Berdasarkan teori-suka-suka saya, kita cenderung menyukai sesuatu yang relate dg kehidupan kita. Misal kalau kita lagi bahagia, kita senang mendengarkan lagu high-beat. Kalau lagi sedih, kita memilih mendengarkan lagu "kumenangis membayangkan..." hahaha.Nah, barangkali ada alasan juga mengapa kita menyukai genre cerita tertentu. Jadi, buat Kakak2 yg suka cerita ini, apakah Kakak2...
- punya pengalaman kisah cinta agegap?
atau
- masuk ke klub penggemar pria2 matang (baca: om2)?
atau
- ga ada alasan khusus. Gemay aja sm Haris.
* * *
Ini bukan pengalaman pertama bagi orangtua Haiva menerima laki-laki yang ingin melamar anak gadisnya. Meski bukan hal yang terjadi setiap hari, sehingga ada sedikit rasa gugup saat menghadapinya, tapi ini pertama kalinya orangtua Haiva merasa gugup yang berlebihan saat menghadapi seorang laki-laki. Hal tersebut, tidak lain dan tidak bukan, adalah karena sosok lelaki tinggi besar di hadapan mereka ini memiliki aura kedewasaan dan ketenangan yang tidak dimiliki pemuda lain yang pernah melamar anak perempuannya, kakak Haiva dulu.
Tentu saja lelaki itu terlihat dewasa dan tenang. Kurang dewasa apa lagi coba? Usianya saja hanya beberapa tahun lebih muda daripada ayah dan ibu Haiva.
"Haiva ndak bilang bahwa Pak Haris akan datang kemari," kata ibu Haiva. Menunjukkan ketidaksukaannya terhadap kedatangan lelaki itu yang tiba-tiba, meski tidak terang-terangan.
"Mohon maaf saya datang tanpa kabar, Bapak, Ibu," kata Haris sopan. "Sebelumnya saya dan Haiva berencana kemari bersama. Saya juga sudah membeli tiket untuk kami berdua. Tapi kemudian, ada perdebatan antara saya dan Haiva, dan Haiva mengembalikan tiket yang sudah saya belikan. Saya bahkan tidak tahu bahwa Haiva memilih pulang kemari 2 hari lebih cepat dari jadwal yang sebelumnya kami rencanakan. Jadi saya mohon maaf kalau datang tanpa pemberitahuan dan membuat Bapak dan Ibu tidak nyaman."
Berdasarkan obrolan terakhirnya dengan Haiva, ibu Haiva, yang melihat Haiva terus membela lelaki ini, mengira bahwa Haiva masih memperjuangkan lelaki itu. Tapi kalau berdasarkan cerita Haris barusan, terdengar seperti mereka sedang berselisih hebat sehingga bahkan Haiva tidak ingin mengajak lelaki itu ke rumah orangtuanya. Dan hal itu justru membuat ibu Haiva tidak mengerti. Jika memang Haiva dan Haris sedang berselisih, mengapa Haiva tetap memperjuangkan Haris, dan mengapa Haris tetap nekat datang kemari tanpa Haiva?
"Iva sedang tidak di rumah, Pak," kata ibu Haiva kemudian. "Dia sedang pergi keluar bersama calon tunangannya."
Si dokter, anak Pak Camat, gumam Haris dalam hati.
"Tadi Bapak bilang bahwa Bapak berselisih dengan Haiva kan? Jadi kenapa Bapak masih kemari?" tanya ayah Haiva, (mencoba) berwibawa. Cukup sulit bagi ayah Haiva untuk bersikap tenang dan berwibawa di hadapan orang yang aura wibawanya sangat kuat.
Di sisi lain, Haris juga merasakan kegugupan yang sama. Meski dia sudah sering menghadapi auditor yang tegas, tapi dia baru 2x menghadapi orangtua dari gadis yang disukainya. Haris menelan ludah dengan kesulitan. Keadaan ini lebih menegangkan daripada audit dari FDA atau TGA.
"Saya... serius mencintai puteri Bapak dan Ibu," kata Haris akhirnya.
Ayah Haiva memejamkan mata karena langsung merasa pusing. Ibu Haiva juga kaget dengan keterusterangan seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CERITA YANG TIDAK DIMULAI
RomanceWORK SERIES #1 Aku selalu berandai-andai. Andai aku terlahir lebih lambat, atau kau terlahir lebih cepat. Apa kita bisa bahagia? First published on May 2018 Final chapter published on August 2020 Reposted on December 2021