48

618 65 13
                                    

Iori terduduk diam disamping Riku.Sudah hampir dua jam dari kepulangannya menjenguk Tenn,Riku masih belum juga terbangun.Iori benar-benar merasa kasihan,sungguh kejam perlakuan Tenn pada Riku tadi.Iori mencoba memegang surau milik Riku,lalu berdiri dan menatap wajah memelas yang sangat pucat itu.

'Baru kali ini aku melihat wajah kacau Nanase-san yang sedang tertidur,biasanya dia terlihat lebih tenang dan bahagia.Nanase-san,janganlah tertidur terlalu lama,jangan juga memendam rasa sakitmu sendiri.Kami semua akan mendengarkan keluh kesahmu,karena kami juga keluargamu'

Iori menatap pintu berjendela kaca kecil,terlihat ada Sogo yang masih menelfon seseorang diluar.Mungkinkah menejer?
Dia menatap kembali sang surau merah,masih tenang belum terbangun.Dengan pelannya dia mencoba mendekati kening Riku dan menciumnya.

'Dingin.Kapan kau akan menghangati kami lagi Nanase-san?'

Sakit,dada milik Iori terasa sangat sakit dan sesak.Apa ini,bahkan dia juga merasa air bening telah melintas dipipinya.Air mata kah?Rupanya Iori juga merasakan hinaan dari mulut Tenn.Kenapa dia juga merasa terpukul,padahal itu adalah sebuah kata untuk Nanase-nya.

Cklek..

Merasa ada seseorang yang datang,Iori sesegera mungkin mengusap air matanya.

"Iori-kun?"
Suara berat namun tenang ini sangat dihapal oleh telinga Iori.Dia membalikkan badan dan membungkuk untuk memberi hormat.
"Ketua"
"Aku dengar dari Mitsuki-kun kau membolos sekolah demi Riku-kun.Apa itu benar?"
"Maafkan saya,tapi-"
"Kau merasa dia adalah tanggung jawabmu bukan?Jangan terlalu menyalahkan dirimu.Kita semua salah,bahkan Riku-kun juga salah.Tidak ada yang benar disini.Kau masih muda Iori-kun,masih ada banyak sekali jalan berliku yang harus kau lewati.Kami yang tua sudah sering melewati itu,namun dengan jalan berliku tentu kita mendapatkan pengalaman dan kenangan baru.Benar begitu?"
"Iya ketua"
"Lalu,apakah jalan berliku itu akan menghentikan mu begitu saja?Jangan pernah kau memilih jalan yang salah.Walaupun ada banyak sekali rintangan,kau harus tetap melewatinya.Baik kau ataupun Riku-kun.Kita semua harus berjuang bersama-sama!"
"Ba-baik"

Ketua Takanashi itu mengelus surau milik Iori dengan lembut.
"Kau adalah orang yang baik,aku harap kau bisa mengerti apa yang aku bicarakan tadi Iori-kun"
"Iya,saya mengerti ketua"
Iori menunduk berusaha menyembunyikan air matanya yang masih dia tahan.Sedangkan ketua kini sudah beralih pada Riku.

"Dia orang yang kuat.Jika pengobatan disini tidak berhasil,aku akan membawanya kerumah sakit pusat"
"Ah maaf ketua,tapi saya sarankan jangan kesana"
Iori menatap Takanashi dengan tegang.Dia berusaha sebaik mungkin menutupi apa yang sebenarnya sudah terjadi.
"Le-lebih baik di tempat biasa dia dirawat.Saya dengar Nanase-san sudah sering dirawat disana.Pasti pengobatannya juga sudah cocok"
"Apa sudah terjadi sesuatu Iori-kun?"

Degh..

'Terbaca,apa aku terlalu blak-blakan mengatakannya?Apa yang harus aku lakukan?!'

Iori menunduk kembali dan terdiam.
"Ahaha..kau pasti ingin melakukan yang terbaik untuk center kita ini bukan.Baiklah,aku turuti perkataanmu itu Iori-kun.Tolong rawatlah dia.Terutama hati!"
"Eh?"
Iori benar-benar merasa panas dingin.Jangan-jangan Sogo sudah menceritakannya pada ketua?

"Baiklah aku kembali dulu.Tolong beritau kami kalau Riku-kun sudah terbangun nanti.Tsumugi akan segera kesini untuk menggantikan kalian berjaga"
"Ah terimakasih ketua,tapi kami juga ingin menjaga Nanase-san dan Rokuya-san"
"Oh ya,mengenai Nagi-kun,temanku dari kedokteran bisa dengan cepat menyembuhkan kakinya dengan terapi.Jadi aku pikir dia akan segera berjalan kembali.Tapi untuk Riku-ku,aku masih belum ada kabar.Mungkin akan sedikit susah menangani asma miliknya karena keturunan.Lalu,dia juga sering kambuh karena lemah terhadap perubahan cuaca"
"Kami akan berusaha supaya Nanase-san cepat sembuh ketua"
"Hmm..tepat seperti yang aku harapkan.Ku harap Idolish7 cepat bangkit kembali"
"Ya"

Memories MelodiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang