

Kaluna menyingkirkan tangannya dari sana. "Kita hadapi sama-sama, gue juga bisa bela diri. Jangan jadiin gue alasan buat lo mundur dari mereka."

"Gak, kita pergi, Kaluna. Gue gak mau libatin lo dalam masalah gue."

"Mereka hentiin mobil yang kita naikin. Itu artinya bukan hanya masalah buat lo, tapi buat gue juga karena disini ada gue. Gue juga terusik."

"Gak gitu cara mainnya." Jawab Kaisan.

"Buka pintunya sekarang, kalau gak, gue bakal bilang ke keluarga lo kalau kita cuma pura-pura."

"Bangsat." Umpat Kaisan.

"Ayo, mereka udah berani hentiin kita. Lari malah bikin semuanya gak selesai. Sekalian kita selesain aja." Kaluna mengambil scrunchie dari tasnya untuk mengucir rambutnya. Setelah itu, ia keluar dari mobil Kaisan. Alisnya terangkat beberapa kali dengan senyum mengembang untuk mengajak Kaisan.

"Lo gila?" Kaisan hampir murka juga tak percaya dengan tekad gadis itu. "Lo bisa mati."

"Gak masalah. Kalau lo gak mau ikut, gue hadapi sendiri. Dan soal mati, semua manusia bakal mati kok."

KAISAN ; s e r a p h i cTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang