21. tanda-tanda?

6.4K 471 10
                                    

Jangan lupa vote sebelum/sesudah membaca cerita ini, usahakan untuk komen dan follow akun author eca_saf

Terima kasih
&
Selamat membaca

Pagi ini badanku terasa kurang enak, mungkin karena efek kelelahan dan pikiranku yang terpecah antara memikirkan segala sesuatuku dan Faza dirumah juga mas Jafran yang sedang pergi tugas.

Faza juga dari kemarin badannya hangat. Aku sudah membawanya pergi ke klinik tapi dokter bilang Faza hanya terkena radang saja akibat terlalu banyak minum air es dan makanan yang manis-manis.

"Nda auh, akit nda (bunda aduh, sakit bunda)" ucapnya mengadu.

"Iya sayang, sabar ya. Nanti cepat sembuh kalau Faza mau minum obat dan terus berdoa sama Allah"

"Za na embuh nda, Za engga au akit. Engge ena nda (Faza mau sembuh bunda, Faza engga mau sakit. Engga enak bunda)"

"Iya kalau begitu harus jadi anak baik ya. Faza kan anak bunda yang Soleh ya"

"Za mau ayah Nda"

"Ayahnya kan lagi kerja"

"Uruh ayah uang nda (suruh ayah pulang bunda)"

"Ayah belum boleh pulang, nanti kalau tugasnya sudah selesai ayah pasti pulang main lagi sama Faza. Jadi sambil nunggu ayah pulang Faza harus sehat supaya bisa main lagi"

"Uti nda enguk Za nda? (Muti engga jenguk Faza bunda?)"

Muti? Haduh anak ini benar-benar sudah terkontaminasi efek bucin.

"Engga, Mutinya lagi sibuk"

"Za au temu Uti nda (Faza mau ketemu Muti bunda)"

"Iya nanti ketemu ya, mangkanya Faza harus dulu biar bisa ketemu Muti juga"

"Za haus embuh ya nda (Faza harus sembuh ya bunda)"

"Iya. Cepat sembuh ya anak bunda"

Perutku terasa tak enak, seperti ada sesuatu yang mengocok dalam perut. Padahal aku tidak makan yang aneh-aneh, hanya makan nasi goreng saja tadi pagi sarapan dan menghabiskan sisa jajanan Faza.

Huekkk...

"Nda apa? (Bunda kenapa)" tanyanya panik.

"Engga bunda gapapa, Faza tunggu sini ya. Jangan main keluar, bunda mau ke toilet dulu"

Mual. Itu yang aku rasakan saat ini, rasanya seperti saat pertama kali aku hamil Faza. Tapi apa mungkin aku hamil lagi? Pasalnya aku baru saja mendapat jatah bulananku Minggu lalu.

"Za epon Oma ya nda (Faza telepon Oma ya Bunda)"

"Engga usah, bunda gapapa kok"

Aku memasang senyum palsu dihadapan anakku. Sungguh mualnya bukan main, ditambah kepalaku rasanya berdenyut sakit tapi syukurnya tidak pusing. Mungkin kalau rasanya semakin tak terkendali aku baru akan menghubungi ibu atau mamah.

Siangnya Faza tertidur dihadapan tv yang menyala. Kalau aku matikan TVnya ia akan terbangun, maka aku biarkan saja tv itu menyala menonton anak kecil yang tergeletak mengorok.

Huekkk...

Lagi-lagi aku kembali memuntahkan isi perutku. Tapi tak ada apapun hanya cairan bening saja, itupun sedikit. Tapi rasa mualnya sungguh sangat luar biasa. Rasa sakit dikepalaku mulai mereda setelah aku meminum obat warung, feelingku mengatakan bahwa aku mungkin saja hanya masuk angin.

Drtttt....

"Assalamu'alaikum mah, halo"

Mamah mertuaku menelpon diwaktu yang sangat tepat. Iya disaat rasa mual itu mereda tergantikan rasa pening yang mulai menyerang.

"Waa'alaikumsallam Mer. Kamu ada dirumahkan dengan Faza?"

"Iya mah, ada"

"Mamah mau ke rumah ya"

"Iya mah ke rumah aja, Faza juga masih tidur"

"Yasudah... Emm kamu mau sekalian titip sesuatu?"

"Engga mah, Mera engga pengin apa-apa"

"Yasudah mamah otw ke situ. Assalamu'alaikum"

"Waa'alaikumsallam warahmatullah"

Tok.. tok.. tok..

Baru saja berniat akan keluar, pintu rumah ku sudah diketuk orang.

"Assalamu'alaikum temen"

"Waa'alaikumsallam juga temen ada apa? Masuk Wa"

Nazwa, sahabatku yang sekarang sudah menjadi nyonya Raihan. Tinggal satu komplek denganku tapi rumah kami berjauhan.

"Aku bawa rujak nih kamu mau? Tadi mas Rehan bawa banyak banget"

"Wah rujak... Makasih ya Wa"

"Seneng amat dikasih rujak?"

"Kebetulan, kepala aku lagi sakit ditambah mual mulu dari pagi"

"Udah periksa ke dokter?"

"Belum. Mungkin masuk angin biasa"

"Kamu engga ikut program hamilkan?"

"Engga. Kenapa?"

"Siapa tahu hamilkan? Jadi Faza punya calon dedek"

"Huss... Sembarangan. Kamu kali tuh yang bakal kasih adik buat Faza"

"Jelas"

"Maksudnya kamu hamil?"

"He'em"

"Wah selamat. Sudah berapa lama?"

"Makasih. Emm... Engga tau hehehe"

"Loh kok engga tau?"

"Belum ke dokter, niatnya sore nanti nunggu mas Rehan pulang dinas"

"Ohh gitu, pokoknya doa aku yang terbaik untuk kamu dan dedeknya"

"Aamiin. Semoga kamu juga cepet isi biar Faza punya temen"

"Hahh... Tunggu nantilah"

"Niat baik engga boleh ditunda-tunda Mer, apalagi bicara soal anak. Anak itu amanah, dan kita sebagai orang tua yang diberi anak adalah orang tua yang sangat beruntung, lihat diluar sana banyak yang tidak bisa punya anak, atau malah menyia-nyiakan amanah dari Allah. Nauzubillah"

"Iya Wa"

Aku terdiam cukup lama, sudah beberapa orang memberiku motivasi agar aku bisa kembali segera menambah momongan. Tapi hatiku berkata belum siap, entah apa yang membuat aku seperti ini, aku sendiri masih bingung dengan jalan pikiranku.

Mamah datang dengan dua kantong totbag besar. Yang satu berisi mainan Faza, yang satu lagi berisi cemilan dan ada satu baju gaun bayi perempuan. Aku bertanya tentang bawaan mamah, tapi mamah hanya tersenyum simpul sebagai tanda jawabannya.

"Mamah tadi engga sengaja lewat toko baju bayi, terus liat baju itu lucu banget. Jadi mamah beli, takutnya nanti kehabisan mamah engga bisa belikan buat cucu mamah"

Ucapan mamah yang membuatku tertegun. Sebegitu banyaknya orang-orang yang menginginkan aku kembali hamil dan mempunyai anak. Faza, mas Jafran, mamah, ibu, Nazwa adalah orang-orang yang selalu memberiku saran dan keyakinan untuk kembali menimang anak.

"Mer, percaya deh. Seberat apapun tugas suami kita pasti Allah selalu ada dan melindungi dimana pun dan kapan pun. Kita boleh takut, tapi jangan sampai membuat orang-orang merasa kecewa dengan ketakutan kita. Bang Jafran pasti akan lebih bahagia kalau kamu mau mengabulkan permintaannya untuk kembali melahirkan seorang anak. Bahkan bukan hanya bang Jafran, tapi orang-orang disekitar kamu juga. Percayakan semua nya sama Allah, pasti akan ada jalan yang terbaik untuk keluarga kalian"

TBC

Terima kasih sudah membaca, maaf jika ada kesalahan kata² atau penyebutan istilah dalam penulisan. Salam hangat dari author ✌️

Me And You Future ~ Sah Bersama Mu?? 2 (Completed)  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang